Saturday 26 January 2013

1001 Sahabat Sari Putri Tampubolon. Rapat OSIS penuh masalah, bendaharapun menangis Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela



1001 Sahabat  Sari Putri Tampubolon. Rapat OSIS penuh masalah, bendaharapun menangis
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela




Mungkin saja para sahabat saya tidak tau bahwa saya pernah mengabadikan kejadian rapat OSIS yang menegangkan bendahara pun menangis yang lainnyapun ikutan meneteskan air mata.
Inilah rentetan ceritanya...
            Rapat yang menegangkan.  Agenda rapat kala itu adalah LPJ (Lembar Pertanggung Jawaban) keuangan serah terima jabatan 2009/2010.  Saya ingat betul rapat itu memang sangat kacau. Anak remaja yang saling melempar tanggung jawab dan saling menghina satu sama lain.  Benteng satu-satunya adalah kelengkapan data yang dimiliki oleh bendahara umum.  Ehhh ternyata datanya ada yang kececer, jadinya kacau balau. 

            Seluruh anggota sudah emosi saat itu.  Saya sibuk skip sana-sini karna melerai anggota yang berlebihan melontarkan argumen yang membuat perpecahan.  Saya menjadi sangat tertekan, bolak-balik saya bertanya kepada bendahara umum “Sari Putri Tampubolon”.  Diapun malah jadi tertekan dan kebingungan.  Dengan wajah yang mulai buram Sari Putri mulai terlihat tidak memperdulikan rapat itu.  Pada awalnya saya masih mengerti dengan keadaannya, tetapi masalah yang datang malah tambah komplek lagi.

            Mungkin dia sedang menenangkan suasana hatinya.  Dia menundukkan kepala dan sesekali menggelengkan kepalanya.  Akhirnya saya jadi ikut-ikutan emosi lantas salah satu teman saya selalu menghujat saya, namanya Tornados Nababan dia ketua Pramuka saat itu.  Saya melirik lagi ke Sari Putri dia masih merundukkan kepalanya.  Saya mencoba menjawab dan menengahi rapat sebisa saya. 

            Berusaha meredam emosi eh selang beberapa menit malah saya yang disalahkan oleh mereka.  Saya kurang paham dengan keuangan. Ya memang saya yang bertanggung jawab atas semuanya tapi yang saya minta adalah solusi kog teman teman malah memperdalam masalah?” ujarku saat itu.  Kembali lagi saya melirik ke bendahara umum, Sari masih saja tetap merunduk.  Gak enak aja pikirku, nih anak tau rapat malah jadi bloon (gabe loakon dongan on). Spontanitas dengan emosi yang sudah meluap-luap. Saya menggedor meja dengan keras. 

            Saya marah, saya sudah berusaha sabar tapi kog gak ada yang mengerti.  Saya mengangkat tangan keatas dengan kepalan.  Saya berteriak dengan .lantang “diam semua”!!!! teman teman mau bantu nyelesaiin masalah atau mau perang.  Kalau tidak bisa diam keluar aja.! Kalau tidak bisa kasih solusi keluar aja!  Kalau mau banyak bacot diluar aja!

            Semua diam, kaku, tak ada yang bergerak keluar.  Ayo! siapa yang ingin keluar?  Saya kembali melirik Sari Putri, eh ternyata dia masih merunduk juga. 

            Mungkin saya  sudah terlalu emosi. Saya menggedor lagi meja.  Sari! nikan LPJ keuangan! Kamu bertanggung jawab dong, jangan bloon kayak gitu.  Kalau kamu lagi gak suka rapat keluar aja”.  Data yang kamu punya kurang lengkap makanya seperti ini.  ayo keluar aja!  Kata kata itu keluar dari mulutku dengan nada yang mengecam. 
            Mungkin kata itu terlalu menusuk buatnya, dia langsung menangis.  “ kamu kerjaannya cuman ngomong aja kog, yang ngerjain aku semua.  Apa  aku....  Aku ga terima san kamu gituin.   

