1.1
Rusa
Timor
Rusa Timor (cervus timorensis) merupakan rusa tropis yang terbesar setelah rusa
sambar, rusa Timor memiliki keunikan yaitu sebagai rusa yang mempunyai banyak
jenis anak, memiliki nama daerah yang
beragam sesuai daerah
penyebarannya, memiliki
warna rambut yang
berbeda pada musim
kemarau dan hujan, serta pada
rusa jantan memiliki
enam (6) buah
gigi namun tanpa gigi
seri pada bagian
atas. Berat badan rusa Timor antara 40 – 120 kg (Semiadi, 2004). Kulit
rusa Timor berwana coklat kemerah – merahan, rusa jantan memiliki kulit yang
berwarna lebih gelap dan bulunya lebih kasar, sedangkan rusa betina memiliki
warna kulit coklat keabu – abuan sampai coklat gelap (Nalley, 2006).
Menurut penelitian Samsudewa (2012) Rusa
Timorjantan memiliki tinggi badan antara 63,87 – 68,80 kg dan tinggi tubuh
antara 82,60 – 85,47 cm, sedangkan rusa betina memiliki berat badan antara 30 –
35,7 kg, panjang badan 61,7 – 65,3 cm tinggi badan 76 – 84,5 cm (Pattiselanno,
2008).Anakrusayang berumur 4 bulandapatmencapaibobotbadan 17,35 kg untukjantandan
16,15 kg betina(Takandjandji, 1993).
1.2
Reproduksi
Rusa Timor Jantan
Rusa jantan memiliki ciri utama yaitu
adanya ranggah (Semiadi, 2004). Pertumbuhan
ranggah dimulai dengan tumbuhnya pedicle,
setelah pedicle tumbuh sempurna
ranggah mulai tumbuh.Pertama kali ranggah rusa hanya sebatang ranggah bulat
kecil dan pedek yang awalnya lunak, terdiri atas tulang rawan yang diselimuti
oleh jaringan kulit tipis dan bulu halus (beludru) atau disebut velvet. Setelah
mencapai pertumbuhan maksimum maka ranggah muda akan menggeras atau terjadi proses penulangan yang ditandai
dengan mengelupasnya lapisan kulit tipis yang menyelimutinya. Setelah kulit
melupas maka terlihat tulang ranggah yang keras (Semiadi, 2006). Sedangkan
siklus reproduksi rusa tropis diyakini tidak dipengaruhi oleh panjang hari.
Nalley et al., (2006) mengemukakan adanya perbedaan aktivitas reproduksi
pada tahap ranggah keras dan velvet pada rusa timor. Dimana aktivitas
reproduksi tertinggi terjadi pada tahap ranggah keras. Hasiltersebut diperkuat oleh hasil penelitian Handarini et al., (2005)
bahwa kualitas semen rusa timor lebih tinggi pada tahap ranggah keras
dibandingkan ranggah velvet. Semen merupakan suspense cairan seluler
yang terdiri atas spermatozoa sebagaigametdansekreta yang
berasaldarikelenjar – kelenjarkelamin, cairan yang terkandung dalam semen
yang dihasilkan saat ejakulas disebut plasma semen. Rusa tropis aktivitas reproduksi mempunyai kaitan yang eratpertumbuhan
ranggah. Fungsi ranggah selain sebagai penanda aktivitas reproduksi dengan cara menggaruk-garukkan ranggah
pada batang pohon, membuat tanda teritori yang tidak boleh dijamah pejantan
lain, juga digunakan sebagai alat perlindungan diri pada saat perkelahian untuk
memperebutkan rusa betina(Hafez,
2000).
1.3
Reproduksi
Rusa Timor Betina
Rusa timor betina pada umur satu
sampai dua tahun sudah dapat bereproduksi dengan lama bunting antara 7,5 bulan
sampai 8,3 bulan. Bila ditangani secara intensif satu bulan setelah melahirkan
rusa sudah dapat bunting lagi terutama bila dilakukan penyapihan dini pada anak
yang dilahirkan. Setiap tahun rusa dapat menghasilkan anak, biasanya anak yang
dilahirkan hanya satu ekor. Satu ekor rusa jantan dapat mengawini beberapa
betina dan pada rusa timor. DiKedelonia Baru ratio seks rusa Timor antara
jantan: betina yaitu 3: 37, rusa chital antara jantan: betina yaitu 1:20 hingga
1: 30, walaupun ada yang menggunakan 3:100 (Semiadi, 2004).
