Saturday, 28 May 2011

korelasi kandang dengan ternak

Nama: sandi suroyoco sinambela
Nim: 23010110110031

Korelasi Konstruksi Bagaimana Untuk Mendukung Optimalnya Metabolisme Pada Ternak
Semua produk ternak merupakan proses biologis dan untuk menngefisiensi dan mengefektifkan produk ternak sangattergantung pada manajemen pakan dan status lingkungan ternak. Jadi untuk menyeimbangkan mulai dari fisis,kimiawi, kompetisi biologis pada ternak maka penting sekekali kita mengetahui korelasi antara system metabolisme ternak degan konstruksi kandang ternak. Konstruksi kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali jenis konstruksi kandang, baik berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. secara tidak langsung kandang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan.Jadi dengan demikian, konstruksi perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan yang akan berbengaruh besar terhadap produksi ternak. Kandang yang fungsional akan menambah pendapatan bagi para pemiliknya maka untuk itu peternak harus memperhitunkan jumlah,jenis ternak, serta skema perkandangan; contohnya pada kandang sapi.
1. . Kandang individual
Kandang individual diperuntukkan bagi satu ekor ternak, ukurannya disesuaikan dengan ukuran tubuh ternak secara umum pada ternak , biasanya berukuran 2,5 x 1 meter. Kandang individual dibuat dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan sapi agar lebih cepat. Hal itu karena di kandang ini sapi dibatasi ruang geraknya. Dikandang ini, sapi tidak mudah steres karena frekuensi kontak dengan sapi lain sangat terbatas. Dalam distribusi pakan, sapi-sapi juga tidak bersaing satu sama lain sehingga tidak terjadi perebutan pakan. Sayangnya, biaya pembuatan kandang individual relative mahal dibandingkan dengan kandang koloni. Kandang individual ini menunjukkan performan yang baik pada ternak karena tidak adanya kompetisi antar sesama ternak. Tapi lain halnya pada ternak yang lebih suka di umbar misalnya kerbau kerbau akan stress jika dikandangkan individual bahkan dapat mati.
2. Kandang Koloni
Kandang koloni digunakan untuk memelihara beberapa ekor ternak sekaligus. Pakan dan minum diberikan secara kolektif. Akibatnya, kemungkinan ternak mengalami stress lebih tinggi karena frekuensi kontak badan secara langsung lebih tinggi. Keuntungannya, biaya pembuatan kandang koloni lebih rendah dibandingkan dengan kandang individual. Karena kebutuhan luas kandang per ekor pada kandang individual lebih besar. Konstruksi kandang diupayakan cukup kokoh meskipun dengan bahan bangunan sederhana. Agar ternak yang tinggal di dalam kandang merasa nyaman, konstruksi kandang harus diciptakan sesuai dengan kondisi alam sekitarnya.
Komponen-komponen yang harus ada dalam suatu konsruksi kandang adalah :
a. Atap kandang
Atap merupakan penutup kandang bagian atas. Secara umum, atap berfungsi melindungi ternak dari terpaan air hujan dan terik matahari. Atap juga berfungsi mempertahankan suhu dan kelembapan udara dalam kandang. Bahan atap sedapat mungkin terbuat dari bahan yang mampu menahan panas, bahkan yang paling baik adalah yang mampu memancarkan kembali sinar matahari. Genteng, seng gelombang, abses gelombang, aluminium gelombang, sirap dan atap yang terbuat dari rumbia, alang-alang, daun kelapa, ijuk, atau palem-paleman cukup baik untuk menyejukkan kandang. Kita ketahui bahwa temperature hewan ternak harus stabil. Temperature hewan ternak dukatakan stabil adalah 370c jika lebih dari itu maka ternak tersebut akan melakukan evaporasi, radiasi, konveksi dan konduksi kisaran 380c. tapi jika temperaturnya 350c maka perlunya peng hangatan ruangan seperti menyalakan lampu.
b. Tinggi bangunan
Kandang di daerah yang mempunyai suhu lingkungan agak panas (dataran rendah dan pantai) hendaknya dibangun lebih tinggi dari pada kandang yang ada di daerah pegunungan. Hal ini berfungsi agar udara panas di dalam ruangan kandang lebih bebas bergerak atau berganti sehingga dapat diperoleh ruang kandang cukup sejuk. Metode ini juga mengurangi tingkat ke stresan ternak.
c. Kerangka kandang
Kerangka kandang dapat berupa bambu, kayu, beton dan pipa besi. Tetapi, kandang yang sederhana dapat menggunakan bahan dari bambu yang benar-benar sudah tua atau dikombinasi dengan kayu asalkan bahan tersebut di-teer atau diolesi dengan oli bekas. Hal ini sangat jarang di perhatikan uleh banyak peternak padahal harus diperhatikan juga, dari segi lingkungan ternak akan berbeda misalnya seekor babi dengan kambing. Kerangka konstruksi kandang kambing harus tinggi dan seperti rumah panggung tetapi pada babi tidak.
d. Dinding kandang
Dinding kandang dindiing kandang berguna untuk membentengi ternak agar tidak lepas keluar, menahan angin langsung masuk ke dalam kandang, dan menahan keluarnya panas dari tubuh ternak itu sendiri pada malam hari. Berdasarkan konstruksi dinding, dikenal adanya kandang tertutup dan setengah terbuka, yang dimaksudkan kandang tertutup yaitu dinding menutup keempat sisi kandang secara penuh. Sementara kandang setengah terbuka yaitu dinding hanya menutup sekitar setengah dari tinggi dinding kandang. Pada dinding kandang ternak kerapkali melakukan koveksi dan konduksi cotohnya pada ternak babi jika kepanasanmaka dia akan besandar lama pada dinding kandang ternak itu.
e. Lantai kandang
Lantai kandang merupakan bagian dasar/alas kandang. Fungsi lantai di antaranya ialah tempat berdirinya ternak dan pelepas lelah untuk berbaring pada setiap saat. Untuk itu, lantai kandang harus dibangun sedikit, memenuhi persyaratan untuk bisa berdiri dan beristirahat dengan baik, tanpa ada sesuatu yang sekiranya dapat menimbulkan gangguan apa pun. Lantai kandang biasanya terbuat dari lantai tanah, beton semen, aspal, atau batu-batuan. Lantai kandang harus dibuat agak miring, sekitar 5-10 derajat sehingga air dapat terus mengalir atau tidak mengumpul di satu tempat dan mempermudah pembersihan.urin maupun kotoran dari ternak
f. Tempat pakan dan air minum
Tempat pakan dan air minum sebaiknya mudah dibersihkan, konstruksinya dijaga agar ternak tidak mudah masuk dan menginjak-injak pakan atau air minum. Bibir-bibir tempat pakan dan tempat air minum harus dibuat agak bulat sehingga tidak tajam dan dasarnya cekung. Bahan dapat dibuat dari tembok semen, bambu, atau papan. Ukuran tempat pakan tergantung pada hewan ternak apa yang dipelihara, dan panjangnya beserta tempat air minum tempat ternak.
g. Selokan
Selokan dibuat tepat di belakang jajaran ternak dari ujung ke ujung kandang. Kedalaman bagian ujung awal selokan dibuat kurang dari 10 cm, dan pada ujung akhirnya tidak lebih dari 30 cmpada intinya adalah kemiringan pada selokan. selokan akan mempermudah pekerja dalam mensanitasi kandang untuk membuang ammonia ternak yang ada pada lantai, sehingga pada saat di bersihkan maka akan mengalir pada selokan. Akan memudahkan juga,dalam pengumpulan urine dan feses untuk di jadikan biogas pada suatu tungku tempat feses dan urin.
Untuk memenuhi standar kegunaan, konsruksi kandang harus dibuat dengan beberapa persyaratan teknis sebagai berikut : Terbuat dari bahan-bahan berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak. Apabila hendak membuat kandang koloni, luas kandang harus sesuai dengan jumlah ternak sehingga ternak bergerak leluasa. Biaya pembuatan tidak terlalu mahal. Konstruksi lantai kandang dibuat dengan kemiringan 5-100,sehingga tidak ada air yang menggenang. Selain itu, bahan lantai kandang dibuat dari bahan yang tidak menyebabkan becek. Harus dibuat system sirkulasi udara yang memungkinkan lancarnya keluar masuk udara. Akan tetapi pada sirkulasi udara hendaknya dipasangi jarring-jaring agar mencegah masuknya hewan-kompetitor pada ternak tersebut, contoh pada kandang ayam maka dihindari masuknya tikus. Sinar matahari sebaiknya bisa masuk secara keseluruhan tanpa dihambat oleh keberadaan pohon atau dinding kandang Angin yang bertiup sebaiknya tidak menerpa ternak secara langsung. Atap kandang dibuat dari bahan yang murah, awet, ringan serta mampu memberikan kehangatan saat malam hari. dalam kegiatan pemeliharraan ternak, dibutuhkan peralatan untuk keperluan di dalam kandang. Peralatan hendaknya selalu dalam keadaan bersih, Adapun peralatan kandang yang diperlukan antara lain sebagai berikut Skop, digunakan untuk mengambil/membuang kotoran dan mengaduk pakan penguat. Sapu, digunakan membersihkan kandang, sebaiknya sapu terbuat dari lidi daun kelapa. Ember, digunakan untuk mengangkut air, pakan penguat, dan memandikan ternak. ember harus tebuat dari bahan antikarat, seperti ember plastikuntuk menghindari bakteri. Sikat, digunakan untuk menggosok badan ternak waktu dimandikan dan menggosok lantai waktu membersihkan kandang. Sikat yang baik terbuat dari ijuk. Kereta dorong, untuk mengangkut sisa-sisa kotoran, sampah, rumput ke tempat pembuangan. Tali, digunakan untuk mengikat dan keperluan yang lain. Hendaknya tali pengikat jangan terlalu kecil karena mudah putus dan dapat melukai kulit ternak. Sprayer, digunakan untuk pemberantasan ektoparasit pada sapi. Garu kecil, digunakan untuk membersihkan sisa pakan dan kotoran dalam kandang. Sedapat mungkin bangunan kandang tunggal dibangun menghadap ke timur dan kandang pada membujur ke arah utara selatan. Sehingga hal ini memungkinkan sinar pagi bisa masuk ke dalam ruangan atau lantai kandang secara leluasa. Sinar pagi tidak begitu panas untuk “menggigit” kulit dan mengandung sinar ulraviolet yang sangat penting fungsinya sebagai pembasmi kuman. Sinar pagi ini besar artinya bagi kehidupan ternak karena membantu proses pembentukan vitamin D di dalam tubuh/unsur ultraviolet (lembayung) berfungsi sebagai disinfektan dan pembasmi penyakit, serta mempercepat proses pengeringan kandang yang basah akibat air kencing ataupun air pembersih.
Jadi sebelum kita menarik kesimpulan kita juga perlu mengulas sedikit tentang bagaimana proses pembentukan produk pada ternak (daging, susu, telur, kulit, urine, estetika) Dimulai dari proses digestor. Masuknya supply dari luar kemudian didigesti oleh system digestor (mekanik,kimiawi, dan mikrobioligi) menghasilkan produk digesti yang dimasukkan pada sistem distribusi pada semua sel, produk digesti yang berupa substrat akan di metabolisme. Metabolism primer akan membentuk energy berupa ATP kemudian dilanjutkan kepada metabolisme sekunder yang menghasilkan produk-produk peternakan. Yang menjadi permasalahan adalah bagai mana cara memanajemen kandang ? maka akan didapat jawapan, pentingnya korelasi antara hewan ternak (unggas, sapi, kambing, babi, dll) terhadap konstruksi bangunan maka kita lihat dari mulai jenis ternak, koloni, individu, atap kandang ,tinggi kandang kerangka kandang, dinding kandang, lantai kandang, tempat pakan dan air minum, dan selokan adalah untuk mendukung obtimalnya metabolisme pada ternak sehingga menghasikan produk yang efektif dan efisien serta berkualitas. Factor eksternal ini sekaligus akan mempengaruhi faktor internal yakni regulasi dan hormon yayng akan berpengaruh juga terhadap generasi ternak berikutnya.

lap ph darah

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keasaman darah atau pH darah menggambarkan konsentrasi ion hidrogen yang menentukan keasaman atau kebasaan relatif dari larutan. pH 7,0 menggambarkan keadaan netral, tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa. Larutan dengan pH 1 – 6,5 adalah larutan asam pH untuk larutan basa berkisar antara 7,2 – 14,0, semakin besar angka maka darah bersifat basa. Pada kondisi normal pH darah sedikit alkali yaitu antara 7,35 dan 7,45. pH darah di pertahankan dalam batas-batas yang relatif sempit oleh adanya buffer kimia, terutama natrium bikarbonat. Bikarbonat yang terdapat di dalam darah sebagai hasil metabolisme juga dipergunakan untuk menetralisir keasaman darah. Dalam kondisi sakit maka bikarbonat menurun sehingga menimbulkan keadaan asam dalam darah atau asidosis.
1. 2. Tujuan
Praktikum Fisiologi Ternak bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui prinsip dan cara-cara pengukuran pH darah. Dapat membandingkan pH darah hewan pada kondisi tertentu.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. pH Darah
Keasaman (pH) darah menggambarkan konsentrasi ion hydrogen, yang menentukan keasaman atau kebasaan relative dari larutan. Dalam air destilasi, ion hydrogen (H+) yang bersifat asam setara dengan ion hidroksil (OH-) yang bersifat basa, pHnya 7 yang menggambarkan keadaan netral. Dalam keadaan normal pH terletak diantara 7,35 – 7,45 sedikit berada di daerah yang basanya netral. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keasaman darah, diantaranya adalah pengeluaran karbondioksida (gas asam) melalui paru – paru. Jadi hiperventilasi dengan cara membuang banyak karbondioksida dapat menyebabkan alkalosis (pH darah abnormal) sementara di dalam darah (Frandson, 1992). Buffer kimia (penyangga) terutama natrium bikarbonat yang dapat mempertahankan pH darah dalam suatu batas – batas yang relative sempit. Buffer bereaksi dengan asam kuat atau basa kuat hingga menghasilkan garam netral dan asam atau basa lemah. Darah selalu bersifat alkalik. Kadar alkaliknya tergantung dari konsentrasi ion-hidrogen dan hal ini sering dinyatakan sebagai pH. pH sebesar 7 berarti larutan tersebut dalam keadaan netral. pH antara 1-7 berarti larutan tersebut dalam keadaan asam. pH antara 7-14 berarti larutan tersebut dalam keadaan basa. pH normal akan dipertahankan. Karena kalau sedikit berubah ke arah asam ataupun ke arah basa akan mempengaruhi kehidupan. Sehingga usaha mempertahankan tingkat alkali yang konstan dalam darah adalah sangat penting (Pearce, 1997).
pH darah unggas normal adalah 7,2 sampai 7,3. pH semakin tinggi akan lebih bersifat basa. Perubahan pH pada darah terjadi karena adanya ganguan metabolisme berupa perubahan konsentrasi bikarbonat dari hewan tersebut. Darah sebagaimana mestinya memiliki fungsi untuk transport gas seperti oksigen (O2) dan karbondioksida (William, 1985). darah memiliki banyak fungsi yaitu diantaranya sebagai transportasi zat-zat makanan ke jaringan tubuh, transportasi oksigen ke jaringan tubuh, transportasi sisa-sisa metabolisme ke ginjal dapat dibuang, transportasi hormon-hormon dari kelenjar endokrin, pengaturan keseimbangan air dalam jaringan tubuh, berperan dalam sistem buffer, berperan dalam hal pengendalian tubuh dan berfungsi mempertahankan diri dari partikel asing yang masuk dalam tubuh (Harlod, 1979).
Penyangga adalah campuran dari asam lemak dan garm basanya. Istilah penyangga menjelaskan substansi kimia yang mengurangi perubahan pH dalam larutan yang disebabkan penambahan asam ataupun basa (Frandson, 1992). Empat sistem penyangga utama dari tubuh yang membantu memelihara pH agar tetap konstan adalah pertama bikarbonat merupakan penyangga yang paling banyak secara kuantitatif dan bekerja pada EFC. Kedua fosfat merupakan penyangga yang paling penting dalam sel darah merah dan sel tubulus ginjal. H+ yang diekskresikan ke dalam kemih, disangga dengan fosfat (dikenal sebagai asam yang dapat dititrasi). Ketiga hemoglobin yang tereduksi mempunyai afinitas kuat dengan H+, maka kebanyakan ion-ion ini menjadi terikat dengan hemoglobin dan keempat protein paling banyak terdapat pada sel jaringan dan juga bekerja pada plasma (Reviany dan Hartini, 1989).















BAB III
METODELOGI
Praktikum Dasar Fisiologi Ternak tentang tingkat keasaman darah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2011 pukul 14.00 – 16.00 WIB di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro, Semarang.
4.1 Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum mengukur tingkat keasaman darah yaitu darah hewan percobaan, dalam hal ini adalah serum darah burung puyuh. Sedangkan alat yang digunakan yaitu pH indicator.
4.2 Metode
Metode yang digunakan dalam praktkum ini pertama mecelupkan pH indikator kedalam sample serum darah selama 5 menit, mengangkat dan mengeringkan dengan angin, membandingkan dengan warna standart, membaca warna pH yang didapat dan membuat bahasan dari hasil pengukuran pH tersebut.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Mengukur Tingkat Keasaman
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Pengukuran Tingkat Keasaman Darah
Jenis Darah PH Darah
Darah Unggas 8
Sumber : Data Primer Praktikum Fisiologi Ternak, 2011.
Berdasarkan hasil praktikum bahwa pH yang diperoleh adalah 8, ini menunjukan bahwa darah yang diuji bersifat basa karena memiliki pH diatas netral. Seperti pernyataan William (1985) bahwa pH darah unggas normal adalah 7,2 sampai 7,3. Hal ini menunjukan bahwa sampel yang diuji memiliki pH darah yang lebih tinggi atau lebih bersifat basa. Perubahan pH pada darah terjadi karena adanya ganguan metabolisme berupa perubahan konsentrasi bikarbonat dari hewan tersebut. Darah sebagaimana mestinya memiliki fungsi untuk transport gas seperti oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Hal ini sesuai pendapat Harlod (1979) darah memiliki banyak fungsi yaitu diantaranya sebagai transportasi zat-zat makanan ke jaringan tubuh, transportasi oksigen ke jaringan tubuh, transportasi sisa-sisa metabolisme ke ginjal dapat dibuang, transportasi hormon-hormon dari kelenjar endokrin, pengaturan keseimbangan air dalam jaringan tubuh, berperan dalam sistem buffer, berperan dalam hal pengendalian tubuh dan berfungsi mempertahankan diri dari partikel asing yang masuk dalam tubuh.








BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasakan praktikum status darah dengan materi mengukur tingkat keasaman darah diperoleh pH sebesar 8. Hal ini menunjukkan bahwa pH darah ayam bersifat basa dan sesuai tingkat keasaman darah unggas yakni 7,2 - 7,3.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keasaman darah, diantaranya adalah pengeluaran karbondioksida melalui paru–paru. Jadi hiperventilasi dengan cara membuang banyak karbondioksida dapat menyebabkan alkalosis (pH darah abnormal). Buffer kimia (penyangga) terutama natrium bikarbonat yang dapat mempertahankan pH darah dalam suatu batas – batas yang relative sempit. Buffer bereaksi dengan asam kuat atau basa kuat hingga menghasilkan garam netral dan asam atau basa lemah.
5.2. Saran
Praktikan harus mempunyai ketelitian dan kesabaran dalam mencocokkan warna sampel dengan warna pada indikator universal agar mendapatkan pH yang sesuai dengan pH normal pada unggas khususnya burung puyuh.








DAFTAR PUSTAKA
Frandson, RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.
Harlod, A. H. 1979. Review of Physiological Chemistry. Diterjemahkan oleh Martin Muliawan. Buku Kedokteran E. G. C, Jakarta.
Pearce, Everlin. 1989. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Gramedia. Jakarta
Reviany Widjayakusuma dan Sri HartiniSjahfri Sikar. 1986. Fisiologi Hewan. Jilid 1. Institut Pertanian Bogor.
William, A. 1985. Patro Fisiologi. Edisi Ke-7. Jilid 11. Terjemahan, Jakarta.















LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK



















Disusun Oleh :

Nama : Sandi Suroyoco Sinambela
NIM : 23010110110031
Kelompok : IVE
Asisten : Swesti Ari











FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011

belajar bahasa jepang

Meishi (kata benda)
Haizara=asbak
Isu=kursi
Tegami=surat
Hon=buku
Tabemono=makanan
Nomimono=minuman
Kami=kertas
Enpitsu=pensil
Kudamono=buah-buahan
Sakana=ikan
Contoh; 1. Sono kudamono wa umai desu

Keiyooshi (kata sifat)
Takai= mahal
Mijikai =pendek
Nagai= panjang
Isamashi= berani
Sabishi= sunyi
Kanashi= sedih
Surudo= tajam
Tsuyo= kuat
Osoi= lambat
Atsui= panas
Nibui= mahal
Samui= dingin
Contoh; sono uchi wa takai desu
Riko na hito=orang pandai
Baka= kebodohan
Baka na hito= orang bodoh
Eigo no hon=buku bahasa inggris
Chiisai, yori chiisai, ichiban chiisai
Marui, yori marui, ichiban marui
Zenchisi (kata depan )
No ue ni= diatas
Kara= dari
Made= sampai
No nka ni= didalam
No shita ni= di bawah
No mae ni= di depan
No aida ni= di antara
No ishiro ni= di belakang
Contoh; taiyoo higashi kara haboru
Heya no naka ni isu ga ari masu



• Koto ga dekiru (dapat)
• Taberu koto ga dekimasu= anda dapat memakannya
• Nomu kotoga deki masen= kami tidak dapat meminumnya
• Medan e kitai desuka?= maukah anda pergi ke medan ?
• Ima koohii o nomitai desu= sekarang saya suka minum kopi
• Tabako o kudasai= tolong berikan saya rokok



E iga o mita= ingin melihat film
Yama ga mienai= gunung tidak kelihatan
Nante sabishii deshoo= betapa sepinya
Anata wa ima nani o shite imasu ka?=apa nyang sedang anda kerjakan sekarang
Tegami o kaite imasu= saya sedang menulis surat
Aruite Imasu= dia sedang berjalan
Kinyoobi kara= dari hari jumat
Omoi kara motemasen = karena berat saya tidak dapat membawanya
Kyookai e kureba kekko desu ne= kalau anda datang ke gereja baik bukan ?
Chikau iimashita= dia berkata dia akan bersumpah
Samui desu ne= dingin bukan ?
Kanashii desu ne= sedih bukan ?
Jakarta de mita n desu ka?= apakah anda melihat itu dijakarta?
Nijikan de koko ni yoru desho=mungkin anda bisa mampir dalam dua jam
Rojuki ni okimashita= saya bangun pada jam enam
Kono heya ni hito ga nannin imasu ka?=berapa orang ada di kamar ini?
Kashu ni naratai= ingin menjadi seorang penyanyi


Apa kabar= goiken wa ikaga desuka?
Apa itu?= sore wa nan desu ka?
Apa yang bisa saya tolong ?=nani o sashi agemasho ka?
Apa yang terjadi= doo shimashita ka?
Betapa sayangnya =nanto oshiikoto daroo!
Hati-hati= chuui!
Anda sangat baik hati= anata wa thaihen goshinsetsu
Berapa umurmu?= oikutshugurai desu ka?
Bagai mana saya ke…?= …. e doo iu ni ikimasu ka?
Berapa harganya? = ikura desu ka?

lobusingkam nauli oleh sandi sinambela


LOBUSINGKAM PALANGKA GADING
            Sebuah perkampugan yang terlihat sepi dan terlihat keramat, hanya ada delapan rumah ditengah hutan itu. Ditengah perkampungan itu terdapat parlinggoman (tempat berteduh) yang di tumbuhi satu pohon beringin yang rindang dan parik (tembok dari tanah )yang di tumbuhi bambu memagar di belakang rumah-rumah perkampungan tersebut, perkampungan tersebut dinamakan palangka gading yang terdapat di desa lobusingkam kecamatan sipoholon, kabupaten tapanuli utara, Sumatra utara.
            Nama palangka gading di buat para oppung (nenek moyang ) karena konon perkampungan tersebut adalah sarang dari harimau, disana banyak di temui gading, bukan hanya gading gaja tapi pada orang sekitar menyebut gading berupa tanduk-tanduk hewan yang di buru oleh harimau misalnya; tandik rusa, kijang, kancil dan hewqan liar lainnya. Dalam adat batak membuat nama perkampungan harus disahkan dengan melalui pesta adat batak dan biasanya memotong kerbau , oleh raja adat yang ada di daerah sekitar perkampungan. Perkampungan palangka gading di pungka(diresmikan ) oleh keluarga sinambela yang dulunya selalu di kejar-kejar oleh bangsa belanda maupun inggris. Lobusingkam khususnya palangka gading di kelilingi oleh bukit-bukit. Bukit di atas palangka gading itu terdapat juga satu tempat partonggoan (tempat untuk berdoa) oleh para oppung. Perkataan para oppung  parlinggoman yang di bangun ditengah kampung itu adalah karena saat oppung kami martonggo mereka menyaksikan cahaya putih mengelilingi kampung itu dan berkumpul di tengah kampung. Itu sebabnya dibuat pertanda dengan menanam pohon beringin di tengah kampung itu dan baru-baru ini penduduk kampung ada yang melihat cahaya putih itu kembali. Oleh karena perkampungan itu adalah jalur lintas oleh Sisingamangaraja XII (op. pulo batu, tuan Bosar). Dia selalu martonggo dan marlinggom di parlingoman itu. Lalu meneruskan perjalanannya ke barus melewati dolok utus sampai ke Sibolga.
            Penduduk palangka gading  mayoritas keturunan dari Sisingamangaraja IV (Tuan sori mangaraja)yaitu keturunan dari op.Siangin ,raja Salomo,raja Thomas, op.Panca, op.Bonggal, yang masih menetap di palangka gading. Sebagian juga sudah merantau ke luar tapanuli bahkan luar pulau Sumatra; Kalimantan ,jogja,Jakarta, dll. Tak heran lagi mengapa palangka gading menjadi terlihat sunyi. Para remaja setelah lulus dari SMA biasanya langsung merantau. Mata pencaharian dipalangka gading adalah bertani,berkebun,dan berternak maka pada siang hari sebelum anak-anak sekolahan pulang kampung itu terlihat seolah tak ada yang menenpati semuanya mengambil kesibukan tersendiri ada yang keladang, ada yang kesawah,ke hutan dan ada yang marmahan dorbia (mengembalakan ternak ).

lap biokim

BAB I
PENDAHULUAN
Zat yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi setiap organisme hidup pasti mengandung karbohidrat, protein, lemak dan juga mineral-mineral yang ada pada dasarnya asam-asam tubuh yang dimanfaatkan oleh tubuh suatu organisme.
Bahan makanan pada hakekatnya merupakan bahan kimiawi alam yang kaidah-kaidah kimiawi dan fisisnya tidak menyimpang dari benda-benda alam lain. Menjadi sumber penyediaan gizi dalam proses kehidupan dan tenaga gerak kehidupan dan biokalori. Analisa bahan-bahan makanan dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah-kaidah kimiawi, fisis, nutrisi dari indrawi. Analisa bahan makanan sebaiknya memenuhi syarat-syarat berikut ini antara lain sahih, tepat, hemat, selamat, dapat diulang, khusus, andal, dan mantap agar menghasilkan suatu prosedur analisa yang dapat dikatakan sempurna.
Praktikum Biokimia Dasar ini menguji sistem pencernaan makanan pada manusia, khususnya pencernaan pada karbohidrat, protein dan lemak serta penentuan kadar asam total pada susu dan tape karbohidrat, protein, lemak mempunyai peran dan fungsi,yang masing-masing bagian berbeda-beda. Tubuh dalam melakukan aktivitas, memerlukan ketiga komponen tersebut dalam menyuplai energi agar proses metabolisme berlangsung.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh.
Salah satu bagian penting dalam sel hidup adalah protein. Apabila protein dihidrolisis akan menjadi asam-asam amino. Setiap jenis protein tertentu akan menghasilkan kadar asam amino yang berbeda-beda.
Lemak/minyak merupakan salah satu jenis makanan yang banyak digunakan untuk diet sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh keuntungan lemak/minyak yang telah dirasakan oleh segenap lapisan orang, yaitu untuk meningkatkan cita rasa, memperbaiki tekstur, dan pembawa flavor, disamping fungsi fisiologis dan sebagai sumber energi.
Tujuan Praktikum Biokimia Dasar ini adalah untuk mengetahui Daya amiliolitis amylase saliva, pencernanan amilum masak oleh ekstrak pankreas dan asam, proses hidrolisis protein oleh pepsin dan enzim-enzim proteolitik pankreas, pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas, cara pengujian kadar asam total pada susu segar dan ubi kayu.
Manfaat yang diperoleh dari Praktikum Biokimia Dasar ini adalah mengetahui daya amilolitas amilase saliva, proses pencernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas dan asam, proses hidrolisis protein oleh pepsin dan enzim-enzim proteolitik pankreas, pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas dan kadar asam total pada susu segar dan yang hasil dari percobaan praktikum tersebut dapat digunakan sebagai pembanding dengan teori yang dipelajari dalam perkuliahan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
2.1.1 Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu : Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain, oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida, polisakarida merupakan karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang (Estien dan Lisda, 2006). Senyawa-senyawa ini memiliki sifat sebagai zat pereduksi karena mengandung gugus karbonil seperti aldehida (aldosa) atau keton (ketosa), dan memiliki gugus hidroksil dalam jumlah banyak. Saat ini, istilah karbohidrat mengacu pada polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa-senyawa yang diturunkan dari gugus aldosa dan ketosa (Philip dan Gregory,2006).



2.1.2 Fungsi Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Selain berfungsi sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur metabolisme lemak, Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh (Estien dan Lisda, 2006). Pemberi rasa manis pada makanan, karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula yang paling manis. bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2. Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun. Membantu pengeluaran feses, karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus (Philip dan Gregory, 2006).

2.1.3 Pencernaan Karbohidrat
Digesti (pencernaan) merupakan serangkaian proses penghancuran makanan secara mekanis maupun biokimia dimana molekul besar diubah menjadi molekul kecil sehingga dapat diserap oleh mukosa usus.tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih sederhana, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembuluh darah melalui dinding usus halus. Karbohidrat yang tidak dicernakan memasuki usus besar untuk sebagian besar dikeluarkan dari tubuh. Sebagian besar pencernaan yang ada di usus halus, enzim amilase dikeluarkan leh pankreas/ dalam kondisi basa (Retno dan Ari, 2006). Makanan yang didalam mulut akan terkunyah relatife lumat, karbohidrat yang diperoleh terkandung zat pati dan zat gula (maltosa-sukrosa-laktosa). Adanya amylase (ptyalin) yang bercampur dengan makanan di dalam mulut yang tidak aktif pada pH < 4, pati dengan bantuan air ludah (saliva) yang terkandung enzim tadi (amylase-ptialin) akan diubah menjadi dekstrin. Asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, akan mengubah pati menjadi disakarida sebelum bereaksi asam. Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tidak dapat langsung diserap melewati dinding usus masuk ke peredaran darah, melainkan harus dipecah terlebih dahulu menjadi senyawa yang lebih sederhana, melalui suatu proses pencernaan karbohidrat (Masetyo, 1995). 2.1.4 Enzim Pencernaan Karbohidrat Dalam saluran cerna, polisakarida dan disakarida dalam makanan diubah menjadi monsakrida oleh enzim glikosidase yang menghidrolis ikatan glikosida antara monosakarida /gula. Karbohidrat yang tidak dicernakan memasuki usus besar untuk sebagian besar dikeluarkan dari tubuh (Retno dan Ari, 2006). Enzim didalam tubuh yang mencerna karbihidrat misalnya (pati / amilum) yang berlangsung mulai rongga mulut (oleh enzim petialin / alfa amilase) sampai usus. Dijelaskan lebih lanjut bahwa proses pemecahan karbohidrat kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana membutuhkan bantuan enzim-enzim, misalnya enzim pengubah pati yaitu amilase atau ptyalin dan enzim pengubah disakarida atau disakaridase. Monosakarida merupakan karbohidrat sederhana yang biasanya dapat melewati dinding usus (Martoharsono, 1994). Pati dan polisakarida lain sebagian terhidrolisis oleh amilase ludah didalam mulut. Pencernaan polisakarida dan disakarida disempurnakan di dalam usus halus oleh amilase pankreas dan laktase, sukrase dan maltase di dalam sel-sel epitel usus (Retno dan Ari, 2006).Kita dapat menghidrolisasikan secara sempurna kedua polisakarida dan oligosakarida untuk menghasilkan monosakarida, dan hidrolisa lebih lanjut tidak menghasilkan molekul apapun yang lebih kecil dari monosakarida. Oligosakarida adalah polimer yang terdiri dari dua hingga enam satuan monosakarida. Polisakarida seperti pati dan seulosa mengandung beribu-ribu satuan monosakarida yang dihubungkan oleh sambunan-sambungan ovalen yang dapat dihidroliskan. Pertama-tama akan meninjau kimia monosakarida, karena merupakan dasar untuk karbohidrat yang lebih kompleks (David, 1981). 2.2 Protein 2.2.1 Deskripsi Protein Protein adalah polipeptida yang berbentuk secara alami dengan berat molekul lebih besar dari 5000. Makromolekul ini mempunyai keanekaragaman sifat-sifat fisik, mulai dari enzim-enzim yang dapat larut dalam air sampai keratin jaringan rambut dan jaringan tanduk yang tidak dapat larut dalam air, dan protein mempunyai fungsi biologis yang sangat luas (Philip dan Gregory, 2002). Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Masetyo, 1995 ). 2.2.2 Fungsi Protein Protein mempunyai peranan yang sangat penting, fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, dan berperan sebagai biokatalisator, hemoglobin, sebagai pengangkut oksigen, hormon sebagai pengatur metabolisme metabolisme tubuh, dan antibodi untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit ( Estien dan Lisda,2006). Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dan dipeptida. Enzim yang mencernakan protein dibentuk prekursor inaktif yang berukuran lebih besar dari pada enzim aktifnya. Enzim aktif ini memiliki aktivitas berbeda-beda , tidak ada satu enzimpun yang dapat mencernakan protein secara sempurna. Namun, denga bekerja bersama-sama, enzim-enzim tersebut dapat mencernakan rotein makanan menjadi sama amino dan peptida kecil, yang kemudian mengalami pemutusan oleh peptidase dari sel epitel usus (Retno dan Ari, 2006). 2.2.3 Pencernaan Protein Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Pepsinogen disekresikan oleh chief cell lambung. Sel parietal mensekresikan HCL. Asam klorida lambung mengubah konformasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan pemusatan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. Dengan demikian, pengaktifan pepsinogen bersifat autokatalitik (Retno dan Ari,2006). Protein makanan mengalami denaturasi (terbukanya gelembung protein) oleh asam lambung, sehingga enzim pencernaan dapat memecah ikatan peptida. HCl mengubah enzim pepsinogen tidak aktif menjadi bentuk aktif pepsin. Namun, pada pH rendah ini pepsin tidak mengalami denaturasi dan bekerja sebagai endopeptidase yang memutuskan ikatan peptida di berbagai titik didalam rantai protein. Karena makanan hanya sebentar tinggal di dalam lambung, pencernaan protein hanya terjadi sehingga dibentuknya campuran polipeptida, protease dan pepton. Walaupun pepsin memiliki spesifitas yang cukup lebar, enzim ini cenderung memutuskan ikatan peptida di tempat gugus karboksil dibentuk oleh asam amino aromatik atau asam, dihasilkan peptida yang lebih kecil dan asam amino bebas (Estien dan Lisda, 2006). Pencernaan protein dilanjutkan di dalam usus halus oleh campuran enzim protease. Pankreas mengeluarkan cairan (sekret) ang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai Protease dalam bentuk prokarboksipeptidase dan proelastase. Enzim – enzim ini menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sewaktu masuk ke dalam usus, isi lambung bertemu sekret dari pankreas eksokrin. Karena bentuk aktif enzim – enzim ini dapat saling mencerna satu sama lain, semua bentuk zimogen tersebut harus diaktifkan dalam rentang waktu yang singkat (Retno dan Ari, 2006). Zimogen tripsinogen mengalami pemutusan hingga membentuk tripsin oleh enteropeptidase (suatu protease, yang dahulu diberi nama enterokinase) yang disekresikan olen sel brush border usus halus. Tripsin mengatalisi pemutusan yang mengubah kimotripsinogen menjadi enzim aktif kimotripsin, proelastase menjadi elastase, dan prokarbospeptidase menjadi karboksipeptidase. Dengan demikian, tripsin berperan penting dalam pencernaan karena enzim ini mengraikan protein makanan dan mengaktifkan protease pencernaan lainnya yang dihasilkan oleh pankreas (Sumardjo, 1997). 2.2.4 Enzim Pencernaan Protein Cairan lambung sebagian besar mengandung air dan sisanya berupa musin, pepsin, garam-garam anorganik, lipase, renin, sel-sel pariental yang merupakan sumber HCL lambung. Pepsin dihasilkan dalam bentuk zimogen yaitu dalam bentuk pepsinogen. Pepsinogen akan berubah menjadi pepsin karena adanya HCL. Pepsin bekerja dalam suasana asam dan apabila dalam suasana basa akan rusak ( Sumardjo, 1997). Hidrolisa sempurna protein murni menghasilkan suatu campuran dari 20 asam amino “biasa” ditambah, barangkali, satu atau lebih dari asam amino “kurang biasa”. Kebanyakan asam amino mempunyyai struktur yang sama dalam bentuknya yang tak ter-ionisasi, perkecualian utama hanyalah prolin dan turunannya.kebanyakan asam amino dalam organisme hidup adalan α- amino yaitu fungsi amino yang ada pada atom karbon yang disamping gugus fungsional asam karboksilat. Oleh karena struktur dasar semua α- asam amino adalah sama (David, 1981). Berbagai jenis Protein yang telah dikenal ada yang mempunyai fungsi yang spesifik antara lain : Pengatur metabolik ( hormon ), biokatalisator (enzim), pertahanan tubuh ( anti bodi ), pembangun struktur , pembangun PH, pembawa sifat keturunan, sumber energi, pengatur lipid, oksigen atau ion tembaga dalam tubuh (Sumardjo, 1997 ). Asam amino tidak hanya berperan sebagai bahan bangunan dari protein, tetapi juga merupakan pelopor kimia bagi banyak senyawa pengandung nitrogen yang penting, misalnya glisin diperlukan untuk biosintesa gugus heme dari hemoglobin. Triptofan merupakan pelopor dari suatu famili dari zat-zat penting dalam biokimia sistem syaraf. Hewan-hewan tingkat lebih tinggi tidak dapat menghasilkan semua asam amino individual dari sumber nitrogen sederhana dan sumber karbon seperti bakteri. Karena itu asam-asam amino tertentu harus diambil secara langsung sebagai bagian dari makanannya (David,1981). 2.3 Lemak 2.3.1 Klasifikasi Lemak Lemak atau lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Senyawa lipid tidak mempunyai rumus empiris tertentu atau struktur yang serupa, tetapi terdiri atas beberapa golongan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzena. Berdasrakan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya. Lipid dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan besar, yaitu lipid sederhana merupakan senyawa ester asam lemak dan berbagai alkohol, lipid kompleks merupakan senyawa ester asam lemak yang mempunyai gugus lain disamping alkohol dan asam lemak, misalnya karbohidrat dan protein, derivat lipid merupakan senyawa yang dihasilkan oleh proses hodrolisis lipid (Estien dan Lisda, 2006). Adapun kemampuan alat-alat pencernaan lemak dalam menerima lemak yang terdapat dalam tubuh adalah bervariasi, sangat tergantung dari kesehatan tubuhnya, pada tubuh yang benar-benar sehat sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna, penggumpalan-penggumpalan lemak sekitar jaringan darah tidak akan terjadi. Lama berlangsungnya proses pencernaan lemak sangat tergantung pada panjang dan atau pendeknya rantai, jumlah atom rantai, dalam molekul asam lemak (Sumardjo, 1997 ). 2.3.2 Fungsi Lemak Lemak sangat berperan penting dalam metabolisme tubuh dan juga berperan dalam pembangun tubuh. Pada hewan (termasuk manusia), lemak yang berada pada jaringan lemak merupakan sumber energi utama, setiap satu gram lemak yang dioksidasikan dalam sel jaringan menghasilkan 9,3 kalori. Lemak sebagai pelarut vitamin A, D. E, dan K. Lemak sebagai pelindung alat-alat tubuh, melindungi tubuh dari suhu dingin dan penahan rasa lapar karena adanya lemak dapat memperlambat pencernaan (Keraten, 1986). Ciri khas yang umum dijumpai disemua lipid adalah kandungan hidrokarbonnya diturunkan dari polimerisasi asetat yang diikuti dengan reduksi rantai segera setelah rantai itu terbentuk, contohnya polimerisasi asetat. Senyawa ini disebut asetogenin (atau poliketida). Banyak diantara senyawa ini yang bersifat aromatik, dan lintas pembentukan senyawa ini merupakan taha penting dari sintesis cincin benzena yang terjadi di alam. Tidak semua senyawa yang terbentuk berupa lipid, karena reduksi sebagian seringkali meninggalkan gugus-gugus yang mengandung oksigen, yang merupakan produk yang dapat larut dalam air (Philip dan Gregory, 2006). 2.3.3 Pencernaan Lemak Triasigliserol adalah lemak utama dalam makanan manusia karena merupakan lemak simpanan utama dalam tumbuhan dan hewan yang menjadi makanan kita. Triasilgliserol memiliki sebuah rangkap gliserol tempat 3 asam lemak diesterkan. Rute pencernaan triasilgliserol adalah hidrolisis menjadi asam lemak dan 2-monoasil-gliserol didalam lumen usus dikatalisa oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh sel-sel yang terletak dibagian belakang lidah dan lambung. Lipase-lipase ini terutama menghidrolisis asam lemak rantai pendek dan sedang (mengandung 12 atom karbon atau kurang) dari triasilgliserol makanan. Lemak makanan meninggalkan lambung dan masuk kedalam usus halus untuk menjalani emulsifikasi oleh garam-garam empedu (Estien dan Lisda, 2006). Garam empedu adalah senyawa amfipatik yang disintesis kedalam hati dan disekresikan melalui kandung empedu kedalam lumen usus. Lipase pankreas disekresikan bersama dengan protein lain yaitu kolipase. Peran kolipase adalah mengikat lemak makanan dan meningglkan kerja lipase, sehingga enzim ini menjadi lebih aktif. Pankreas juga mensekresikan bikarbonat, yang menetralkan asam yang masuk kedalam usus bersama dengan makanan setelah dicerna dari lambung. Garam empedu yang tetap berada didalam usus, mengalami penyerapan ekstensif saat mencapai ileum. Lebih dari 95% garam empedu mengalami resirkulasi, yaitu beredar melalui sirkulasi enterohepatik ke hati. Hati mensekresikan garam empedu kedalam empedu untuk disimpan dalam kandung empedu dan dialirkan kedalam lumen usus pada daur pencernaan berikutnya (David, 1981). 2.3.2 Enzim Pencernaan Lemak Enzim lipase pankreas adalah merupakan enzim utama yang mencerna lemak makanan (triasilgliserol) yang dihasilkan oleh pankreas. Lipase pankreas disekresi bersama dengan protein lain yaitu kolipase. Peran kopilase adalah mengikat lemak makanan dan meningkatkan kerja lipase, sehingga enzim ini menjadi lebih aktif. Pankreas juga mensekresikan bikarbonat, yang menetralkan asam yang masuk ke dalam usus bersama dengan makanan setelah tercerna dari lambung.pankreas juga menghasilkan esterase yang memutus asam lemak dari berbagai senyawa (misalnya ester kolesterol) dan fosfolipase yang mencerna fosfolipid menjadi komponen-komponennya. Lipase pankreas menghidrolisis asam lemak pada atom C1 dan C3 dari gliserol pada triasilgliserol yang menghasilkan dua asam lemak bebas dan monoasilgliserol. Asam lemak dan monoasilgliserol yang dihasilkan oleh proses pencernaan dikemas ke dalam misel, yaitu suatu butiran halus yang mengalami emulsifikasi oleh garam empedu. Lemak makanan lainnya misalnya kolesterol dan vitamin larut lemak juga dikemas dalam misel ini. Misel kemudian berpindah menembus lapisan air ke mikrovili pada permukaan sel epitel usus selanjutnya asam lemak, monoasilgliserol dan lemak makanan lainnya diabsorpsi oleh sel mukosa melalui difusi pasif dan mencapai sel epitel usus (Retno dan Ari,2006). Usus-usus halus lemak-lemak yang teremulsi tadi dengan bantuan enzim intestinal lipase dan pankreatik lipase akan diubah ke dalam tiga struktur yang lebih sederhana, lebih jelasnya sebagai berikut: • dipecah menjadi asam lemak dan gliserol 40%-50% • dipecah menjadi monogliserilda 40%-50% • dipecah menjadi digliserilda, trigliserilda ( sekitar10%-20% ) yang teremulsi oleh bantuan garam empedu dan lalu diabsorpsi. Pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase dan lipase dikeluarkan kesaluran gastrointestinal sebagai zomogen yang tidak aktif (Masetyo, 1996). 2.4 Deskripsi Glikolisis Glikolisis merupakan rangkaian reaksi yang mengkonversi glukosa menjadi piruvat. Pada organisme aerob, glikolisis adalah pendahuluan daur asam sitrat dan rantai transport electron, saat sebagian besar energi bebas glukosa dihasilkan. Sepuluh reaksi glikolisis terjadi didalam sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat melalui reaksi fosforilasi, isomerasi, dan fosforilasi kedua. Dua molekul ATP dipakai per molekul glukosa pada reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua, fruktosa 1,6 difosfat dipecah oleh aldolase membentuk dihrosiaseton fosfat dan gliserildehida 3-fosfat, yang dengan mudah mengalami interkonvensi. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian mengalami oksidasi dan fofforilasi membentuk 1-3-bisfosfogliserat, suatu asetil fosfat dengan potensi transfer fosforil yang tinggi. 3-fosfogliserat kemudian terbentuk dan ATP dihasilkan. Pada tahap akhir glikolisis, fosfoenolpiruvat, zat antara kedua dengan potensi transfer yang tinggi, dibentuk melalui pergeseran fosforil dan dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu fosfienolpiruvat dikonnversi menjadi piruvat. Tedapat keuntungan bersih dua molekul ATP pada pembentukan dua molekul piruvat dari satu molekul glukosa (Retno dan Ari, 2006). Glikolisis merupakan pengubahan glukosa menjadi dua molekul laktat bertalian dengan perubahan kimia dari struktur yang terjadi dalam suatu proses yang bertahap banyak. Sebagian dari perubahan energi bebas total dari D-glukosa menjadi L-laktat tersimpan oleh bergabungnya beberapa tahapan eksergonik dalam rangkaian ini dengan fosfrilasi ADP. Seperti yang diartikan oleh energetika maka glikolisa bukanlah suatu proses yang luar biasa efisien hanya sepertiga dari energi keseluruhan yang tersedia disimpan sebagai ATP. Selain itu kalau dibandingkan sedikit dari energi yang tersedia dalam molekul glukosa dimanfaatkan. Katablisme oksidatif dari glukosa dimulai dengan glikolisa membuat penggunaan glukosa sebagai molekul bahan bakar jauh lebih efisien. Ada dua macam cara peragian glukosa yaitu peragian homolaktat atau glikolisis dan peragian alkoholat. Hasil dari peragian alkoholik menghasilkan etanol dan CO2. Metabolisme pembangkit energinya lebih sederhana maka anaerob yang murni tidak mampu memebuat permintaa metabolik dari organisme yang lebih maju sehingga jauh lebih primitif dari pada aerob dan anaerob fakultatif (David, 1981). BAB III METODELOGI Praktikum Biokimia ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 April 2011 pada pukul 16.00-18.00 WIB di Laboratorium Biokimia Nutrisi, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. 3.1 Materi Alat yang digunakan antara lain : tabung reaksi, tabung leher angsa, rak tabung reaksi, Enlenmeyer, gelas ukur, pipet bola, pipet ukur, water bath, corong, pengaduk, cutter, palet dan kertas saring serta Alat tulis dan buku tulis. Bahan-bahan yang digunakan yaitu Amilum, Alumunium foil, NaCl, NaCl kumur, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, EP, EP panas, PTR, air, HCl 0,45 %, pepsin, pepsin panas, HCl 0,45%, PP, Na¬2CO3 lemak, susu, empedu, glukosa, ragi dan ragi panas serta lugol. 3.2 Metode 3.2.1 Pencernaan Karbohidrat 3.2.1.1 Pencernaan Karbohidrat oleh enzim ptialin Menyiapkan alat dan bahan pada praktikum pencernaan karbohidrat pada enzim ptialin, seperti tabung reaksi, pipet bola, pipet ukur,gelas ukur, enlenmeyer, 5 ml amilum, 1 ml NaCl dan 1 ml NaCl kumur. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung pertama dimasukkannya amilum kedalam tabung reaksi 5 ml, tabung kedua 5 ml amilum + 1 ml NaCl,dan tabung ketiga dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml NaCl kumur. 3.2.1.2 Pencernaan Karbohidrat oleh Asam Menyiapkan Alat dan Bahan seperti tabung reaksi yang sudah diberi nomor, pipet bola, pipet ukur, gelas ukur, enlenmeyer, 5 ml amilum, 1 ml HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung ke empat dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml HCl 0,1 N dan Tabung ke lima dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml NaOH N. 3.2.1.3 Pencernaan Karbohidrat oleh Ekstrak Pankreas (EP) Menyiapkan Alat dan Bahan seperti tabung reaksi yang sudah diberi nomor, pipet ukur, pipet bola, gelas ukur, enlenmeyer, 5 ml amilum, 1 ml EP, 1 ml HCl 0,1 N, dan 1 ml NaOH 0,1 N. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung ke enam dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml EP + 1 ml HCl 0,1 N dan tabung ke tujuh dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml EP + 1 ml NaOH 0,1 N. Masing- masing tabung pertama sampai tabung ke tujuh yang sudah dimasukkan bahan-bahan tersebut lalu di gojog sampai merata bahannnya, lalu ke tujuh tabung tersebut dimasukkan ke dalam water bath dengan inkubasi 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit, pada inkubasi selama 15 menit, ketujuh tabung tersebut diangkat lalu diambil masing- masing tabung dengan menggunakan pipet tetes, setelah di ambil dengan pipet tetes letakkan 5 tetes dari masing- masing ketujuh tabung tersebut ke palet serta diteteskan lugol ke dalam palet yang sudah diberi nomor tersebut, setelah dicampur dengan lugol, lalu aduk menggunakan pengaduk yang tersedia. Amati dan lihat perubahan apa yang terjadi. Dan selanjutnya untuk masa inkubasi selama 30 menit, 45 menit dan 60 menit, sama halnya dengan prosedur inkubasi selama 15 menit tersebut. 3.2.2 Pencernaan Protein 3.2.2.1 Pencernaan Protein oleh Pepsin Menyiapkan alat dan bahan praktikum pada pencernaan protein oleh pepsin seperti tabung reaksi yang sudah diberi huruf, pipet bola, cutter, pengaduk, tabung reaksi dan water bath, PTR, 2 ml pepsin, 2 ml pepsin panas, 1 ml air, dan 1 ml HCl 0,45%. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung yang diberi tanda D dimasukannya bahan seperti PTR + 2 ml pepsin + 1 ml air, tabung yang diberi tanda E dimasukannya bahan seperti PTR + 2 ml pepsin + 1 ml HCl 0,45 % dan tabung yang diberi tanda F dimasukkannya bahan seperti PTR + 2 ml pepsin panas + 1 ml HCl 0,45 %. 3.2.2.2 Pencernaan Protein oleh Ekstrak Pankreas (EP) Menyiapkan alat dan bahan praktikum pada pencernaan protein ekstrak pankreas (EP) seperti tabung reaksi yang sudah diberi huruf, piet bola, cutter, pengaduk, tabung reaksi, dan water bath, PTR + 2 ml EP + 1 ml air, PTR + 2 ml EP panas + 1 ml HCl 0,1 N, PTR + 2 ml EP + 1 ml NaOH 0,1 N. Masing-masing tabung tersebut yang setelah diberi bahan-bahan, lalu di gojog hingga tercampur dengan baik, setelah tercampur tabung reaksi lalu dimasukkan ke dalam water bath dengan inkubasi 30 menit. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi. 3.2.3 Pencernaan Lemak 3.2.3.1. Pencernaan Lemak Oleh Ekstrak Pankreas (EP) Menyiapkan alat dan bahan seperti tabung reaksi yang sudah diberi tanda 30a 30b dan 30c, pipet bola, rak tabung, water bath dan bahan seperti susu 2 ml, 1 ml air, 1 ml EP, 4 tetes PP, 1 tetes empedu dan larutan Na2CO3. Masing-masing tabung diberi 2 ml susu putih. Masukkan 1 ml air dan 4 tetes PP pada tabung 30a lalu menggojog tabung. Masukkan 1ml EP dan 4 tetes PP pada tabung 30b lalu menggojog tabung. Masukkan 1ml EP, 4 tetes PP dan 1 tetes empedu pada tabung 30c lalu menggojog tabung. Setelah itu, menetesi tiap tabung 30a, 30b dan 30c dengan larutan Na2CO3 sampai larutan berwarna merah muda lalu tabung reaksi dimasukkan kedalam water bath dengan inkubasi 30 menit lalu amati perubahan yang terjadi. 3.2.4 Glikolisis oleh Ragi Menyiapkan alat dan bahan seperti tabung leher angsa yang sudah diberi nomor, 10 ml glukosa, 10 ml ragi, 10 ml ragi panas, dan 10 ml air. Setelah itu masukkan 10 ml glukosa + 10 ml ragi pada tabung pertama, lalu digojog sampai tercampur. Pada tabung kedua memasukkan 10 ml air + 10 ml ragi lalu digojog sampai tercampur, dan pada tabung ketiga memasukkan 10 ml glukosa + 10 ml ragi panas lalu digojog sampai tercampur. Setelah itu masing- masing menutup mulut tabung leher angsa yang sudah diberi nomor dengan alumunium foil, lalu didiamkan selama 45 menit dan diamati perubahan yang terjadi. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karbohidrat 4.1.1 Pencernaan Amilum oleh Saliva Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaan amilum oleh saliva dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil pengamatan Pencernaan amilum oleh saliva Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 15 30 45 60 1 biru biru biru Biru (-) 2 biru biru biru Biru (-) 3 kuning kuning kuning kuning (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Pada tabung pertama tidak mengalami pencernaan karena tidak terdapat saliva sehingga tidaka ada enzim yang memecah amilum. Pada tabung kedua hasilnya negatif karena tidak mengalami pencernaan ini disebabkan karena penambahan larutan NaCl dan tidak terdapat saliva sehingga tidak ada enzim yang memecah amilum. Pada tabung ketiga hasilnya positif, ini menunjukkan terjadinya proses pencernaan karena adanya enzim ptialin pada saliva yang membantu proses pencernaan amilum dalam saliva pada enzim ptialin adalah suatu enzim amilase yang berfungsim untuk memecah molekul amilum menjadi maltose. Hal ini sesuai dengan pendapat Masetyo (1995) yang menyatakan bahwa pencernaan pati atau amilum dengan bantuan air ludah (saliva) yang terkandung enzim tadi (amylase-ptialin) akan diubah menjadi dekstrin. 4.1.2 Pencernaan Amilum oleh Asam Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaa amilum oleh asam dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil pengamatan Pencernaan amilum oleh Asam Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 15 30 45 60 4 biru biru biru biru (-) 5 biru biru biru biru (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung keempat negatif, tidak terjadi pencernaan disebabkan karena penambahan larutan HCl yang bersifat asam sehingga tidak dapat mencerna larutan amilum. Tabung kelima negatif, tidak terjadi pencernaan karena penambahan NaOH yang bersifat basa dan tidak ada enzim yang digunakan untuk memecah amilum sehingga tidak dapat mencerna amilum. Hal ini sesuai dengan pendapat Masetyo (1995) yang menyatakan bahwa Asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, akan mengubah pati menjadi disakarida sebelum bereaksi asam. 4.1.3 Pencernaan Amilum oleh Ekstrak Pankreas Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaan amilum oleh ekstrak pankreas dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3. Hasil pengamatan Pencernaan amilum oleh Ekstrak Pankreas Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 15 30 45 60 6 ungu ungu ungu ungu (-) 7 bening bening bening bening (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung keenam negatif, tidak terjadi pencernaan terlihat dari perubahan warna yang disebabkan oleh cairan pankreas mempunyai pH antara 7,5-8,2 HCl bersifat asam tidak mendukung kerja ekstra paankreas sehingga amilum tidak dapat dicerna. Tabung ketujuh positif, terjadi proses pencernaan karena ada cairan ekstrak pankreas yang mempunyai pH 7,5-8,2, NaOH. Suasana basa mendukung kerja Ekstrak Pankreas sehingga amilum dapat dicerna. Hal ini sesuai dengan pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa enzim amilase yang digunakan untuk mencerna karbohidrat dihasilkan oleh pankreas dalam keadaan basa. 4.2 Protein 4.2.1 Pencernaan Protein oleh Pepsin Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaan protein oleh pepsin dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4. Hasil pengamatan Pencernaan Protein oleh Pepsin Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 30 D Tidak Larut (-) E Larut (+) F Tidak Larut (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung D hasil percobaan negatif karena pepsin hanya bekerja pada suasana asam, berhubung air netral jadi hasilnya negatif. Tabung E hasil percobaan posistif karena pepsin bekerja pada asam kuat (HCl 0,45%). Tabung F negatif karena pepsin panas telah terdenaturasi (rusak). Hal ini sesuai dengan pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa sel parietal mensekresikan HCl. Asam klorida lambung mengubah konfirmasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan pemutusan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. 4.2.2 Pencernaan Protein oleh Ekstrak Pankreas Berdasarkan hasil praktikum pencernaan protein oleh ekstrak pankreas dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5. Hasil pengamatan Pencernaan Protein oleh Enzim Pankreas Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 30 G Tidak Larut (-) H Tidak Larut (-) I Larut (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung G hasil percobaan negatif karena tidak bekerja pada suasana asam (air/netral). Tabung H hasil negatif karena ekstrak pankreas panas telah terdenaturasi (rusak) walaupun ada asam kuat (HCl 0,1). Tabung I hasil positif karena ada substrat dan enzim pankreas selain itu ada suasana basa yang sesuai dimana enzim bisa bekerja. Hal ini sesuai dengta pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa pankreas mengeluarkan cairan (sekret) yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai protease dalam bentuk proenzim yang tidak aktif. 4.3 Lemak 4.3.1 Pencernaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas Berdasarkan hasil praktikum pencernaan lemak oleh ekstrak penkreas dapat duperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hasil pengamatan Pencernaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 30 A Merah Muda (-) B Putih (-) C Hijau Muda (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung A Larutan berwarna merah muda karena hanya terdapat substrat, yaitu susu tidak terdapat enzim dalam keadaan tidak basa menyebabkan larutan tidak berwarna hijau muda. Tabung B larutan berwarna putih, larutan tidak berwarna hijau muda karena larutan tidak dalam keadaan basa walaupun sudah terdapat substrat dan enzim (lipase). Tabung C larutan berwarna hijau muda, larutan berwarna hijau muda karena terdapat substrat (susu) enzim dan pada keadaan basa. Hal ini sesuai dengan pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa Lipase pankreas diskresi bersama dengan protein lain yaitu kolipae, peran kolipase adalah mengikat lemak makanan dan meningkatkan pH isi lumen usus menjadi sekitar 6 yang optimal bagi kerja semua enzim pencernaan dalam usus. 4.4 Glikolisis Berdasarkan hasil praktikum Glikolisis oleh Sel Ragi dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 7. Hasil pengamatan Glikolisis oleh Ekstrak Sel Ragi Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 45 1 Ada gelembung (+) 2 Tidak ada (-) 3 Tidak ada (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung pertama reaksinya positif karena terdapat substrat (glukosa) dan ada enzim yang bekerja dan menghasilkan alkohol dan CO2. Tabung kedua reaksinya negatif karena proses disini tak ada substrat tapi ada enzim sehingga tidak ada proses metabolisme dan tidak ada proses glikolisis. Tabung ketiga reaksinya negatif karena ragi yang berfungsi menjadi enzim sudah mati. Hal ini sesuai dengan pendapat David (1981) yang menyatakan bahwa hasil peragian menghasilkan etanol atau alkohol dan CO2. BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil praktikum dapat diambil kesimpulan bahwa hidrolisis pencernaan amilum selain dilaksanakan oleh enzim amilase juga dapat dilakakukan oleh asam. Hidrolisis dengan amilum dilakukan dalam pankreas dengan bantuan enzim pankreas dengan suhu stabil dan didukung dengan suasana sedikit basa. Pencernaan protein, asam klorida mengubah konfirmasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan pemutusan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. Enzim pankreas mengeluarkan cairan (sekret) yang bersifat basa untuk mencerna protein. Lipase pankreas diskresi bersama dengan protein lain yaitu kolipae, peran kolipase adalah mengikat lemak makanan dan meningkatkan pH pada keadaan basa. Hasil peragian atau glikolisis menghasilkan etanol atau alkohol dan CO2. 5.2 Saran Berdasarkan saat pelaksanaan praktikum disarankan untuk praktikan agar lebih teliti dan berhati-hati. Penggunaan alat-alat yang tepat dan teliti serta melakukan pengamatan yang teliti. DAFTAR PUSTAKA Iswari, Retno Sri. 2006. Biokimia. Graha Ilmu. Yogyakarta. Keraten, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia, Jakarta. Kuchel, Phillip. 2002. Schau’’s Easy Outlines: Biokimia Edisi 2. Erlangga. Jakarta. Martoharsono, Soeharsono. 1994. Biokimia Jilid I. Gajah Mada Univercity Press, Yogyakarta. Masetyo, H. 1995. Ilmu Gizi. Rineka Cipta, Jakarta. Page, David. 1981. Prinsip-prinsip Biokimia. Erlangga. Jakarta. Sumardjo, D. 1997. Kimia Kedokteran Bagian 3 Senyawa - senyawa Organik. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Yazid, Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa. Andi. Yogyakarta. LAMPIRAN Nama Alat Fungsi 1. Tabung reaksi Sebagai tempat medium untuk tumbuhnya mikroorganisme. 2. Gelas ukur Sebagai alat untuk mengukur volume zat cair. 3. Tabung elemeyer Sebagai tempat untuk membuat medium. 4. Pipet hisap Sebagai alat untuk memberikan atau meneteskan larutan. 5. Pisau Sebagai alat pemotong kentang.

sitasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Darah merupakan cairan tubuh yang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan hewan. Pada dasarnya, darah pada makhluk hidup berfungsi sebagai alat transportasi. Darah terdiri dari berbagai macam bentuk, ukuran dan warna. Darah terndiri dari plasma darah dan keping darah, yakni sel darah putih, sel darah merah dan trombosit. Di dalam sel darah merah terdapat hemoglobin untuk mengikat oksigen. Oleh karena itu, dalam praktikum ini semua akan dibahas lebih lengkap.
1. 2. Tujuan
Praktikum Fisiologi Ternak bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui prinsip dan cara-cara perhitungan kadar hemoglobin, mampu mengetahui prinsip dan cara-cara perhitungan jumlah eritrosit dan mampu membandingkan status kadar hemoglobin, jumlah eritrosit pada kondisi tertentu.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interselluler yang disebut komponen seluler yang didalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Sebagian besar sel darah berada di dalam pembuluh, namun leukosit dapat juga bermigrasi melintasi dinding pembuluh darah guna melawan infeksi. Sel darah disusun atas (eritrosit) sel darah merah, (leukosit) sel darah putih dan trombosit atau keping darah. Plasma darah tersusun atas plasma protein, albumin, globulin dan fibrinogen (Sturkie, 1965). Darah dapat dianggap sebagai suatu organ tersendiri, karena memiliki syarat-syarat sebagai organ, tetapi berbentuk cair (Kimball, 1999).
Darah merupakan cairan tubuh yang berada dalam suatu sistem pembuluh darah dan mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting bagi kehidupan hewan dan manusia (Sturkie, 1965). Darah sebagai salah satu cairan tubuh memiliki fungsi yang strategis dalam tubuh antara lain fungsi transportasi, fungsi homeostastis, fungsi protektif dan sebagai bioindikator. Darah terdiri dari sel-sel yang terdapat di dalam plasma darah. Sebagian besar sel-sel darah berada di dalam pembuluh-pembuluh, dan komponen seluler yang terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit (Harlod, 1979).
2.2. Fungsi Darah
Fungsi darah adalah membawa nutrien yang telah disiapkan oleh saluran pencernaan menuju jaringan tubuh, membawa oksigen dari paru-paru ke jantung, membawa karbon dioksida dari jaringan ke paru, membawa produk buangan dari berbagai jaringan menuju ke ginjal untuk disekresikan. Membawa hormon ke kelenjar endokrin ke organ-organ lain dalam tubuh. Elemen-elemen darah yang memiliki bentuk meliputi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan keping darah (Dellman dan Brown, 1989). Darah merupakan cairan tubuh yang berada dalam suatu sistem pembuluh darah dan mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting bagi kehidupan hewan dan manusia (Wade, 1987).
Darah memiliki banyak fungsi yaitu diantaranya sebagai transportasi zat-zat makanan ke jaringan tubuh, transportasi oksigen ke jaringan tubuh, transportasi sisa-sisa metabolisme ke ginjal dapat dibuang, transportasi hormon-hormon dari kelenjar endokrin, pengaturan keseimbangan air dalam jaringan tubuh, berperan dalam sistem buffer, berperan dalam hal pengendalian tubuh dan berfungsi mempertahankan diri dari partikel asing yang masuk dalam tubuh (Harlod, 1979).
2.3. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah (bahasa yunani, eritro : merah, sit : sel) dengan spesialisasi untuk mengangkut oksigen. Berbentuk cakram (disk) yang bikonkaf, dengan pinggiran sirkular yang tebalnya 1,5 mm dan pusatnya yang tipis. Cakram bikonkaf tersebut memiliki permukaan relatif luas untuk melakukan pertukaran oksigen yang melintasi membran sel (William, 1985). Sel darah merah memiliki diameter 8 µm yang sanggup melewati secara berulang-ulang mikrosirkulasi yang diameter minimumnya 3,5 µm. Perjalanan total dari sel darah merah dari 120 hari kehidupannya diperkirankan adalah 300 mil. Eritrosit terdiri dari 50% protein, 40% lemak dan 10% karbohidrat (Hoffbrand dan Pettit, 1996).
Standar normal menyebutkan bahwa jumlah eritrosit normal pada unggas adalah 2,3 juta – 3,5 juta/mm3 sedangkan pada manusia adalah 4.700.0000 – 5.200.0000 (Frandson, 1992). Eritrosit sangat kecil, sekitar 3000 bagian dasar dari sel ini berukuran 1 inci. Sel darah merah dewasa merupakan kantong kecil dari hemoglobin, keadaan permukaanya merupakan daerah untuk pertukaran gas. Sel darah merah berfungsi untuk transport oksigen (Kumar, 2004). Jumlah eritrosit berbeda-beda, beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu umur, jenis kelamin, hormon, dan makanan. Jumlah eritrosit 5 - 10 % dari bobot badan (Strukie, 1965). Jumlah eritrosit dapat meningkat dan dapat menurun (Dellman dan Brown, 1989).
Sel darah merah memiliki waktu hidup sekitar 120 hari. Setelah sirkulasi darah ke hati, sel darah merah dibuang dari sirkulasi dan dihancurkan (Kumar, 2004). Penghancuran sel darah merah terjadi setelah berumur 120 hari. Metabolisme sel darah merah perlahan-lahan memburuk karena enzim yang tidak diganti (Hoffbrand dan Pettit, 1996).
2.4. Hemoglobin
Setiap sel darah memiliki perbedaan, sel darah merah terbentuk dari banyak hemoglobin, pigment hemoglobin tersebut yang memberikan warna sebagai karakteristik sel darah merah (Kumar, 2004). Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut oksigen (O2) ke jaringan dan mengembalikan karbondioksida (CO2) dari jaringan ke paru-paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah mengandung protein khusus, yaitu hemoglobin (Hoffbrand dan Pettit, 1980).
Setiap sel darah merah mengandung 640 juta sel hemoglobin dan setiap molekul hemoglobin dewasa normal (Hb A) terdiri atas empat rantai polipertida α2β2, masing-masing dengan gugus hemoglobinya (Hoffbrand dan Pettit, 1996). Setiap molekul hemoglobin terdapat empat atom zat besi, setiap atom dapat dikombinasikan dengan satu molekul oksigen. Hemoglobin dapat dikombinasikan secara kimia dengan empat molekul oksigen untuk dibentuk menjadi oksihemoglobin. setelah terjadi pembentukan tersebut, oksigen dapat dialirkan ke seluruh tubuh (Kumar, 2004). Kadar Hb normal adalah 8–13 %. Kadar hemoglobin pada hewan berkelamin jantan kurang lebih sebesar 13 gram/ 100 ml lebih besar dibandingkan dengan betina yang kurang lebih sebesar 8 gram/ 100 ml. Kadar hemoglobin dipengaruhi oleh gen yang membawa sifat keturunan yang akan diturunkan pada keturuannnya secara turun-temurun (Frandson, 1992).






BAB III
METODOLOGI
Praktikum Fisiologi Ternak dengan materi Penentuan Kadar Hemoglobin, dan Penentuan Jumlah Eritrosit dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2011 pukul 14.00–16.00 WIB di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro, Semarang.
3.1. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Fisiologi Ternak dengan materi Pengukuran Kadar Hemoglobin, Penentuan Jumlah Eritrosit adalah tabung untuk tempat menyimpan darah unggas, tabung sahli untuk tempat mencampur darah, pipet sahli untuk mengambil darah, selang aspirator untuk menghisap darah, hemometer sebagai pengukur kadar hemoglobin darah, pipet tetes sebagai alat bantu untuk menambahkan larutan, beker glass tempat menyimpan aquadest, bilik hitung sebagai alat bantu penghitungan jumlah eritrosit, pipet eritrosit sebagai alat bantu memindahkan cairan yang terdapat eritrosit, mikroskop untuk alat bantu penglihatan eritrosit.
Bahan yang digunakan dalam praktikum Fisiologi Ternak dengan materi Kadar Hemoglobin dan Jumlah Eritrosit adalah alkohol 70%, darah unggas, HCl 0,1 N dan larutan Hayem.
3.2. Metode
3.2.1. Penentuan Kadar Hemoglobin
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum Fisiologi Ternak dengan materi Pengukuran Kadar Hemoglobin adalah pengambilan darah, peralatan yang digunakan untuk observasi darah dibersihkan degan alcohol 70%. Hewan percobaan berupa unggas diambil darahnya dari vena brachialis pada bagian sayap. Daerah pengambilan darah dibersihkan degan kapas yang telah di celupkan kedalam alcohol 70%. Vena brachialis ditusuk menggunakan lancet atau jarum suntik dengan arah miring. Tetesan darah yang keluar dipakai untukpemeriksaan kadar hemoglobin. Tabung sahli disiapkan dan diisi dengan HCl 0,1 N sampai skala 2, darah unggas yang telah ada dihisap dengan pipet sahli beserta aspiratornya, darah dihisap sampai batas angka 20 (0,02 ml), kemudian darah yang terdapat dibersihkan dan darah dihembuskan ke dalam tabung sahli, lalu tabung sahli diletakan kembali ke dalam hemometer, kemudian ditunggu hingga kurang lebih 3 menit, setelah itu ditambahkan setetes demi setetes aquadest dengan pipet tetes ke dalam tabung sahli hingga warna larutan sama warnanya dengan warna standar, kemudian tinggi cairan dilihat pada tabung sahli yaitu pada skala kolom g%, kemudian dicatat pada lembar kerja.
3.2.2. Penentuan Jumlah Eritrosit
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum Fisiologi Ternak dengan materi Penentuan Jumlah Eritrosit adalah menyiapkan bilik hitung, kemudian menyiapkan pipet eritrosit dan aspiratornya, kemudian menghisap darah yang telah ada sampai skala 1,0 pada pipet eritrosit, lalu menghisap larutan hayem sampai skala 101 tanpa ada gelembung udara atau pembekuan darah, melepaskan aspirator dari pipetnya, kemudian menutup kedua ujung pipet dengan jari dan menkocok membuat angka 8 sehingga larutan yang ada tercampur, masukan setetes cairan ke dalam bilik hitung dan mendiamkannya sampai mengendap, kemudian meletakan bilik hitung pada mikroskop dan menghitung butir-butir merah yang ada, kemudian mengalikan jumlah butiran dari kelima kotak dengan 5000, maka akan mendapatkan jumlah eritrosit per mm3, kemudian mencatat pada lembar kerja.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengukuran Kadar Hemoglobin
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :


Sumber : Data Primer Praktikum Fisiologi sumber : www.google.com
Ternak 2011.
Ilustrasi 1. Gambar Tabung sahli
Tabel 1. Kadar Hemoglobin
Jenis Darah Kadar Hemoglobin
Darah Unggas 13,2 g%
Sumber : Data Primer Praktikum Fisiologi Ternak, 2011.
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa kadar hemoglobin adalah 13,2 g%, permasalahan yang muncul adalah kelebihan dari kadar darah yang di tentukan oleh Frandson namun kesalahan 0,2% merupakan faktor kesalahan fisual si pengamat jadi masih bisa di abaikan . Hal ini menunjukan bahwa sampel darah tersebut memiliki jumlah eritrosit normal. Hal ini sesuai pendapat Frandson (1992) yang mengatakan bahwa kadar Hb normal adalah 8–13 %. Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang berfungsi untuk pengangkutan oksigen. Hal ini sesuai pendapat Hoffbrand dan Pettit (1996) bahwa fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut oksigen (O2) ke jaringan dan mengembalikan karbondioksida (CO2) dari jaringan ke paru-paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah mengandung protein khusus, yaitu hemoglobin.
Kadar hemoglobin dipengaruhi oleh faktor seperti lingkungan, umur dan jenis kelamin. Sesuai pendapat Frandson (1992) bahwa kadar hemoglobin pada hewan berkelamin jantan kurang lebih sebesar 13 gram/ 100 ml lebih besar dibandingkan dengan betina yang kurang lebih sebesar 8 gram/ 100 ml. Perbedaan kadar hemoglobin dapat dikarenakan perbedaan proses metabolism dan perbedaan asupan makanan. Kadar hemoglobin juga dipengaruhi oleh gen yang membawa sifat keturunan yang akan diturunkan pada keturuannnya secara turun-temurun.
4.2. Penentuan Jumlah Eritrosit
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
2 1

Sumber : Data Primer Praktikum Fisiologi sumber : www. Wikipedia.com
Ternak, 2011.
Ilustrasi 2. Gambar eritrosit pada neubaeur
Keterangan : 1. Eritrosit
2. Neubaeur
Tabel 2. Jumlah Eritrosit
Jenis Darah Jumlah Eritrosit (5 kotak) Jumlah Eritrosit per mm3
Darah Unggas 382 1910000
Sumber : Data Primer Praktikum Fisiologi Ternak, 2011.
Berdasarkan hasil praktikum menunjukan bahwa jumlah eritrosit dari sampel darah yang diuji adalah 1910000 butir per mm3. Ini menunjukan bahwa jumlah eritrosit tersebut tidak normal ada dua asumsi yang dapat kami simpulkan penyebab jumlah eritrosit tersebut tidak normal hasilnya, asumsi yang pertama adalah karena keadaan lingkungan dan kesehatan hewan yang diambil darahnya sebagai sampel. Asumsi kedua adalah karena larutan hayem dan eritrosit pada pipet eritrosit terlalu keras di kocok dan terlalu lama sehingga eritrositpun banyak yang pecah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Frandson (1992) standar normal menyebutkan bahwa jumlah eritrosit normal pada unggas adalah 2,3 juta-3,5 juta/mm3. Begitu juga dengan pernyataan Dellman dan Brown (1989) yang menyatakan bahwa jumlah eritrosit dapat meningkat dan dapat menurun. Faktor yang mempengaruhi naik turunnya jumlah eritrosit dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan kesehatan hewan itu sendiri. Jumlah eritrosit dari suatu individu dapat berbeda-beda, faktor yang mempengaruhinya yaitu jenis kelamin, hormon, makanan dan umur. Hal ini sesuai pendapat Sturkie (1965) bahwa jumlah eritrosit berbeda-beda, beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu umur, jenis kelamin, hormon, dan makanan. Jumlah eritrosit adalah 5-10 % dari bobot badan. Sel darah merah dengan bantuan hemoglobin berfungsi untuk transport O2 dan CO2, yang mana seperti pendapat Kumar (2004) bahwa sel darah merah dewasa merupakan kantong kecil dari hemoglobin, keadaan permukaanya merupakan daerah untuk pertukaran gas. Sel darah merah berfungsi untuk transport oksigen.












BAB V
SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini bahwa sel darah merah atau eritrosit meiliki fungsi untuk transport gas. Dalam sel darah merah terdapat hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Jumlah eritrosit normal pada unggas adalah sekitar 2,3 juta sampai 3,5 juta per mm3. Jumlah eritrosit dari suatu individu dapat berbeda-beda, faktor yang mempengaruhinya yaitu jenis kelamin, hormon, makanan dan umur. Dengan kadar normal hemoglobin dalam tubuh yaitu antara 8-13%. Kadar hemoglobin dipengaruhi oleh faktor seperti lingkungan, umur dan jenis kelamin. Darah memiliki fungsi sebagai transport gas dan makanan, pengatur keseimbangan air di dalam tubuh, pengendalian hormon-hormon endokrin dan sistem homeostasis tubuh.














DAFTAR PUSTAKA
Dellman, H. D. dan Brown, E. M. 1989. Buku Teks Histologi Veterainer. Terjemahan Hartono, R. Universitas Indonesia, Jakarta.
Frandson, R.D. 1992. Anatomy and Physiology of Farm Animals, alih bahasa : Bambang Srigandono dan Koen Praseno. UGM Press, Yogyakarta.
Hoffbrand, A.V. dan J.E. Pettit. 1996. Haematologi. Edisi Ke-2. Cetakan Ke-6. Alih Bahasa : Darmawan, Iyan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Harlod, A. H. 1979. Review of Physiological Chemistry. Diterjemahkan oleh Martin Muliawan. Buku Kedokteran E. G. C, Jakarta.
Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Kumar, Ashok. 2004. Animal Physiology. Discovery Publishing House, India.
Sturkie, P. D. 1965. Avian Physiology. Cumeotoek Publishing Associates, New York.
William, A. 1985. Patro Fisiologi. Edisi Ke-7. Jilid 11. Terjemahan, Jakarta.































LAMPIRAN













































RINGKASAN
KELOMPOK IV. 2011. Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak ( Asisten
Pembimbing : Swesti Ari )

Praktikum Fisiologi Ternak yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2011 di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro, Semarang.dengan materi penentuan kadar hemoglobin dan penentuen jumlah eritrosit.






































KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat- Nya kepada kita sehingga laporan Praktikum Fisiologi ternak ini dapat terselesaikan dengan baik. Praktikum Fisiologi Ternak ini bertujuan untuk membuat preparat apus darah, menentukan jumlah eritrosit, dan menentukan kadar hemoglobin. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada ibu Ir. Kasyati selaku koordinator Praktikum Fisiologi Ternak, Swesty Ari selaku asisten pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahannya selama praktikum sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membacanya.


Semarang, Mei 2011


penulis

Monday, 2 May 2011

siraja batak

Siraja Batak punya dua anak:
I. Guru Tatea Bulan
II. Si Raja Isumbaon

Anak dari Guru Tatea Bulan : I.1 Saribu Raja
I.2. Limbong Mulana
I.3. Sagala Raja
I.4. Malau Raja

I.1 SARIBU RAJA:

I.1.1. Si Raja Lontung (Lontung Sisia sada Ina)
I.1.1.1. Toga Sinaga (Bonor, Ompu Ratus, Uruk)
2. Toga Situmorang (Pande, Lumban Nahor, Suhut ni Huta, Siringoringo, Rumapea, Sitohang)
3. Toga Pandiangan ( Pandiangan, Samosir, Gultom, Harianja, Pakpahan, Sitinjak)
4. Toga Nainggolan : a. Toga sibatu (Sibatuara, Parhusip)
b. Toga Sihombar (Lbn. Nahor, Lbn. Tungkup, Lbn. Raja, Lbn. Siantar, Hutabalian)
5. Toga Simatupang (Togatorop, Sianturi, siburian)
6. Toga Siregar (Silo, Dongoran, Silali/Ritonga/sormin, Siagian)
7. Toga Aritonang (Ompu Sunggu, Rajagukguk, Simaremare)

I. 1. 2. Si Raja Borbor :
(Pasaribu, Harahap, Parapat, Matondang, Sipahutar, Tarihoran, Saruksuk, Lubis, Batubara,
Pulungan,Hutasuhut, Daulay).

I. 2. LIMBONG : - Palu Onggang
- Langgat Limbong

I.3. SAGALA
(Hutaruar, Hutabagas, Hutaurat)

I.4. MALAU RAJA
(Pase, Nilambean, Manik&Damanik, Ambarita, Gurning)


Anak Dari Si Raja Isumbaon : II. 1. Tuan Sorimangaraja
II. 2. Si Raja Asiasi
II. 3. Sangkar Somalidang

II.1.1. Naimbataon atau PARNA (Parsadaan Raja Nai Ambaton)
II.1.1.1. Simbolon Tua (Simbolon, Tinambunan, Tumanggor, Turutan, Pinayungan, Maha, Nahampun)
2. Tamba Tua (Tamba, Sidabutar, Sidabalok, Siadari, Sijabat)
3. Munte Tua (Munte, Sitanggang, Sigalingging)
4. Saragi Tua (Saing, Simalango, Simarmata, Nadeak, Sidabungke, Rumahorbo, Sitio, Napitu)


II.1.2. NAIRASAON
II.1.2.1. Manurung
2. Sitorus
3. Sirait
4. Butarbutar

II.1.2.3. NAISUANON : * Tuan Sorba Dibanua
* Raja Tunggul
A. Tuan Sorba Dibanua
1. Sibagot Nipohan : a. Tuan Sihubil (Tampubolon)
b. Tuan Dibangarna (Panjaitan, Silitonga, Siagian, Sianipar)
c. Tuan Somanimbil (Siahaan, Simanjuntak, Hutagaol)
d. Sonak Malela (Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, Pardede)
2. Sipaet Tua (Hutahaean, Aruan, Hutajulu, Sibarani, Sibuea, Pangaribuan, Hutapea)
3. Silahi Sabungan (Silalahi, Sihaloho, Situngkir, Sondi, Sinabutar, Sinabariba, Sinabang, Pintubatu,
Tambun, Tambunan)
4. Si Raja Oloan (Naibaho, Sihotang, Bakkara, Sinambela, Sihite, Manullang)

B. Raja Tunggul
1. Si Raja Sobu (Sitompul, Hasibuan, Hutabarat, Panggabean, Simorangkir, Hutagalung, Hutapea/Tobing)
2. Siraja Sumba : a. Sihombing (Silaban, Lumban Toruan, Nababan, Hutasoit)
b. Simamora (Purba, Manalu, Debataraja, Tuan Sumerhan)
3. Siraja Naipospos (Marbun: Lbn.Batu, Banjar Nahor, Lbn. Gaol, Sibagariang, Hutauruk,
Simanungkalit, Situmeang)

tuakon!! eta hamu marmitu

Tuak merupakan sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren ( Arenga pinnata). Kalau dalam bahasa Indonesia, sadapan dari enau atau aren disebut nira. Nira tersebut manis rasanya, sedangkan ada dua jenis tuak sesuai dengan resepnya, yaitu yang manis dan yang pahit (mengandung alkohol).

Hatta Sunanto [1983:17], seorang Insinyur pertanian, menerangkan:

Di Indonesia, tanaman aren dapat tumbuh baik dan mampu berproduksi pada daerah-daerah yang tanahnya subur pada ketinggian 500-800m di atas permukaan laut. Pada daerah-daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 500m dan lebih dari 800m, tanaman aren tetap dapat tumbuh namun produksi buanya kurang memuaskan.

Pohon enau atau aren dinamai bagot dalam bahasa Batak Toba. Di kecamatan Balige yang berketinggian sekitar 900m di atas permukaan laut, banyak bagot tumbuh sendiri. Dan bagot inilah yang tetap digunakan untuk menyadap tuak. Sedangkan di Medan yang hampir sama tingginya dengan permukaan laut, bagot tidak bertumbuh. Oleh karena itu, orang Medan mengambil sadapan dari pohon kelapa. Namun setelah diproses, minuman itu tetap dinamai tuak dalam masyarakat Batak Toba.
Produksi dan Distribusi Tuak

Saya menggambarkan dahulu mengenai produksi dan distribusi tuak di kampung halaman Batak Toba. Sebagaimana telah disinggung di atas, penyadap tuak disebut paragat ( agat = semacam pisau yang dipakai waktu menyadap tuak) dalam bahasa Batak Toba. Setelah dipukul tandan berulang-ulang dengan alat dari kayu yang disebut balbal-balbal selama beberapa minggu, baru dipotong mayangnya. Kemudian membungkus ujung tandan tersebut dengan obat (kapur sirih atau keladi yang ditumbuk) selama dua-tiga hari. Dengan prosedur ini barulah milai datang airnya dengan lancar. Seorang paragat menyadap tuak dua kali sehari, yaitu pagi dan sore.

Tuak yang ditampung pagi hari dikumpulkan di rumah paragat. Setelah ujicoba rasanya, paragat memasukkan ke dalam bak tuak sejenis kulit kayu yang disebut raru supaya cocok rasanya dan alkoholnya. Raru inilah yang mengakibatkan peragian.

Resep membuat tuak berbeda-beda sedikit demi sedikit tergantung para paragat .Resep masing-masing boleh dikatakan "rahasia perusahaan," maka tidak tentu siapa pun bisa berhasil sebagai paragat. Paragat harus belajar dahulu cara kerjanya. Biasanya anak seorang paragat mengikuti orang tuanya untuk belajar "rahasia" tersebut. Sepanjang saya ketahui, tidak ada paragat perempuan, mungkin karena kegiatan paragat sehari-hari yang turun ke jurang, menaiki pohon bagot dan membawa tuak yang tertampung ke kampung sangat keras untuk perempuan. Di desa LNH yang berjumlah kurang lebih 1,000 orang penduduknya, terdapat delapan orang paragat yang aktif. Semuanya ini laki-laki saja.

Sebagian paragat membuka kedai tuak sendiri, tetapi pada umumnya sebagian besar paragat menjual tuak kepada kedai atau agen tuak. Dengan dekimian paragat mendapat uang tunai setiap hari, maka taraf kehidupan paragat lebih tinggi daripada standar di desa LNH.

Di Medan tuak dibawa dari Percut, wilayah yang terletak di luar kota Medan. Di situ ada kebun kelapa khusus untuk mengambil tuak. Cara produksi tuak dari pohon kelapa hampir sama dengan tuak dari bagot.
Kebiasaan Minum Tuak dalam Kehidupan Sehari-hari

Di daerah Tapanuli Utara, biasanya laki-laki yang menyelesaikan kerjanya berkumpul di kedai pada sore hari. Mereka berbincang-bincang, menyanyi, memain kartu, bercatur dan menonton televisi, sambil minum tuak. Pada umumnya seorang petani biasa minum tuak beberapa gelas sehari. Pada tahun 1997 segelas tuak berharga Rp. 300 di desa LNH. Kalau laki-laki, baik yang muda maupun yang tua minum tuak di kedai, tetapi jarang terdapat perempuan yang minum tuak di kedai bersama laki-laki, kecuali pemilik kedai atau isterinya. Ada juga laki-laki yang membeli tuak di kedai dan membawa botol yang terisi tuak ke rumahnya atau ke rumah kawannya untuk minum tuak di situ.

Sedangkan di kota Medan, laki-laki Batak Toba tidak tentu mempunyai kebiasaan minum tuak. Menurut informasi dari beberapa perantau Batak Toba dan observasi serta wawancara di lapo tuak, kebiasaan minum tuak tidak berhubungan dengan status sosial-ekonominya, melainkan berkaitan dengan tahap generasi migran. Dengan kata lain, perantau generasi pertama yang berasal dari Tapanuli Utara lebih cenderung minum tuak di Medan: bukan hanya orang-orang yang berstatus rendah sosial-ekonominya seperti tukang becah, tetapi yang agak tinggi stasus sosial-ekonominya seperti pegawai negeri juga minum tuak. Segelas tuak di Medan harganya kurang lebih Rp. 300 juga.
Pemakaian Tuak pada Kesempatan Tertentu untuk Kaum Wanita

Biasanya kaum wanita Batak Toba tidak minum tuak. Namun demikian, menurut tradisi Batak Toba, wanita yang baru melahirkan anak minum tuak untuk memperlancar air susunya dan berkeringat banyak guna mengeluarkan kotoran-kotoran dari badannya.

Selama saya berada di desa LNH, seorang wanita muda melahirkan anak. Mertuanya menyediakan tuak untuk wanita tersebut, dan dia minum tuak setiap kali merasa haus. Dia minum tuak sebagai gantinya air minum, selama paling sedikit satu minggu setelah melahirkan anak.

Tetapi tidak tentu semua wanita Batak Toba yang baru melahirkan anak minum tuak. Wanita-wanita yang tinggal di kota-kota di perantauan seperti Medan biasanya tidak minum tuak, walaupun melahirkan anak. Mereka lebih cenderung minum bir hitam, susu atau obat sesuai dengan kemampuannya dan kesukaannya untuk memperlancar air susunya.

Wanita tua pada umumnya mengakui bahwa mereka minum tuak ketika melahirkan anak semasa mudanya. Tetapi sebagian wanita muda yang tinggal di kampung tidak pernah minum tuak selama menyusui anaknya. Mereka menjelaskan alasan tidak minum tuak bahwa mereka merasa pening kalau minum tuak.
Penggunaan Tuak dalam Upacara Adat

Tuak yang ada hubungannya dengan adat adalah tuak tangkasan: tuak yang tidak bercampur dengan raru. Tuak aslinya manis. Tuak yang manis disebut tuak na tonggi dalam bahasa Batak Toba. Karena tuak itu berasal dari mayang bagot, maka perlu diketahui legenda keberadaan batang bagot. Seorang tokoh adat yang tinggal di Balige memberitahukan legenda tersebut sebagai berikut:

Putri si boru Sorbajati dipaksa orang tuanya kawin dengan seorang laki-laki cacat yang tidak disukainya. Tetapi karena tekanan orang tua yang sudah penerima uang mahal, si boru Sorbajati meminta agar dibunyikan gendang di mana dia menari dan akan menentukan sikap. Sewaktu menari di rumah, tiba-tiba dia melompat ke halaman sehingga terbenam ke dalam tanah. Kemudian dia menjelma tumbuh sebagai pohon bagot, sehingga tuak itu disebut aek (air) Sorbajati.

Karena perbuatan yang membunuh diri itu dianggap sebagai perbuatan terlarang, maka tuak tidak dimasukkan pada sajian untuk Dewata. Tuak hanya menjadi sajian untuk roh-roh nenek moyang, orang yang sudah meninggal dan sebagainya. Tuak bermasuk sebagai minuman adat pada dua upacara adat resmi, yaitu (1) upacara manuan ompu-ompu dan (2) upacara manulangi.

Ketika orang yang sudah bercucu meninggal, ditanam beberapa jenis tanaman di atas tambak. Tambak pada aslinya merupakan kuburan dari tanah yang terlapis, tetapi kuburan modern yang terbentuk dari semen pula disebut tambak. Menurut aturan adat, air dan tuak harus dituangkan pada tanaman di atas tambak. Tetapi sekarang ini biasanya yang dituangkan hanya air saja, atau paling-paling tuak yang mengandung alkohol.

Dalam upacara manulangi, para keturunan dari seseorang nenek memberikan makanan secara resmi kepada orang tua tersebut yang sudah bercucu, dimana turunannya meminta restu, nasehat dan pembagian harta, disaksikan oleh pengetua-pengetua adat. Pada waktu memberikan makanan harus disajikan air minum serta tuak. Menurut informasi dari tokoh-tokoh adat dan observasi secara langsung, air minum dan tuak dua-duanya tetap disajikan kepada orang tua yang disulangi.

Tulisan di atas adalah Artikel ilmiah dari seorang berkebangsaan Jepang bernama Shigehiro IKEGAMI. Selama enam tahun sejak tahun 1992, beliau mempelajari dinamika sosial dan kebudayaan dalam masyarakat Batak Toba.

na niura

Hidangan ini merupakan makanan khas suku Batak. Berbeda dengan Arsik, makanan khas Batak lainnya yang direbus atau dikukus, menu yang juga mengunakan ikan mas sebagai menu utama adalah dengan cara tidak dimasak.
Arti dalam bahasa batak, naniura adalah ikan yang tidak di masak. Namun rendaman asam jungga yang secara kimiawi kemudian mengubah ikan mentah menjadi tidak terasa amis dan siap disajikan. Ingin mencoba?

sp/henry sitinjak

Bahan-Bahan :

0,5 kilogram ikan mas
3 biji asam jungga
0,25 ons andaliman
1 onskemiri
5 cm lengkuas
5 cm kunyit
2 ikat rias
5 siung bawang merah
3 siung bawang putih
setengah ons cabe merah
Cara memasak :
1. Ikan mas dibersihkan dari sisik, kemudian ikan dibelah dua dari punggung ikan. Duri ikan dikeluarkan semuanya. Sesudah bersih, ikan digarami dan diasami. Dibiarkan selama 5 jam.
2. Kemiri di gongseng, dibiarkan dulu. Jahe, kunyit, bawang merah dan putih di goreng. Kemudian rias dikukus, sedangkan cabe digiling. Seluruh bumbu kemudian diulek (tumbuk).
3. Bumbu dimasukkan atau diolesi ke permukaan ikan. Biarkan satu jam lagi.
4. Siap dihidangkan

hehehehehe

batik dipakai selendang
Di bawah pusar, daging berlubang.
Jangan pegang punya si Abang
Kalo kena “si urat panjang”
Air setitik akan menjadi orang. =))



Daun sirih daun kelor,
Apa isi di balik kolor,
Satu pistol dua pelor,
Buah kecapi rasanya kecut,
Apa isi di dalam cancut,
Dua bibir yang berambut lagi cemberut! =))

Jinak-jinak burung merpati
Lebih jinak burung lelaki
Burung merpati dipegang lari
Burung lelaki dipegang berdiri! =))

Seringgit sidua kupang,
Sendal jepit buatan Jepang.
Apa itu dibalik kutang,
Lembek-lembek tidak bertulang.
Dipegang malah menantang,
Bikin batang menjadi tegang. =))

Pantun seorang istri kepada suaminya :
Burung pipit makan kedondong
Minta duit dong !
Suami-pun menjawab :
Burung pipit makan kedondong
Burungku dijepit dulu dong! =))

pattun nihalak sileban

dulu delman
sekarang dokar
dulu teman
sekarang pacar

=====================
makan kue,
minum sekoteng
gue emang ganteng
=====================
Makan Jengkol Perut Melilit
Doyan Miscall pulsa dikit..!!
=====================
jualan es depan sekolah
sms, laah……….!!!
=====================
Buah jeruk buah kedondong……
Mbah ikutan nongkrong dooong….
=====================
hati siapa tak bimbang
situ botak minta dikepang
=====================
Buah kedondong Buah atep
Dulu bencong sekarang tetepp …………..
=====================
Buah semangka buah duren
Nggak nyangka gue keren
=====================
Buah semangka buah manggis
Nggak nyangka gue manis
=====================
Buah apel di air payau
Nggak level layauuuuuuu…..
=====================
Pohon kelapa, Pohon durian,
Pohon Cemara, Pohon Palem
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!
=====================
Buah Nanas, Buah bengkoang
Buah jambu, Buah kedondong
Ngerujak dooooooooonggggggg…
=====================
Ada padi, Ada jagung
Ada singkong, Ada pepaya
Panen ni yeeeeeeeeeeeee!
=====================
Disini bingung, Disana linglung
mangnya enak, engga nyambung….
=====================
Buah semangka berdaun sirih
Buah ajaib kali yah?????????
=====================
Jalan kaki ke pasar baru
Jauh boooooooooooo….
=====================
Jambu merah di dinding
Jangan marah just kidding
=====================
Jauh di mata,dekat dihati
Jauh di hati,dekat dimata
Jauh-dekat tujuh ratus perak
=====================
Nemu gesper, di pinggir jalan
Kalo laper, makan tu gesper
=====================
Men sana in corpore sano
Gue maen kesana,
Elo maen ke sono!
=====================
Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati
Saya bingung kamu pun bingung
Kenapa ada bunga melati ???!?
=====================
Anak ayam turun ke bumi
Induk ayam naik kelangit
Anak ayam nyari kelangit
Induk ayam nyungsep ke bumi
=====================
Sayur asem sayur sop
laper nich
=====================
banyak-banyak menabung
kagak nyambung
=====================
dilangit ada tomat
sengit amat
=====================
buah kedong-dong buah tomat
Elu bodong amat
=====================
buah duren di pohon beringin
rese’ banget tuch duren….
=====================
ayam kurus bulunya banyak
rugi banget yang beli………
=====================
jaka sembung naik becak
lagi males jalan cak
=====================
beli duren ke irian jaya
emang disini dak ada ya
=====================
jalan2 ke kota baru
beli lontong kuahnya basi
dasar tukang lontong kurang ajar…
=====================
ikan hiu makan badak, i love u mendadak…
ikan paus makan pecel, i miss u girl…
=====================
satu ditambah satu yaitu dua
dua ditambah dua yaitu dengan empat
baru belajar ngitung ni yee…
=====================
ada lele ada belut
ada kerang ada siput
mo pesan yang mana?
=====================
kueh cucur enak rasanya
kueh serabi putih warnanya
hatiku hancur karena cinta
siapakah yg akan jadi pengobatnya
=====================
muter muter di pulau formosa
memang indah pemandanganya
ku hargai kritik dan saranya
semoga bermanfaat bagi kita semua
=====================
buah jambu buah sirsak….
buah duku buah durian….
ya… buah2an dweh…..
=====================
Jalan kaki ke kalimantan…
cepeeeee deeeeehhhh.
=====================
makan es perut melilit..
mau SMS juga, pulsa tinggal dikit
=====================
Pergi ke pasar, nyari obat gatal
Dasar, Gak modal!!
=====================
buah mangga buah manggis
ternyata ada cewek maniez
=====================
buah manggis buah pepaya
cewek manis siapa yg punya
=====================
dihutan banyak lebah madu..
rasanya manis,disuka pemburu..
kamu adalah cintaku dan aku amat sayang padamu..
=====================
kembang gula di perigi
untuk aku minum jamu
kemana pun kamu pergi
aku slalu rindu kamu
=====================
meski hanya buah jambu
tapi ini bisa diramu
meskipun jarang ketemu
cintaku hanya untukmu
=====================
wahai seruling buluh perindu
suaranya memikatku
wahai gadis pujaanku
aku sangat cinta kamu
=====================
meski aku sudah kenyang
tetap harus minum jamu
perempuan yang ku sayang
bolehkah aku bertamu
=====================
Kelap kelip bintang bertaburan
hanya satu yg tampak terang
sungguh banyak pria pilihan
hanya kanda yg paling ku sayang
=====================
Kelap kelip bintang bertaburan
begitu indah bagai berlian
sungguh banyak pria menawan
hanya abang yg ku rindukan
=====================
Kelap kelip di tengah malam
ku lihat bintang sangat menawan
biar cinta banyak rintangan
ku jaga cinta dg kesetiaan
=====================
Kelap kelip bintang seribu
indah menawan di tengah malam
sunggu aku sedang merindu
rindu di hati yg terdalam
=====================
Kelap kelip bintang menari
indah bagai mata bidadari
kanda kuharap menjaga diri
untuk diriku sampei ku kembali
=====================
Sayang selasih tidak berbunga
Engganlah kumbang untuk menyapa
Sayang kekasih tidak setia
Badan merana kini jadinya
=====================
Di sana sini bunga pun kembang
Senanglah kumbang tinggal sendiri
Putuslah sudah kasih dan sayang
Jangan di harap dia kembali
=====================
Sungguh malangnya hidupmu bunga
Janganlah layu sebelum kembang
Tentulah diri akan merana
Karena bunga tiada berdaya
=====================
Bunga yang malang jaga dirimu
Jangan lah layu sebelum kembang
Pupuklah iman dalam hatimu
Kalau kau layu di buang orang.
=====================
Ukir-ukir lah si kayu jati,
jadikanlah sebuah jambangan
Pikir-pikir sebelum terjadi,
janganlah menyesal kemudian,
=====================
Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah
=====================
Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.
=====================
Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan
=====================
Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan
=====================
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan
=====================
Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju
=====================
Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat
=====================
Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding
=====================
Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
=====================
asam kendis asam gelugur
ke 3 asam riang riang
badan menangis di dlm kubur
teringat badan tak pernah sembahyang
=====================
Kemumu di tengh pekan
Di hembus angina jatuh ke bawah
Ilmu yang tak pernah di amalkan
Bagai pohon tak berbuah
=====================
Buah smangka buah labu
Buah d ats enak rsanya
B’bondonglh km mnuntut ilmu
Krn wjb hukumnya
=====================
Naik pesawat ke pakistan
Smpaix pst cepat
Bljrlh dr kesalahan
Klk kbhagiaan kn d dapat
=====================
ada harta tidak terjaga
Ada peti tidak berkunci
kisah cinta anak remaja
Sekejap kasih sekejap benci
=====================
Ada pijat tuan buangkan
Ada inti pulut direndam
Ada hasrat tidak diucapkan
Ada hati kenapa dipendam?
=====================
Anak ayam belajar berenang
Anak itik di paya bakau
Mulut menyebut hati terkenang
Rindukan adik jauh di rantau
=====================
Anak bangsawan menjahit tabir
Sulam di tepi siku keluang
Benci tuan Cuma di bibir
Dalam hati membara sayang
=====================
Aneka warna awan di langit
Alam indah bak lukisan
Harapkan cinta dari si genit
Isteri di rumah dilupakan
=====================
Angin menderu pokok bergoyang
Ribut taufan hujan berderai
Bulan madu mengusap sayang
Bulan depan diajak bercerai?
=====================
Angin sejuk menggigit tulang
Baju tebal cepat dicari
Cerai dirujuk kasih berulang
Cinta sejati Cuma sekali?
=====================
Asam paya si asam pauh
Limau abung beli sekati
Tuan bahagia di benua jauh
Saya di kampung menanti-nanti
=====================
Bagai diandam daun di dahan
Ditiup angin bunyi berdesir
Rindu dendam tidak tertahan
Nasi dingin terasa pasir!
=====================
Basah kuyup berdiang ke api
Kering juga kain dan baju
Angin bertiup menyentuh pipi
Kasih menyapa membawa rindu
=====================
Belum tahu pedasnya lada
Belum rasa pahitnya jadam
Belum mahu digelar janda
Belum mesra cintamu padam
=====================
Belum tua sudah bersabut
Delima muda gugur merekah
Jatuh hati kasih bersambut
Habis sekolah kita bernikah
=====================
Yuminten
Ngemut Sepur
Cekap Semanten
Anggen kulo matur
=====================
Es teh
gulone batu
Tiwas mekekeh
ora biso metu
=====================