            Karna dia menangis histeris, malah teman yang lainnya jadi menyerbu menyeran saya. Ada akhirnya saya menjadi terpojok adn terdiam. Aku tidak bisa lagi ngomong apa-apa.
Sebenarnya kemarahan yang sesungguhnya bukan besasal dari Sari Putri seorang.  Ketepatan saja kata yang menyakitkan terlempar padanya.

Saya menjadi sangat bersalah.  “aku menjadi membisu” berbicara terpontang panting Ingin mengeluarkan sejuta maaf pada mereka Aku sungguh malang Namun jika aku tak mengatakan itu aku bisa gila, Menyalahka diriku sendiri. Itu kata yang bisa saya putar dikepala.

            Untung saja Sekretaris saya menjadi penengah, “ kamu memang sangat salah sandi. Katakatamu itu terlalu menusuk”. Lalu dia juga menyalahkan anggota rapat “ kalau kita tidak saling menghujat kan tidak akan begini” tolong yah! Ujar Saryanta Sihombing.

            Dari perkataan itu saya mulai lega da mulai berpikir lurus.  Lalu saya seperti curhat kepada teman-teman dan anggota rapat itu.  Pertama saya harus meminta maaf atas kejadian ini.  saya harus bertrimakasih kepada anggota rapat terutama pada bendahara umum yang telah mati-matiaan mengerjakan LPJ ini.  jadi saya memohon teman-teman saling mengerti dan memahami. 

Itu adalah kata terakhir yang saya ingat.  Selebihnya rapat itu saya serahkan kepada wakil saya, Boike Sianipar. Sampai berakhirnya rapat ternyata tidak ada lagi yang saling menghujat. Dan endingnya sangat melegakan. Rapat itu mendapat kesimpulan yang baik

Pelajaran yang saya dapat adalah bahwa “tergesa-gesa dan emosi memutukan sesuatu adalah setengah perbuatan setan”

Setelah selesai rapat saya mengabadikan kejadian itu dengan sebuah puisi.
Jika aku membaca puisi ini yang saya ingat hanyalah tangisan histeris dari Sari Putri Tampubolon
dan betapa bijaknya Sarianta Sihombing menengahi puncak masalah itu...

sahabat yang saya kasihi! Apakah anda masih sering menangis?
Saya ingin melihat anda menangis dengan tangisan kebahagiaan.

Dear Sandi Suroyoco Sinambela     to Sari Putri Tampubolon
TAK TERKENDALI
Masalah berbagi makin lama semakin komplek
sebenarnya bukan berawal dari seorang Sari

bagai butiran peluru menerjang tubuhku
Semakin banyak pihak yang menyalahkan ku
Aku berusaha sekuat yang aku bisa
Memperbaiki diriku
Aku mengolah dan mengobrak abrik kata demi kata
Yang menusuk hati dipikiranku
Namun otak ku tak mampu menerima semua itu
Kemudian mulutku
seolah-olah diperintah otak tampa kehendak hati ku 
Mulai aku
mengeluarkan kata demi kata yang menusuk

Aku marah dengan lantang mengeluarkan suara keras
Pada akhirnya aku yang lebih bodoh dari mereka

Semua tak terkendali
Hingga melukai hati beberapa orang
Semua itu berbalik menyerbu aku

“aku menjadi membisu”
berbicara terpontang panting
Ingin mengeluarkan sejuta maaf pada mereka
Aku sungguh malang
Namun jika aku tak mengatakan itu aku bisa gila
Menyalahkan diriku sendiri

            Saya minta maaf sekali lagi sari!  Semoga harimu selalu menyenangkan,,,,
Jika kau membaca ini. janganlah menangis lagi tetapi tersenyumlah, ingatlah kebiodohan seorang sandi yang dulu memang sangat lugu dan tidak tau apa-apa

Sunday 20 January 2013

Kartu ujian peternakan undip oleh: sandi Suroyoco Sinambela


Kartu ujian peternakan,
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela




Saya sekarang sudah menyelesaikan study 5 semester.  10 kali saya ujian, tidak pernah lupa memperhatikan apa yang tertera di dalam kartu ujian saya.  9 kali ujian, kartu itu masih terlihat sama saja.  Terakhir ujian UAS ini ada sedikit perbedaan.  Ini berarti ada perkembangan yang patut kita appresiasi pada pengajaran.

