Friday 29 November 2013

rusa timor, MIRA UNDIP


1.1              Rusa Timor
Rusa Timor (cervus timorensis) merupakan rusa tropis yang terbesar setelah rusa sambar, rusa Timor memiliki keunikan yaitu sebagai rusa yang mempunyai banyak jenis anak, memiliki nama  daerah  yang  beragam  sesuai  daerah  penyebarannya, memiliki  warna  rambut  yang  berbeda  pada  musim  kemarau dan  hujan,  serta pada  rusa  jantan  memiliki  enam  (6)  buah  gigi namun  tanpa  gigi  seri  pada  bagian  atas. Berat badan rusa Timor antara 40 – 120 kg (Semiadi, 2004). Kulit rusa Timor berwana coklat kemerah – merahan, rusa jantan memiliki kulit yang berwarna lebih gelap dan bulunya lebih kasar, sedangkan rusa betina memiliki warna kulit coklat keabu – abuan sampai coklat gelap (Nalley, 2006).
Menurut penelitian Samsudewa (2012) Rusa Timorjantan memiliki tinggi badan antara 63,87 – 68,80 kg dan tinggi tubuh antara 82,60 – 85,47 cm, sedangkan rusa betina memiliki berat badan antara 30 – 35,7 kg, panjang badan 61,7 – 65,3 cm tinggi badan 76 – 84,5 cm (Pattiselanno, 2008).Anakrusayang berumur 4 bulandapatmencapaibobotbadan 17,35 kg untukjantandan 16,15 kg betina(Takandjandji, 1993).

1.2              Reproduksi Rusa Timor Jantan
Rusa jantan memiliki ciri utama yaitu adanya ranggah (Semiadi, 2004). Pertumbuhan ranggah dimulai dengan tumbuhnya pedicle, setelah pedicle tumbuh sempurna ranggah mulai tumbuh.Pertama kali ranggah rusa hanya sebatang ranggah bulat kecil dan pedek yang awalnya lunak, terdiri atas tulang rawan yang diselimuti oleh jaringan kulit tipis dan bulu halus (beludru) atau disebut velvet. Setelah mencapai pertumbuhan maksimum maka ranggah muda akan menggeras  atau terjadi proses penulangan yang ditandai dengan mengelupasnya lapisan kulit tipis yang menyelimutinya. Setelah kulit melupas maka terlihat tulang ranggah yang keras (Semiadi, 2006). Sedangkan siklus reproduksi rusa tropis diyakini tidak dipengaruhi oleh panjang hari. Nalley et al., (2006) mengemukakan adanya perbedaan aktivitas reproduksi pada tahap ranggah keras dan velvet pada rusa timor. Dimana aktivitas reproduksi tertinggi terjadi pada tahap ranggah keras. Hasiltersebut diperkuat oleh hasil penelitian Handarini et al., (2005) bahwa kualitas semen rusa timor lebih tinggi pada tahap ranggah keras dibandingkan ranggah velvet. Semen merupakan suspense cairan seluler yang terdiri atas spermatozoa sebagaigametdansekreta yang berasaldarikelenjar – kelenjarkelamin, cairan yang terkandung dalam semen  yang dihasilkan saat ejakulas disebut plasma semen. Rusa tropis aktivitas reproduksi mempunyai kaitan yang eratpertumbuhan ranggah. Fungsi ranggah selain sebagai penanda aktivitas reproduksi dengan cara menggaruk-garukkan ranggah pada batang pohon, membuat tanda teritori yang tidak boleh dijamah pejantan lain, juga digunakan sebagai alat perlindungan diri pada saat perkelahian untuk memperebutkan rusa betina(Hafez, 2000).
1.3           Reproduksi Rusa Timor Betina
Rusa timor betina pada umur satu sampai dua tahun sudah dapat bereproduksi dengan lama bunting antara 7,5 bulan sampai 8,3 bulan. Bila ditangani secara intensif satu bulan setelah melahirkan rusa sudah dapat bunting lagi terutama bila dilakukan penyapihan dini pada anak yang dilahirkan. Setiap tahun rusa dapat menghasilkan anak, biasanya anak yang dilahirkan hanya satu ekor. Satu ekor rusa jantan dapat mengawini beberapa betina dan pada rusa timor. DiKedelonia Baru ratio seks rusa Timor antara jantan: betina yaitu 3: 37, rusa chital antara jantan: betina yaitu 1:20 hingga 1: 30, walaupun ada yang menggunakan 3:100 (Semiadi, 2004).
1.4              TingkahLaku
Rusa  timor  mempunyai  tingkah  laku  hirarki  dalam  kelompok terdiri dari pimpinan dan bawahan, dimana rusa jantan besar  dengan  ranggah  keras  umumnya  sebagai  pimpinan  yang  membawahi  beberapa  induk  betina  (harem)  dan  anak-anaknya.   Kelompok  besar  satwa  ini  umumnya  terbagi  menjadi  tiga sub kelompok yaitu: (a) sub kelompok campuran rusa jantan  dan  betina:  rusa  jantan  besar  menguasai  kelompok  betina  dewasa;  (b)  kumpulan  rusa  timor  jantan  muda  yang telah  disapih;  (c)  betina  yang  bunting  dan  rusa  yang  sedang menyusui  anaknya (Takandji,2006).
Tingkah laku percumbuan pada rusa Timor ditandai dengan snifing (berteriak memanggil pasangan), flehnen (mengendus – endus), kissing (menciumi seluruh tubuh pasdangannya), kicking dan nuding (menendang dan menyepak tubuh pasangan). Snifing, flehnen, kissing, kicking dan nuding pada rusa Timor berlangsung selama 30 ± 8 menit, 7 ± 1,5 nenit, 3 ± 0,8 menit dan 1 ± 0,1 menit (Samsudewa, 2008).
Tingkah laku seksual adalah suatu fenomena dimana hewan jantan dan hewan betina memperlihatkan gejala yang khas yang menunjukkan keinginan untuk kawin (Nelley, 2006). Tingkah laku seksual pada rusa betina dibagi menjadi dua yaitu tingkah laku pre-copulation dan tingkah laku kopulasi. Tingkah laku pre-copulation penting untuk terjadinya kopulasi dan biasanya disebut dengan tingkah laku courtship (percumbuan) rusa betina tidak hanya menerima hewan jantan secara seksual tapi juga menghasilkan bau yang khas (pheromon), suara dan stimulasi fisik yang menandakan betina tersebut dalam kondisi estrus. Tingkah laku kopulasi ditandai dengan penerimaan jantan secara seksual. Performa yang tampak adalah lordosis yang ditandai dengan dengan tidak bergeraknya tubuh betina, posisi membungkuk dengan kaki depan direndahkan, kemudian badan membentuk lengkungan (Becker, 1992 dalam Nelley). Rusa jantan (samsudewa, 2012).




