LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
Disusun oleh :
Nama : Sandi Suroyoco Sinambela
NIM : 23010110110031
Kelompok : XIA
Asisten : Geninda Cahyaning Rahma
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Karbohidrat sangat penting bagi tubuh kita, karena karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh kita dalam melakukan segala aktivitas. Karbohidrat disusun oleh unsur-unsur kimia yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)m. Meskipun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kal (kkal) bila dibandingkan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang rendah.
Praktikum kimia dasar dengan materi karbohidrat ini bertujuan untuk mengetahui sifat umum dan sifat khusus dari karbohidrat. Manfaat praktikum ini agar praktikan dapat mengetahui zat-zat penyusun karbohidrat dan mengetahui sifat umum maupun khusus dari karbohidrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat ialah polihidroksialdehida, polihidroksiketon atau zat yang memberikan senyawa seperti itu jika dihidrolisis. Kimiawi karbohidrat pada dasarnya merupakan kimia gabungan dari dua gugus fungsi, yaitu gugus hidroksil dan gugus karbonil (Hart, 2003). Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur - unsur C, H dan O terutama yang terdapat dalam tumbuh- tumbuhan yaitu kira- kira 75 %. Nama Karbohidrat digunakan karena senyawa ini sebagai Hidrat karbon dalam senyawa tersebut. Perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 (Poedjiadi, 1994).
Karbohidrat adalah sumber energi utama dalam tubuh mahluk hidup. Fungsi karbohidrat dalam organisme sama seperti fungsi bensin dalam kendaraan bermotor. Tumbuh-tumbuhan dengan bantuan klorofil mampu menangkap energi sinar matahari membuat karbohidrat melalui proses fotosintesis (Poedjiadi, 1994). Karbohidrat merupakan zat makanan yang cepat mensuplai energi sebagai bahan bakar untuk tubuh, terutama jika tubuh dalam keadaan lapar. Karbohidrat juga merupakan bahan makanan dengan harga relatif murah dan tersedia sehingga karbohidrat sangat esensial untuk proses-proses metabolisme yang ada dalam tubuh (Pialang dan Wiranda, 1991).
2.2. Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari kata latin (sakarum = gula) dan merujuk pada rasa manis dari beberapa karbohidrat sederhana. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan yang lainnya lewat hidrolisis (Hart, 2003). Karbohidrat hanya mengandung tiga unsur karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O), tetapi meskipun demikian terdapat berbagai jenis dari senyawa tersebut, yang mana perbedaan-perbedaannya hanya terdapat dalam hal jumlah dan susunan dari ketiga jenis atom di dalam molekul-molekulnya (Fessenden dan Fessenden, 1997).
2.2.1. Monosakarida
Monosakarida dapat digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang ada (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa dan seterusnya) dan berdasarkan apakah gugus karbonil yang ada hanya sebagai aldehida (aldosa) atau sebagai keton (ketosa)yang memiliki gugus OH bebas sehingga monosakarida mudah larut dalam air (Hart, 2003). Monosakarida yang juga disebut gula sederhana (simple sugars) adalah sakarida yang tidak dapat dihidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain (Suwandhi, 1989).
Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari hidrolisis karbohidrat komplek dalam proses pencernaan. Glukosa merupakan bentuk gula yang biasanya terdapat dalam peredaran darah. Fruktosa (levulosa, gula asal buah-buahan) merupakan gula paling manis jika dibandingkan dengan glukosa dan galaktosa. Glukosa, fruktosa, laktosa, sirup dan madu dapat mereduksi dengan Fehling A dan B (Irfan,2000). Karbohidrat berubah warna menjadi warna merah bata dan terjadi endapan apabila ditambah dengan pereaksi Benedict. Karbohidrat apabila ditambah dengan Asam Pikrat akan berubah warna merah (Harold, 2003).
2.2.2. Disakarida
Oligosakarida yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah disakarida. Disakarida adalah dua monosakarida ditautkan oleh ikatan glikosidik antara karbon anomerik dari satu unit monosakarida dan gugus hidroksil dari unit lainnya (Hart, 2003). Disakarida atau gula rangkap misalnya sukrosa, maltosa dan laktosa. Sukrosa terdiri dari 1 molekul glokosa dan 1 molekul fruktosa. Maltosa terdiri dari 2 molekul glukosa. Laktosa terdiri dari 1 molekul glokosa dan 1 molekul galaktosa (Marstyo dan Kartasapoetra, 1995).