Bukan maksud hati selalu melihat kelemahan untuk saya kicaukan kepada teman teman mahasiswa, itu bukan cara saya.  Saya ingin memberikan masukan lewat tulisan ini. 

Sangat disayangkan saya memiliki kartu ujian tapi tidak terpakai dengan efektif. Imformasi yang sangat penting saya lihat dari kartu ujian adalah ruangan, jam ujian, nomor kursi.  Sehingga saat kartu ujian sudah ditangan saya sudah tau persis jadwal ada yang tabrakan atau tidak.  tidak perlu ada tempelan nomor kursi di samping ruangan. Bahkan tidak perlu ngantri mencatat jadwal  ke Dekanat. 
Sejauh ini kolom untuk imformasi itu sudah ada, tetapi sayang kolom itu belum diisi.  Kemudian saya berpikir  untuk apa gunanya kartu ujian ini? apakah hanya sebuah formalitas saja?  Saya yakin tujuan dari kartu ujian sangatlah penting bagi mahasiswa baik untuk dosen pengawas. 

Apakah kartu ujian Fakultas Peternakan sama dengan kartu ujian Fakultas lainya?

Timbul niat untuk mengetahui kartu ujian anak fakultas lain.  Kebetulan teman kos saya anak anak hukum. Saya menyempatkan waktu untuk meminjam kartu ujiannya untuk saya cocokkan dengan kartu ujian peternakan.  Ternyata imformasi yang penting yang saya sebutkan tadi sudah tertera di kartu ujian itu.  Isi kolomnya seperti ini: mata kuliah, kelas, jam, ruang, no. Kursi, persentase kehadiran serta tandatangan pengawas.

Saya melihat ada perbedaan di persentase kehadiran.  Akan tetapi saya kembali berpikir sedangkan kolom ruangan, jam ujian, nomor kursi saja belum diisikan apalagi persentase kehadiran.  Saya malah berfikir negatif kepada pengajaran, kemungkinan ada kecanggungan kerja tim didalamnya.  Apa ia? Kelemahannya adalah kekurangan SDM saya rasa itu bukan jawaban yang logis

Saya menyampaikan bahwa bukan maksud hati juga membanding-bandingkan Fakultas Peternakan dengan Fakultas lainnya.  Tapi apakah kita mau Peternakan jalan ditempat? Kan tidak!  maka untuk itu saya menyampaikan dan memberi tahu teman-teman saya untuk bersama-sama menyuarakannya demi kebaikan kita bersama, untuk responsibel pada masalah-masalah kecil yang ada di peternakan.


Masalah ini tidak bertumpu pada mahasiswa tetapipada pengajaran, jadi hendaknya kita menyampaikan yang satu ini.

Terimakasih....

Tuesday 15 January 2013

contoh analisis keuangan perusahaan peternakan dan LAPORAN PRAKTIKUM EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN by: sandi suroyoco sinambela perusahaan ayam petelur


LAPORAN PRAKTIKUM
EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN

PT. E DAN E FARM  KECAMATAN MIJEN
 



KELOMPOK 2
Zulkifli                                                23010110110012
Sandi Suroyoco Sinambela               23010110110031
Vina                                                    23010110120032
Wihardi                                              23010110130191
Rahmat Anggi s                                





PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
PT. E dan E bergerak dalam bidang usaha ternak ayam petelur.  Dalam menjalankan usaha perusahaan membutuhkan dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari piutang.  Melakukan bisnis setiap perusahaan selalu memerlukan aktiva riil (real assets), baik yang berwujud seperti mesin, kantor, pabrik, kendaraan maupun yang tidak berwujud seperti keahlian teknis, merek dagang dan hak paten.
            Prinsip manajemen perusahaaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun dalam menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.  Dengan demikian pembelanjaan perusahaan atau manajemen keuanagan tidak lain adalah manajemen untuk fungsi-fungsi pemebelanjaan. Dalam pengertian manajemen terkandung fungsi-fungsi perncanaan, dan pengendalian yang baik dalam menggunakan maupun dalam pemenuhan kebutuhan dana khususnya dalam perusahaan peternakan. 
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengkaji berbagai aspek kegiatan usaha ekonomi peternakan yang merupakan faktor yang perlu dicermati dalam perencanaan usaha dan evaluasi usaha serta mahasiswa dapat menyusun perencanaan dan kelayakan proyek usaha di bidang pertenakan.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Teknis Usaha Peternakan
2.1.1.   Ayam petelur
            Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya.  Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak.  Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. (Aziz, 2007).  Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur.  Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat (Rasyaf, 2003).

2.1.2.     Perkandangan


          Kandang adalah lingkungan kecil tempat ayam hidup dan berproduksi, oleh karena itu dibutuhkan kandang yang nyaman dan berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta hasil produksi yang maksimal (Abidin, 2003).   Kandang yang nyaman dipengaruhi oleh suhu lingkungan.  Apabila kandang lebih dari satu dengan umur yang sama maka kumpulan kandang tersebut disebut satu flock.  Kumpulan seluruh kelompok yang memenuhi suatu aturan sanitasi dan tata laksana peternakan disebut perkandangan Perkandangan, ruang staff, gudang, mess dengan segala fasilitas yang ada merupakan satu peternakan (Rasyaf, 2003).   


2.1.3.        Pakan
            Pakan yang diberikan pada ayam juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, sebab pakan yang kurang memenuhi standart mutu sebagai pakan ayam yang baik, dapat juga menjadi salah satu sebab ayam sakit, untuk itu agar dicapai efisiensi dan produktivitas yang optimal maka perlu adanya koordinasi antara pakan, pemeliharaan kesehatan dan program pengelolaan usaha (Irawan, 1995).  Pemberian pakan harus diberikan setiap hari sesuai dengan kebutuhan ayam, baik secara kuantitatif maupun kualitasnya.  Pemberian pakan yang salah dapat memicu stres dan defisiensi salah satu nutrisi sehingga ayam banyak menemui masalah Ayam membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya bernafas, peredaran darah dan bergerak yang disebut kebutuhan hidup pokok selain itu unsur gizi dibutuhkan untuk produksi telur (Rasyaf, 2003).

2.1.4.   Kesehatan
       Penyakit dalam pengertian umum dapat dinyatakan sebagai penyimpangan dari kondisi normal dari seekor hewan, penyakit juga dapat dikatakan sebagai perubahan kondisi normal dari seekor hewan yang disebabkan oleh jasad hidup. Bentuk pengobatan terpenting adalah pencegahan (preventif), yaitu suatu tindakan untuk melindungi individu terhadap serangan penyakit (Akoso, 1998). Pencegahan penyakit merupakan cara yang paling baik dan murah dibandingkan pengobatan, pencegahan penyakit merupakan bagian dari tata laksana peternakan yang harus dilaksanakan oleh setiap peternak (Lubis dan Paimin, 2001).
Tindakan pencegahan penyakit sering diabaikan peternak sehingga terjadilah penyakit. Tindakan pencegahan penyakit bertujuan menyelamatkan ayam dari gangguan penyakit (Rasyaf , 2003).  Penyakit adalah salah satu kendala dalam usaha peternakan sehingga sangat penting untuk diperhatikan.  Penyebab penyakit dalam suatu usaha peternakan merupakan penyebab kegagalan seluruh usaha peternakan (Akoso, 1998).
2.2       Analisis Laporan Keuangan
            Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Sigit, 1982). Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumya atau tidak (Kasmir, 2008).

2.2.1.   Biaya
            Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang dan jasa. Biaya berbeda dengan beban, beban yaitu pengrbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan (Case dan Fair, 2007). Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumberdaya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya (wikipedia.com).

2.2.1.1.Biaya tetap, Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya output perusahaan, dalam jangka pendek perusahaan tidak bisa menghindarinya atau mengubahnya meskipun produksinya nol (Case dan Fair, 2007). Biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan (Juanda dan Cahyono, 2005).


2.2.1.2.Biaya variabel, Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel (Case dan Fair, 2007). Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.    Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.
2.    Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan (Juanda dan Cahyono, 2005).

2.2.2.   Penerimaan

            Penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang diputuskan kan diproduksi dijual oleh suatu perusahaan (Case dan Fair, 2007). Macam-macam penerimaan yaitu diantaranya adalah total penerimaan, penerimaan rata-rata dan penerimaan marginal (Mulyadi, 2011).

2.2.3    Pendapatan

            Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran (Juanda dan Cahyono, 2005). Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor (Wikipedia.com).      
           

2.2.4.   Neraca keuangan
            Neraca merupakan ringkasan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva / harta, kewajiban / modal, modal perusahaan / ekuitas pada saat tertentu (Kasmir, 2008). Neraca keuangan  bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu, pada umumnya pada akhir tahun anggaran (Rangkuti, 1998).

2.2.5.   Laporan laba-rugi

            Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008).
Unsur-unsur laporan laba rugi biasanya terdiri dari:
  • Pendapatan dari penjualan
    • Dikurangi Beban pokok penjualan
  • Laba/rugi kotor
    • Dikurangi Beban usaha
  • Laba/rugi usaha
    • Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
  • Laba/rugi sebelum pajak
    • Dikurangi Beban pajak
  • Laba/rugi bersih (Case dan Fair, 2007).
2.2.6.   Analisis ratio keuangan
            Analisis Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2008). Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.(Case dan Fair, 2007).
2.2.6.1 Ratio likuiditas, Ratio likuiditas atau Rasio Modal Kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Ratio Likuiditas berfungsi untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat ditagih. atau  untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan/likuiditas badan usaha maupun dalam perusahaan/likuiditas peusahaan (Kasmir, 2008). Rasio likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio adalah rasio antara harta lancar dengan hutang lancar

Current ratio =   x 100 %

Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya (Rangkuti, 1998).
2.2.6.2 Ratio solvabilitas, Ratio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dibiayai dengan utang. Ratio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2008). Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami kepailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan (Mulyadi, 2011).

2.2.6.3 Ratio rentabilitas, Rasio ini adalah ukuran untuk mengetahui efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya (Rangkuti, 2005). Ratio rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan . Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manejemen suatu perusahaan. Cara pengukuran rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih (Kasmir, 2008).

2.2.7.   Return on investment
            Return on Investment adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan (Juanda dan Cahyono, 2005).

            ROI =   x 100%
Penggunaan Return on Investment mempunyai tujuan untuk mengetahui prestasi perusahaan sekaligus prestasi manajer dan untuk mengetahui hasil kinerja apakah kinerja keuangan perusahaan dinyatakan baik atau sebaliknya (Mulyadi, 2011).

2.2.8.   Payback period

Payback Periode adalah suatu periode yang perlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan procced atau aliran kas netto atau net cash flows (Juanda dan Cahyono, 2005) Dengan demikian payback periode dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dan yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Proyek dikatakan menguntungkan apabila periode payback lebih pendek dari yang diisyaratkan (Mulyadi,2011).














BAB III
METODOLOGI
3.1       Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
            Lokasi Pelaksanaan Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah di PT. E dan E FARM Kecamatan Mijen. Praktikum Pengamatan Perusahaan Peternakan Ayam Petelur dilaksanakan pada hari senin, tanggal 15 Oktober 2012.

3.2       Metode Praktikum
            Metode Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah dengan cara obervasi atau pengamatan secara langsung dilapangan dan wawancara dengan pemilik dan para karyawan perusahaan.
            Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan responden yaitu tenaga ahli dan pekerja, lapangan. Data sekunder diperoleh dari catatan PT. E dan E FARM. Data sekunder antara lain data penjualan telur dan kotoran, pengeluaran untuk ternak, data investasi dan pembelian peralatan, dana data mengenai finansial perusahaan.

3.3       Metode Analisis Data
            Metode analisis data yaitu secara deskriptif dengan menggambarkan keadaan yang ada dilapangan lalu membandingkan dengan pustaka. Data yang diperoleh dikelompokkan pada jenis dan kategorinya kemudian dibahas dengan membandingkan dengan pustaka yang ada.
    Data primer dan sekunder yang telah terkumpul kemudian direkap dan diolah untuk mengetahui jumlah harta, hutang dan modal serta penerimaan, biaya dan pendapatan selanjutnya dimuat dalam neraca keuangan dan laporan rugi laba. Melalui neraca keuangan dan laporan rugi laba tersebut kemudian akan dihitung nilai rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabiltas, Return on Investment dan Payback Period.

1.      Ratio Likuiditas
Current Ratio              =   Aktiva Lancar / Utang Lancar

  1. Ratio Solvabilitas

Solvabilitas =  Total Aktiva / Total Utang

3.      Ratio Rentabilitas
Rentabilitas Ekonomis / RE =   ( EBIT / TOTAL ASET) x 100 %
Rentabilitas Modal Sendiri / RMS  =  (EAT / MS) x 100 %

  1. Return on Investment

ROI =   x 100 %

Kriteria :
ROI < tingkat bunga bank = usaha tidak layak dilakuka karena tidak mampu menghasilkan keuntungan.
ROI > tingkat bunga bank = usaha layak untuk dilakukan karena mampu menghasilkan keuntungan


5.      Payback Period

PP =    x 1 tahun

Kriteria :
PP > jangka waktu yang ditetapkan = usaha tidak layak beropersi karena pengembalian investasi lebih lama dari jangka waktu yang ditetapkan.
PP < jangka waktu yang ditetapkan = usaha layak beropersi karena pengembalian investasi lebih cepat dari jangka waktu yang ditetapkan.







           











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Teknis Usaha Peternakan
4.2.      Analisis Laporan Keuangan
            Analisis laporan keuangan disini bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan PT. E dan E Farm saat ini. Setelah dilakukan analisis laporan keuangan maka akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
4.2.1.   Biaya
    Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang dan jasa. Biaya berbeda dengan beban, beban yaitu pengrbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan (Case dan Fair, 2007). Biaya yang dikeluarkan oleh PT Tosari Jaya Farm terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
4.2.1.1. Biaya tetap, terdiri dari biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja sembilan orang dibayar Rp. 600.000 setiap bulannya.  Biaya penyusutan kandang, peralatan kandang dan pajak bumi dan bangunan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1. Penghitungan Total Biaya Tetap Per Periode (12 bulan)
Jenis Biaya
Jumlah (Rp)
Biaya tenaga kerja (9 orang)
72.000.000
Penyusutan Peralatan kandang
2.000.000
Penyusutan kandang
4.000.000
Pajak Bumi dan bangunan
28.400.000
Total biaya tetap
106.400.000
Sumber: Data primer praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.
4.2.1.2. Biaya variabel, terdiri dari biaya untuk pembelian bakalan, biaya  pakan, biaya obat obatan, biaya listrik dan biaya pemasaran dimana jumlah totalnya berubah sebanding dengan kegiatan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Case dan Fair (2007) bahwa biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel. Rincian biaya variabel dari PT E dan E Farm yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Penghitungan Total Biaya Variabel Per Periode (12 bulan)
Jenis Biaya
Jumlah (Rp)
Biaya Variabel

