Monday 30 April 2012

rambadia batak trenn


Rambadia Rambamunadaito

Rio rio ramba naposo
Marga dia marga munadaitouso uso naso umboto 
Ala tipang tipang tipang polo labaya
Ala rudeng rudeng rudeng po
tillo tillo stara tillo tillo
Stara tillo tillo stara tillo tillo
pom pom pom
 Au si jara jiri
naso heyap pariri
naso heyap pariri
dapet au pinamibi hi hi hey
Sengko sengko dainang 
sengko sengko dainang 
sengko sengko dainang 
sengko na sengko sengko
 tri la la
 tri la la
sirege rege tumba
sirege rege tumba
na sengko-sengko
sik sik sibatumanikam diparjoget
sonomanigotam dimangangingani
simambangka jula-jula
sik sik sibatumanikam diparjoget
sonomanigotam dimangangingani
simambangka jula-jula
sik sik sibatumanikam diparjoget
sonomanigotam dimangangingani
simambangka jula-jula
hutali-tali bonani pisang 
bonani Do du inang Marsuga suga
holan sahari do au martandang 
lop dapat au do inang dana marbuju
 taradingdang dingdangdo
 taradingdang dingdangd

Saturday 28 April 2012

Aku dan mereka jumpa gakk yahh di ajal


Aku dan mereka jumpa gakk yahh di ajal?

Mereka tertawa padahal wajahku mengerut.
Mereka tidak tau dengan apa yang ku alami.
Padahal wajah sudah memberi isyarat.
Keringatku yang bercucuran tapi dia yang makan hasilnya.
Melahap seperti si buas.
Hanya meninggalkan tulang saja.
Aku berdiri atas kuatnya tulang kakiku,
Tapi mereka berdiri atas pundakku.
Kakiku sudah tenggelam tapi mereka masih saja tetap tertawa.
Aku tetap berusaha kuat, selama hidupku masih ada.
Aku tunggu mereka sadar.
Mereka yang membuat beban buatku.
Aku tunggu mereka buyar,
Ato aku tunggu mereka mati!!!!
Mereka menikmati sesuatu yang tidak akan pernah aku nikmati.
Aku mengores tanah, dan Aku menggembala.
Dan hasilnya memberikan aku kehidupan.
Mereka mengorek, dan membalak.
Mereka menggores lembar putih.
Semua kekejian yang mereka lakukan.
Tak berani aku, hanya karena kekuasaannya.
Sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Masih meginginkan yang ingin kumiliki.
Kau dan aku tidak akan pernah ada titik temu lagi
Sebelum kau temu dengan titik ajal atau aku!

by: sandi s sinambela

Sunday 15 April 2012

cerpen aku bukan pengecut


AKU BUKAN PENGECUT.

Dalam dua bulan terakhir ini aku sangat sedih dan bahkan tidak mampu berkata-kata. Pertama aku meningalkan dua tanggung jawab yang seharusnya prioritas. Aku menyadari benar dengan apa yang di katakan dengan ’PILIHAN’. Membuat pertimbangan yang berasal dari pola pemikiran kita. Kita telah yakin dan merasa pasti, namun ada yang datang dari luar mempengaruhi pertimbangan itu. Kita seolah terjerat dengan keadaan saat itu. Bagiku itu sebenarnya tidak menjadi sebuah persoalan yang besar, tapi hal yang saya sesalkan adalah apabila teman dan sahabatku dari dua kubuh yang sayya tinggalkan malah membuang wajah dan seolah tak kenal dengan aku. Mereka tertunduk tidak ingin melihatku. Memberikan tanganpun susah untuk saya salam.
Aku bukanlah seorang pengecut hanya itu kata yang bisa aku obrak-abrik di dalam hati ku. Apasih yang aku tinggalkan?!!! Pada tgl 30 Maret-1 April 2012 saya menjadi seorang koodinator untuk sebuah acara spitual leadership treaning, tetapi saat itu saya harus praktikum kuliah dari kampus mata kuliah Manajemen Ternak Potong dan Kerja. Menyakitkan bukan seorang pemimpin tidak bisa mengontrol acara yang di bentuk sampai akhir. Ato jangan jangan anda berpikiran yang aneh-aneh. Acara kog tampa kepala?!
Pada tanggal 14 april aku di temukan lagi dengan hal yang menyakitkan tentang prioritas yang harus di pilih. Aku adalah seorang mentri didalam organisasi Parhata, tiba-tiba saja pemberitahuan ke pada kami untuk tampil. Imformasi yang kami dapatkan itu sebenarnya resmi, tapi pemberi tahuannya sangat mepet, waktu latihan kami cuman 3 hari, sebagai koodinator juga saya haru berjuang menyemangati anggota bahwa kita bisa nampil. Ketika aku harus memperjuangkan tortor itu aku harus meninggalkan acara MPP fakultas kami. Menyedihkan bukan? Bahkan semua teman fakultasku serasa berat memberikan tangannya untuk  saya salam. Ironisnya wajahnyapun di alihkan kemana-mana.
Serasa tidak ada beban sedikitpun. Tiba saatnya kami tampil semangat yang berapi api terlihat dari wajah-wajah teman saya Opit panjaitan, Jesica sibarani, mahesty, Evi simamora, lusi simbolon, Rianto Aritonang yang super eksis, Romerto Sinaga, Andar, Niko Sitompul. Sebelum tampil wajah kami masih sangat cerah dan senyum lebah masih menghiasi wajah kami. Goooooooo, aku melebarkan telinga!!!! Musiknya dimana? ehhhhhhhh eh ternyata musiknya tidak kedengaran, yang namanya musik tortor kalo musiknya ga jelas mana bisa nortor.
Hasilnya berantakan dan tidak terkontrol. Kami turun dari panggung  dengan kepala tertunduk. Memang sihhh rasa kecewa pasti datang, tapi aku masih mengingat doa kami yang mengatakan bukan semata-mata untuk diri kami tapi untuk Tuhan. Masalah penampilan saat itu bukan jadi masalah, kami sudah latihan sebisa waktu dan tenaga buktinya hasil latihan kami sangat memuaskan. Aku hanya berpikir bahwa saat itu adalah berkat Tuhan juga. Kadang sedih, malu, senang, bahagai harus kita sukuri karna itu semua adalah ANUGRAH TUHAN.



By: sandi suroyoco sinambela

Aku menuangkan cerita pendek ini untuk mengingatkan aku selalu menampilkan yang terbaik, jangan menyerah, dan selalu berpikiran positif.

Monday 9 April 2012

karna


Karna

Karna kita akan selalu bersama
Karna kita akan selalu berdua
Karna kita adalah perbedaan yang saling melengkapi
Karna itu jangan pernah engkau menatapku sebelah mata

Karna harapan lah aku bisa seperti ini
Karna aku tidak hanya membual
Karna aku nyatakan sepenuhnya cinta
Karna tidak ada sedikitpun benci
Karna itu jangan sia-siakan pengorbananku

Karna aku telah buktikan pada semua orang
Karna semua orang tau
Karna aku selamanya
Karna cinta ku tidak akan pernah pergi kemana

Sunday 8 April 2012

Kami Bukan Sebagai TAMU Ke Pecinan Melainkan Sebagai PENGAMEN


Kami Bukan Sebagai TAMU Ke Pecinan Melainkan Sebagai PENGAMEN

Wajah yang tidak asing lagi bagi pedagang-pedagang di pecinan, pertama-tama mereka senyum melihat kedatangan kami. Tapi ternyata semakin sering kami setor muka ditempat kumpulan orang-orang Cina itu. Tamu-tamu itu terhibur dengan suara kami yang berlogat berat keras dan terdengar semangat-semangat teruntai diliric-lirik lagu. Mereka terhibur dan tertawa dengan hal yang jarang mereka dengar, tetapi yang kami butuhkan hanyalah satu yakni selembar apresiasi dari kantong mereka. Tak malu-malu kami mengatakan horas, sehingga mereka bertanya tanya orang apa yah???? Kebersamaan  kami menjadi semakin solid jika melakukannya berulang-ulang dan penuh semangat. Berapapun yang didapatkan dari hasil ngamen kami selalu bersukur dan tidak pernah ada kata sungut yang kami bawa pulang dari Pecinan. Tampa disadari Pecinan membantu dalam menjalankan organisasi yang kami ikuti yakni organisasi PARHATA. Meskipun kami bukan sebagai tamu melainkan sebagai pengamen kami tetap enjoy.
By: sandi Suroyoco Sinambela