1.4
TingkahLaku
Rusa timor mempunyai
tingkah laku hirarki
dalam kelompok terdiri dari
pimpinan dan bawahan, dimana rusa jantan besar
dengan ranggah keras
umumnya sebagai pimpinan
yang membawahi beberapa
induk betina (harem)
dan anak-anaknya. Kelompok
besar satwa ini
umumnya terbagi menjadi
tiga sub kelompok yaitu: (a) sub kelompok campuran rusa jantan dan
betina: rusa jantan
besar menguasai kelompok
betina dewasa; (b)
kumpulan rusa timor
jantan muda yang telah
disapih; (c) betina
yang bunting dan
rusa yang sedang menyusui anaknya (Takandji,2006).
Tingkah laku percumbuan pada rusa Timor ditandai
dengan snifing (berteriak memanggil
pasangan), flehnen (mengendus –
endus), kissing (menciumi seluruh
tubuh pasdangannya), kicking dan nuding
(menendang dan menyepak tubuh pasangan). Snifing,
flehnen, kissing, kicking dan nuding pada rusa Timor berlangsung selama 30
± 8 menit, 7 ± 1,5 nenit, 3 ± 0,8 menit dan 1 ± 0,1 menit (Samsudewa, 2008).
Tingkah laku seksual adalah suatu fenomena dimana
hewan jantan dan hewan betina memperlihatkan gejala yang khas yang menunjukkan
keinginan untuk kawin (Nelley, 2006). Tingkah laku seksual pada rusa betina
dibagi menjadi dua yaitu tingkah laku pre-copulation dan tingkah laku
kopulasi. Tingkah laku pre-copulation penting untuk terjadinya kopulasi
dan biasanya disebut dengan tingkah laku courtship (percumbuan) rusa
betina tidak hanya menerima hewan jantan secara seksual tapi juga menghasilkan
bau yang khas (pheromon), suara dan stimulasi fisik yang menandakan betina
tersebut dalam kondisi estrus. Tingkah laku kopulasi ditandai dengan penerimaan
jantan secara seksual. Performa yang tampak adalah lordosis yang ditandai dengan dengan tidak bergeraknya tubuh
betina, posisi membungkuk dengan kaki depan direndahkan, kemudian badan
membentuk lengkungan (Becker, 1992 dalam Nelley). Rusa jantan (samsudewa,
2012).
1.5
Perkawinan
Rusa Timor
Musim kawin rusa Timor biasanya terjadi pada setiap
bulan purnama yaitu hari ke 13
-16 biasanya rusa jantan menunjukkan perilaku selalu mengiringi dan mengelilingi
rusa betina. Untuk
mendapatkan seekor rusa betina, rusa
jantan akan saling berkelahi
sampai muncul salah satu pemenang. Dalam perkelahian selama 3- 4 jam atau tergantung
dengan banyaknya saingan rusa yang lemah akan tersingkir dan sering terjadi
korban atau luka parah.Setelah perkawinan selesei maka rusa
akan bermain seperti semula (Wirdateti, 2005).
Gejala – gejala ingin kawin (libido) pada rusa jantan menunjukkan ciri – ciri sebagai berikut:
mengeluarkan suara dalam interval waktu tertentu terutama pagi dan sore hari
sambil berendam dilumpur terkadang terjadi pada saat malam hari, berjalan
dengan mulut mendatar, menegakkan kepala, berdiri tegak sambil mengarahkan
mulutnya ke rusa betina yang estrus, mengikuti jejak rusa betina sambil membaui
bekas urin yang dikeluarkan oleh rusa betina tersebut (Nalley, 2006). Menurut
hasil penelitian Samsudewa (2008), bahwa rusa Timor betina birahi ditandai
dengan perubahan tingkah laku, perubahan bentuk vulva, keluarnya lendir dan
tingkah laku mencari pejantan. Birahi rusa Timor sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan, sekitar bulan Juli dan agustus pada saat pakan melimpah
akan meningkatkan kualitas dan kuantitas birahi pad betina rusa Timor.
Angka kebuntingan tertinggi pada rusa betinapada saat usia
pubertas dicapai pada umur 8 bulan
dengan memiliki berat badan minumum sekitar 40 kg dengan lama masa birahi
antara 6 -25 jam hingga 48 jam, sedangkan siklus birahi (estrus) berkisar antara 20 -22 kali (Semiadi, 2004).Sifat jantan
yang akan mengawini betina dan keberhasilan perkawinan tergantung pada tingkat
dominasi jantan (agresivitas), daya tarik antara jantan dan betina yang sedang
estrus, tahapan interaksi tingkah laku (kesiapan untuk mating) dan reaksi
jantan untuk menaiki betina (Samsudewa, 2012).
No comments:
Post a Comment