2.2.3. Polisakarida
Polisakarida mengandung banyak monosakarida yang berhubungan dan beragam panjang rantai serta bobot molekulnya. Unit monosakarida dapat berhubungan secara linear, atau rantainya dapat bercabang (Hart, 2003). Molekul polisakarida terdiri dari banyak satuan monosakarida. Jika satuan monosakarida itu gula pentosa C5H10O5, maka polisakarida dikelompokan sebagai pentosan (C5H8O4)x. Jika satuan dalam monosakaridanya adalah heksosa C6H12O6. Molekul polisakarida dapat dikelompokan sebagai heksosa (C6H10O5)y (Keenan, 1998).
BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum kimia dasar dengan materi Karbohidrat dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Oktober 2010 pukul 07.00 - 09.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.
3.1. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum karbohidrat adalah pipet tetes berfungsi untuk menambah atau mengurangi larutan. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat larutan. Rak tabung berfungsi sebagai tempat tabung reaksi. Bunsen berfungsi untuk memanaskan larutan pada tabung reaksi. Penjepit berfungsi sebagai alat yang digunakan saat mengambil tabung reaksi pada saat di penangas air. Penangas air berfungsi sebagai tempat larutan dan sebagai alat untuk mengukur larutan sesuai dengan ukuran yang tertera. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah glukosa, laktosa, sukrosa, frukosa, kanji, madu, sirup, aquades, fehling A, fehling B, asam pikrat, pereaksi Benedict dan Natrium Karbonat.
3.2 Metode
3.2.1. Uji kelarutan
Menyiapkan tujuh tabung reaksi kemudian memasukkan secara berturut-turut glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa dan kanji madu dan sirup 10 tetes. Setelah memasukan kemudian mengamati dan mencatat warna dari bentuk fisik karbohidrat itu. Setelah itu menambahkan 10 tetes aquades ke setiap tabung reaksi, kemudian menutup tabung reaksi dengan ibu jari dan gojog dengan baik. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
3.2.2. Uji fehling
Menyiapkan 7 tabung reaksi kemudian mengisi masing-masing tabung dengan 10 tetes larutan laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, kanji, madu dan sirup yang mempunyai konsentrasi 2%. Mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 10 tetes fehling A dan fehling B dan menggojog. Memanaskan tabung reaksi di atas bunsen sampai mendidih selama 10 menit kemudian mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan. Uji positif apabila membentuk endapan merah bata.
3.2.3. Uji benedict
Memasukkan 10 tetes larutan glukosa 2% ke dalam tabung reaksi. Menambahkan 10 tetes pereaksi Benedict dan menggojog tabung reaksi berulang kali. Memanaskan beberapa saat kemudian akan terjadi perubahan warna. Mengamati secara teliti kemudian mencatat perubahan pada lembar pengamatan. Pereaksi positif jika membentuk endapan warna merah bata kemudian mengulang percobaan terhadap larutan fruktosa, sukrosa, laktosa, madu, sirup dan kanji.
3.2.4. Uji asam pikrat
Memasukkan 10 tetes glukosa 2% ke dalam tabung reaksi. Menambahkan larutan Asam Pikrat jenuh dan natrium karbonat 10 tetes. Memanaskan beberapa saat larutan tersebut dan mengamati perubahan warna yang terjadi. Reaksi akan positif apabila terbentuk warna merah. Mengulangi percobaan ini terhadap larutan fruktosa, laktosa, sukrosa, madu, sirup dan kanji.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Kelarutan
Hasil pengamatan uji kelarutan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Hasil Uji Kelarutan
Sampel | Warna | Bentuk | Keterangan |
Glukosa Fruktosa Laktosa Sukrosa Kanji Sirup madu | Bening Bening Bening Bening Agak Keruh Bening Bening | Larutan Larutan Larutan Larutan suspensi Larutan Larutan | Cepat larut Cepat larut Cepat larut Cepat larut Terdapat endapan Cepat larut Cepat larut |
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2010.
Hasil uji kelarutan di atas, didapatkan bahwa dalam uji kelarutan diatas jika glukosa, fruktosa,laktosa, sukrosa,sirup dan madu ditambahkan aquades, yang asalnya bening, maka masih akan tetap bening yang menandakan bahwa monosakarida tersebut larut dalam air. Pada kanji menghasilkan larutan keruh . Hal ini sesuai dengan pernyataan Hart (2003) yaitu monosakarida dapat larut dalam air. larutan karbohidrat yang diujikan seperti glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, sirup,dan madu larut dalam air, karena memiliki gugus OH yang bebas sehingga karbohidrat mudah larut dalam air tetapi kanji tidak karena kanji bersifat suspensi dan kanji merupakan polisakarida dengan berat molekul yang tinggi dan bukan monosakarida. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Harold (2003) bahwa larutan karbohidrat memiliki sifat mudah larut dalam air.