1.5              Perkawinan Rusa Timor
Musim kawin rusa Timor biasanya terjadi pada  setiap  bulan purnama yaitu hari  ke 13 -16 biasanya rusa jantan menunjukkan perilaku selalu mengiringi dan mengelilingi rusa  betina.  Untuk  mendapatkan seekor rusa betina, rusa  jantan  akan saling berkelahi sampai muncul  salah satu  pemenang. Dalam  perkelahian selama 3- 4 jam atau tergantung dengan banyaknya saingan rusa yang lemah akan tersingkir dan sering terjadi korban atau  luka  parah.Setelah perkawinan selesei maka rusa akan bermain seperti semula (Wirdateti, 2005).
Gejala – gejala ingin kawin (libido) pada rusa jantan menunjukkan ciri – ciri sebagai berikut: mengeluarkan suara dalam interval waktu tertentu terutama pagi dan sore hari sambil berendam dilumpur terkadang terjadi pada saat malam hari, berjalan dengan mulut mendatar, menegakkan kepala, berdiri tegak sambil mengarahkan mulutnya ke rusa betina yang estrus, mengikuti jejak rusa betina sambil membaui bekas urin yang dikeluarkan oleh rusa betina tersebut (Nalley, 2006). Menurut hasil penelitian Samsudewa (2008), bahwa rusa Timor betina birahi ditandai dengan perubahan tingkah laku, perubahan bentuk vulva, keluarnya lendir dan tingkah laku mencari pejantan. Birahi rusa Timor sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sekitar bulan Juli dan agustus pada saat pakan melimpah akan meningkatkan kualitas dan kuantitas birahi pad betina rusa Timor.
Angka kebuntingan tertinggi pada rusa betinapada saat usia pubertas  dicapai pada umur 8 bulan dengan memiliki berat badan minumum sekitar 40 kg dengan lama masa birahi antara 6 -25 jam hingga 48 jam, sedangkan siklus birahi (estrus) berkisar antara 20 -22 kali (Semiadi, 2004).Sifat jantan yang akan mengawini betina dan keberhasilan perkawinan tergantung pada tingkat dominasi jantan (agresivitas), daya tarik antara jantan dan betina yang sedang estrus, tahapan interaksi tingkah laku (kesiapan untuk mating) dan reaksi jantan untuk menaiki betina (Samsudewa, 2012). 

No comments: