Saturday 28 May 2011

lobusingkam nauli oleh sandi sinambela


LOBUSINGKAM PALANGKA GADING
            Sebuah perkampugan yang terlihat sepi dan terlihat keramat, hanya ada delapan rumah ditengah hutan itu. Ditengah perkampungan itu terdapat parlinggoman (tempat berteduh) yang di tumbuhi satu pohon beringin yang rindang dan parik (tembok dari tanah )yang di tumbuhi bambu memagar di belakang rumah-rumah perkampungan tersebut, perkampungan tersebut dinamakan palangka gading yang terdapat di desa lobusingkam kecamatan sipoholon, kabupaten tapanuli utara, Sumatra utara.
            Nama palangka gading di buat para oppung (nenek moyang ) karena konon perkampungan tersebut adalah sarang dari harimau, disana banyak di temui gading, bukan hanya gading gaja tapi pada orang sekitar menyebut gading berupa tanduk-tanduk hewan yang di buru oleh harimau misalnya; tandik rusa, kijang, kancil dan hewqan liar lainnya. Dalam adat batak membuat nama perkampungan harus disahkan dengan melalui pesta adat batak dan biasanya memotong kerbau , oleh raja adat yang ada di daerah sekitar perkampungan. Perkampungan palangka gading di pungka(diresmikan ) oleh keluarga sinambela yang dulunya selalu di kejar-kejar oleh bangsa belanda maupun inggris. Lobusingkam khususnya palangka gading di kelilingi oleh bukit-bukit. Bukit di atas palangka gading itu terdapat juga satu tempat partonggoan (tempat untuk berdoa) oleh para oppung. Perkataan para oppung  parlinggoman yang di bangun ditengah kampung itu adalah karena saat oppung kami martonggo mereka menyaksikan cahaya putih mengelilingi kampung itu dan berkumpul di tengah kampung. Itu sebabnya dibuat pertanda dengan menanam pohon beringin di tengah kampung itu dan baru-baru ini penduduk kampung ada yang melihat cahaya putih itu kembali. Oleh karena perkampungan itu adalah jalur lintas oleh Sisingamangaraja XII (op. pulo batu, tuan Bosar). Dia selalu martonggo dan marlinggom di parlingoman itu. Lalu meneruskan perjalanannya ke barus melewati dolok utus sampai ke Sibolga.
            Penduduk palangka gading  mayoritas keturunan dari Sisingamangaraja IV (Tuan sori mangaraja)yaitu keturunan dari op.Siangin ,raja Salomo,raja Thomas, op.Panca, op.Bonggal, yang masih menetap di palangka gading. Sebagian juga sudah merantau ke luar tapanuli bahkan luar pulau Sumatra; Kalimantan ,jogja,Jakarta, dll. Tak heran lagi mengapa palangka gading menjadi terlihat sunyi. Para remaja setelah lulus dari SMA biasanya langsung merantau. Mata pencaharian dipalangka gading adalah bertani,berkebun,dan berternak maka pada siang hari sebelum anak-anak sekolahan pulang kampung itu terlihat seolah tak ada yang menenpati semuanya mengambil kesibukan tersendiri ada yang keladang, ada yang kesawah,ke hutan dan ada yang marmahan dorbia (mengembalakan ternak ).

2 comments:

Unknown said...

Horas tulang,ia ahu magra hutasoit do bere ni tulang si hengki.alana op.bao br sinambela do.gabe taringot ahu tu huta tulang, toe muse sering do ahu lewat si huta palakka gading molo tusandaran mangantar balanjo ni bapa nahinan.

sandi suroyoco sinambela said...

imadah bere,,, mauliatema di halungunton rohamuna na tuhuta i, sai gabe semangat ma i di hami na umposoon asa boe nian hatop ta padenggan huta tai,
ai didia do nuaeng bere tinggal?
molo au na marsikkola dope di semarang