Pembelian bakalan
43.200.000
Pakan pullet
504.868.000
Pakan Ayam Produktif
1.023.022.000
Biaya obat – obatan
24.000.000
Biaya listrik
14.400.000
Biaya pemasaran
36.000.000
Total biaya variabel
1.645.490.000
Sumber: Data primer praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.
            Berdasarkan data tersebut, didapatkan total biaya produksi yaitu sebesar Rp. 1.645.490.000 yang diperoleh dari penjumlahan total biaya tetap dan total biaya variabel.
4.2.2. Penerimaan
            Penerimaan PT. E dan E Farm didapatkan dari penjualan produksi telur, kotoran dan ayam afkir. Penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang diputuskan kan diproduksi dijual oleh suatu perusahaan (Case dan Fair, 2007). Produksi telur yang dihasilkan  saat ini yaitu sebanyak 378 kg setiap hari dengan asumsi produksi 70% - 90%.  Harga diambil dari bulan Oktober 2012 yaitu sebesar Rp. 14000 per kg, maka penerimaan yang didapatkan dari hasil menjual telur yaitu Rp. 1.905.120.000 selama satu tahun. Kotoran dilimpahkan langsung kepada karyawan, maka penghasilan penjualan kotoran langsung menjadi milik karyawan. Ayam yang sudah tidak produktif saat itu kosong. Maka didapatkan  penerimaan sebesar Rp. 1.905.120.000 dalam periode 1 tahun.
4.2.3.   Pendapatan
            Pendapatan dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya produksi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Juanda dan Cahyono (2005) bahwa pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Berdasarkan perhitungan didapatkan pendapatan PT E dan E yaitu sebesar Rp. 153.230.000 dalam periode tahun ini.
4.2.4.   Neraca Keuangan
            Neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva / harta, kewajiban / modal, modal perusahaan / ekuitas pada saat tertentu (Kasmir, 2008). Neraca keuangan PT Tosari Jaya Farm adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Neraca Keuangan

Jumlah (Rp)
Aktiva lancar

  • Kas
1.000.000.000
  • Piutang
598.660.000                                    
  • Sediaan
153.230.000
Total aktiva lancar
1.751.890.000                               
Aktiva tetap
153.230.000
Akumulasi penyusutan
                                  - (6.000.000)
Total aktiva tetap
147.230.000
Total aktiva
1.805.120.000
Utang lancar

Total Utang lancar
315.200.000
Ekuitas

  - Modal setor
744.960.000
Total ekuitas
744.960.000                               
Total pasiva
1.805.120.000
Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.



4.4.5.   Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008). Jenis-jenis penerimaan, biaya yang dikeluarkan dan pengurangan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan dilaporkan dalam laporan laba rugi. Laporan laba rugi PT E dan E Farm dapat dilihat dalam tabel laporan laba rugi.
Tabel 6. Laporan laba rugi
Komponen laporan laba rugi
Jumlah (Rp)
Total penjualan
1.905.120.000
Total biaya produksi
1.717.890.000
Laba kotor
187.630.000
Penyusutan
6.000.000
EBIT
181.630.000
EBT
181.630.000
Pajak
28.400.000
EAT
153.230.000
Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.
Total penjualan yang lebih besar dari pada total biaya menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan laba. Laba kotor yang didapat PT. E dan E Farm adalah sebesar Rp. 187.630.000. Laba kotor selanjutnya dikurangi biaya penyusutan bangunan dan peralatan sehingga didapatkan nilai Earning Before Interest and Tax sebesar Rp 153.230.000.
Perusahaan yang sebagian pembiayaannya dibiayai oleh modal sendiri aba kotor yang sudah dikurangi penyusutan tidak dikurangi dengan bunga. Total EBT perusahaan adalah sebesar Rp 181.630.000.
Bagian terakhir yang harus dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah pajak. Pajak (Tax) harus dibayar oleh perusahaan kepada negara, sehingga akan mengurangi jumlah total pendapatan dan disebut Earning After Interest and Tax (EAT). Jumlah EAT PT. E dan E Farm adalah sebesar Rp 153.230.000.
4.2.6.   Analisis ratio keuangan
Analisis Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2008). Analisis ratio keuangan ini dibagi menjadi 3 yaitu, ratio likuiditas, ratio solvabilitas dan ratio rentabilitas.