4.2. Uji fehling
Hasil percobaan uji fehling dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Hasil Uji Fehling
Sampel | Reaksi (+/-) | Keterangan |
Laktosa Sukrosa Glukosa Fruktosa Kanji Madu Sirup 2% | + - + + - + + | Biru menjadi merah bata, mengendap Biru menjadi hijau kekuningan Biru menjadi merah bata, mengendap Biru menjadi merah bata, mengendap Biru menjadi hijau kebiruan Biru menjadi merah bata, mengendap Biru menjadi merah bata, mengendap |
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2010.
Pada uji fehling ini ditunjukkan reaksi yang negatif adalah sukrosa dan kanji,disebabkan karena kanji dan sukrosa tidak mereduksi fehling. Reaksi positif ditunjukan pada laktosa, glukosa, fruktosa, madu dan sirup 2%. Hal ini terjadi karena pereaksi fehling akan tereduksi dari Cu2+ menjadi Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O yang meng hasilkan warna merah bata.
2Cu+ + 2 OH ® Cu2O +H2O
Penambahan fehling A dan fehling B akan terjadi perubahan warna pada glukosa, fruktosa, laktosa,sirup, dan madu. Hal ini sesuai pernyataan Irfan (2000) bahwa glukosa, fruktosa, laktosa, sirup dan madu dapat mereduksi dengan Fehling A dan B. Hal ini sesuai juga dengan pendapat Harold(2003) bahwa semua monosakarida dan disakarida merupakan gula pereduksi terhadap Fehling.
4.3. Uji benedict
Hasil percobaan uji benedict dapat dilihat pada tabel bawah ini :
Tabel 5. Hasil Uji Benedict
Sampel | Reaksi (+/-) | Keterangan |
Glukosa 2% Fruktosa Sukrosa Laktosa Kanji Madu Sirup 2% | + + - + - + + | Biru menjadi merah bata, mengendap Biru menjadi merah bata, mengendap biru biru menjadi merah bata, mengendap Biru Biru menjadi merah bata, mengendap Bjru menjadi merah bata, mengendap |
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2010.
Hasil percobaan uji benedict sukrosa dan kanji menunjukan reaksi yang negatif yaitu bewarna biru dan larutan yang menghasilkan reaksi yang positif adalah glukosa, fruktosa, laktosa, madu, dan sirup. Dengan adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna biru dan merah bata. Sesuai dengan pendapat Suwandhi (1989) bahwa karbohidrat pereaksi Benedict dipanaskan maka akan terjadi endapan dan perubahan warnabiru menjadi merah bata . Sampel apabila ditambah dengan pereaksi Benedict semua larutan karbohidrat berubah warna menjadi warna merah bata dan terjadi endapan, kecuali kanji dan sukrosa karena bukan merupakan gula pereduksi. Sesuai pendapat Harold (2003) yang menyatakan bahwa karbohidrat berubah warna menjadi merah bata dan terjadi endapan apabila ditambah pereaksi Benedict.
4.4. Uji asam pikrat
Hasil percobaan uji asam pikrat dapat dilihat pada tabel bawah ini :
Tabel 6. Hasil Uji Asam Pikrat
Sampel | Reaksi (+/-) | Keterangan |
Glukosa 2% Fruktosa Sukrosa Laktosa Kanji Madu Sirup 2% | + + - + - + + | Kuning menjadi merah gelap Kuning menjadi merah gelap Kuning menjadi merah oranye Kuning menjadi merah gelap kuning kuning menjadi merah kehitaman kuning menjadi merah kehitaman |
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2010.
Tujuh smpel pada uji asam pikrat yaitu glukosa 2 %, fruktosa, sukrosa, laktosa madu, Sirup dan kanji, menunjukan bahwa pada sampel glukosa, fruktosa, laktosa, madu dan sirup terjadi reaksi positif dengan adanya perubahan warna merah kehitaman dan hal ini sesuai dengan prosedur kerja tetapi pada sampel sukrosa dan kanji reaksinya negatif, tidak terjadiperubahan warna.Hal ini sesuai dengan pendapat Fessenden dan fessenden (1997) bahwa salah satu sifat karbohidrat dapat beroksidasi kecuali polisakarida. Dalam uji asam Pikrat semua monosakarida dan disakarida membentuk warna merah,kecuali sirup dan kanji karena tidak dapat beroksidasi. Hal ini sesuai juga dengan pendapat Harold (2003) yang menyatakan bahwa karbohidrat apabila ditambah dengan Asam Pikrat akan berubah warna merah kecuali polisakarida.
BAB V
KESIMPULAN
Karbohidrat adalah polihidroksialdehida, polihidroksiketon atau zat yang memberikan senyawa seperti itu jika dihidrolisis. Sifat-sifat karbohidrat tampak saat dilakukan uji kelarutan, uji fehling, uji benedict dan uji asam pikrat. Saat uji kelarutan, karbohidrat larut dalam air kecuali kanji karena merupakan polisakarida bersifat suspensi. Saat uji fehling A dan fehling B reaksi positif menunjukan perubahan warna biru menjadi merah bata dan terdapat endapan, karena fruktosa, glukosa, laktosa, sirup dan madu dapat mereduksi fehling sedangkan sukrosa dan kanji negatif. Pada uji benedict reaksi positif menunjukkan perubahan warna biru menjadi merah bata terdapat endapan, reaksi negatif yakni kanji dan sukrosa, tidak terbentuknya endapan dan perubahan warna biru menjadi merah dan dalam uji asam pikrat reaksi positif menunjukkan warna merah jika terdapat karbohidrat,tetapi pada sukrosa dan kanji reaksi negatif hal ini disebabkan karena pada uji asam pikrat menguji karbohidrat yang beroksidasi dan bukan polisakarida
Karbohidrat mudah larut pada air karena karbohidrat memiliki gugus OH yang belum berikatan sehingga pada saat dilarutkan pada air maka akan terlarut sempurna tetapi hal ini tak berlaku pada polisakarida misalnya kanji yang bersifat supensi dan berat molekul yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R. J. dan fessenden, 1997. Kimia organik. Erlangga, Jakarta.
Harold, H. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga, Jakarta.
Hart, L., E. Craine dan Harold. 2003. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
Ifan,2000.Kimia Organik.ErlanggA, Jakarta
Keenan, C. 1998. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi 6. Erlangga, Jakarta.
Marsetyo, H. dan G. Kartasapoetra. 1995. Ilmu Gizi. Rineka Cipta, Jakarta.
Piliang dan G. Wiranda. 1991. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Suwandhi, M. 1989. Kimia Organik. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.
LAMPIRAN
Lampiran 3. Jawaban Pertanyaan Soal-Soal Praktikum Karbohidrat
Uji Fehling
1. Mengapa ada dua karbohidrat yang gagal terhadap uji Fehling?
Karena kedua larutan itu (sukrosa dan kanji) bukan merupakan monosakarida.Padahal larutan Fehling merupakan pereaksi peroksidasi yang
digunakan untuk uji monosakarida.
2. Apakah madu menghasilkan uji fehling yang positif?
Ya, karena warna yang ditimbulkan dari madu adalah merah bata.
3. Tuliskan struktur karbohidrat yang menyebabkan uji ini positif !
O
║
CHO H-C-Na
| |
H-C-OH OH-C-H
| |
OH-C-H + Cu 2+ + NaOH + H2O → OH-C-H + Cu2O ↓ + H+
| ↑ |
H-C-OH H-C-OH
| |
H-C-OH H-C-OH
| |
CH2O CH2OH
(Glukosa)
4. Apakah sirup yang saudara uji positif terhadap uji fehling?
Ya, karena terbentuk endapan warna merah bata.
Lampiran 3. Jawaban pertanyaan soal-soal karbohidrat (lanjutan)
Uji Benedict
1. Tuliskan reaksi untuk pengujian larutan maltosa dan laktosa !
Maltosa = Maltosa + benedict kemudian di panaskan menghasilkan endapan
merah bata.
Laktosa = Laktosa + benedict kemudian dipanaskan menghasilkan endapan
merah bata.
2. Apa penyusun pereaksi benedict?
Cu 2+ dan H2O
3. Kesimpulan apa yang dapat saudara ambil dari percobaan di atas?
Larutan Benedict mengandung unsur Cu (tembaga), hal ini dapat diidentifikasi dengan adanya endapan berwarna merah bata pada larutan yang diujikan. Endapan itu merupakan zat sisa dari sebuah reaksi. Endapan akan terbentuk apabila kedua senyawa yang direaksikan memiliki keterkaitan antar molekul lewat gugus fungsionalnya.
4. Apa yang terjadi baik glukosa yang banyak dan yang sedikit pereaksi Benedict dipanaskan?
Tetap akan terbentuk endapan berwarna merah bata, hanya saja tingkat kepekatan pereaksi yang lebih banyak itu lebih tinggi dan laju reaksi berlangsung dengan cepat.
Lampiran 3. Jawaban pertanyaan-pertanyaan karbohidrat (lanjutan)
Uji Asam Pikrat
1. Tulislan masing-masing reaksi untuk pengujian di atas !
. CHO COOH
| |
H-C-OH H-C-OH
| |
OH-C-H + → OH-C-H +
| ↑ |
H-C-OH H-C-OH
| |
H-C-OH H-C-OH
| |
CH2O CH2OH
(Glukosa) (Asam pikrat) (Asam Glukorat) (Asam Pikronat)
2. Kesimpulan apa yang dapat saudara ambil dari percobaan ini?
Larutan yang mengandung karbohidrat, bila diberi asam pikrat dan sodium
karbonat dan dipanaskan, akan membentuk larutan berwarna merah.