4.2.6.1. Ratio likuiditas, berfungsi mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat ditagih (Kasmir, 2008). Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi sangat likuid, digambarkan dengan angka current ratio sebesar 556 %. Angka tersebut menjelaskan bahwa setiap 1 rupiah hutang jangka pendek yang sudah jatuh tempo dapat ditanggung oleh 5,56 rupiah aktiva lancar perusahaan.

4.2.6.2. Ratio solvabilitas, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2008). Ratio solvabilitas dapat dihitung dengan menghitung debt ratio. Berdasarkan perhitungan, nilai debt t ratio PT E dan E Farm adalah sebesar 17,4%. Nilai ratio tersebut menunjukkan bahwa 17,4% pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya setiap Rp 100,00 pendanaan perusahaan, Rp 17,4 dibiayai oleh hutang dan sisanya Rp 83 disediakan oleh pemilik perusahaan. Nilai ratio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya (Darsono, 2005).

4.2.6.3. Ratio rentabilitas, merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan . Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manejemen suatu perusahaan (Kasmir, 2008). Berdasarkan hasilperhitungan diperoleh ratio rentabilitas sebesar 24,4 % yang didapatkan dari persentase hasil bagi dari EBIT dan Ekuilitas.
2.2.7.   Return on investment
            Return on Investment adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan (Juanda dan Cahyono, 2005). ROI didapatkan dari hasil perhitungan EAT dibagi Investasi. Berdasarkan perhitungan, ROI dari PT E dan E Farm adalah sebesar 30,3% yang memiliki arti setiap 1 rupiah investasi menghasilkan EAT 3,03 rupiah.

2.2.8.   Payback period

            Payback Periode adalah suatu periode yang perlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan procced atau aliran kas netto atau net cash flows (Juanda dan Cahyono, 2005). Berdasarkan perhitungan, payback period dari PT E dan E Farm adalah sebesar 2,6 yang berarti pengembalian investasi didapat setelah perusahaan berproduksi selama 2,6 tahun.















KESIMPULAN
            PT. E dan E Farm merupakan perusahaan peternakan yang bergerak dibidang ayam petelur.  Perusahaan ini mengalami keuntungan  dimana semua biaya yang dikeluarkan tertutupi oleh penerimaan yang dihasilkan. Modal yang modal didapatkan dari modal sendiri yaitu dari pemilik PT. E dan E Farm sendiri.  Maka perusahan ini layak dipertahankan dan dikembangkan melalui inovasi yang baru.


















DAFTAR PUSTAKA
Aziz, D. 2007. Mengenal Ayam Petelur. CV. Sinar Cemerlang Abadi, Jakarta
Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Petelur. Agromedia, Jakarta
Akoso, B.T. 1998. Kesehatan Unggas: Panduan bagi Petugas Teknis. Penyuluh dan Peternak. Kanisius, Yogyakarta
Irawan, A. 1995. Menanggulangi Berbagai Penyakit Ayam. CV. Aneka, Solo
Lubis, A.M. dan F.B. Paimin. 2001. 8 Kiat Mencegah Penurunan Produksi Telur Ayam. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Juanda, D. dan Cahyono, B. 2005. Wijen, Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kansius, Yogyakarta
Case, K.E. dan Fair, R.C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi 8 Jilid 1. Erlangga, Jakarta
Rangkuti, F. 1998. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta
Mulyadi, Y. 2011. Wartawarga.gunadarma.ac.id. Diakses pada tanggal 27 Oktober  2012  pukul 10.17 WIB.
Wikipedia.com. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 pukul 10.45 WIB