Tuesday 25 December 2012

masalah kecil di FPP Undip Bukan Menggurui Tapi Memberikan Sedikit Masukan. Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela


masalah kecil di FPP Undip Bukan Menggurui Tapi Memberikan Sedikit Masukan.
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela

Because i love animal of agriculture undip university,,,

                Satu semester sudah hampir terselesaikan dengan mengemban nama Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.  Tentunya harus ada evaluasi yang harus dipikirkan matang dari mulai sekarang.  Sebelum keputusan menjadi kontroversi adabaiknya perumusan evaluasi dimulai.

                Saya harus mengatakan terlebih dahulu bahwa saya bukanlah ahli mengevaluasi, akan tetapi saya sedikit memberikan masukan dengan pengalaman saya sebagai objek mahasiswa.  Pantas atau tidak saya harus mengaku saya adalah angkatan yang selalu dipergunakan sebagai objek percobaan oleh kebijakan.

                Saya ingin menyampaikan bahwa pembenahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dari segi fasilitas sudah membaik dengan perlahan.  Sudut pandang itu patut kita acungkan jempol.  Yang menjadi masalahnya sekarang adalah fakultas seolah tidak ada strategi untuk misi yang akan di capai.  Saya masih mengingat misi besar itu saat melangkahkan kaki di peternakan COMPLETE’ begitukan?!

                Sampai sekarang saya masih menggeleng kepala saat mengingat COMPLETE itu.  Dua tahun saya berdiri dengan kaki yang gemetaran bergerak tampa arah jika dipertemukan dengan milih kuliah atau praktikum.  Bagai mana bisa komplit kuliah dan praktikum seolah mengambil arah yang berbeda, padahal hakikatnya itu adalah sama.  ITULAH yang saya sebut dengan tidak ada strategi.

                STRATEGI?  Saya kurang tau banyak dengan hal itu.  Akan tetapi penerawangan saya adalah Mengapa dibiarkan demikian berlarut praktikum atau kuliah?  Masalah besar datang saat: mahasiswa harus lari kesana kemari mencari ruangan asistensi,  mencari ruangan posttes, mencari ruangan untuk pj,  mencari jadwal dan sebagainya.  Mengapa harus mencari jadwal?  Oh itu masalahnya.  Tidak ada kejelasan yang pasti antara dekanat dan lab yang memberikan jadwal siapa.

Bukan seharusnya pengajaran? 

yang saya lihat itu adalah 3 angkatan praktikum secara bersamaan mis semester ganjil yakni semester 1  ada 2-3 praktikum (biologi, kimia, agama).  Semester tiga ada  5-8 praktikum semester 5 ada 5-7 praktikum.  Hampir sama halnya dengan semester genap.

Dari wacana diatas apakah bukan seharusnya pengajaran yang harus memberikan rekapan jadwal kepada lab?  Jika tidak konsekuensinya adalah tabrakan praktikum, tidak ada ruangan untuk asistensi postes, saling mengulur waktu, dan yang menyakitkan itu praktikan merasa jenuh sehingga dia asal-asalan saja praktikum.  Yang rugi siapa? Tentunya mahasiswa.

Saya pernah bertanya kepada asisten disalah satu lab. Mas kapan bisa dimulai praktikumnya?  Belum turun dana deg ujarnya.  Saya menggeleng kepala sekali lagi, yang ditungguin dana? Apa ga jabwal aja yang ditungguin biar praktikannya tidak kebut kebutan lantas karena tabrakan. Coba bayangin kalau 3 praktikum berjalan bersamaan. Yang saya rasakan seperti kutu loncat saja hasilnya tetap saja nol.

Kebut-kebutan praktikum! Kapan kami bisa serius kuliah untuk mendapatkan ilmu teori dan implementasinya?  Ujuk ujuknyakan nilai naik turun seperti langit dan tanah sulit dijelaskan jika orangtua meminta pertanggung jawaban

                Jadi masukan saya adalah sebaiknya pengajaran yang membuat jadwal praktikum sama halnya dengan jabwal kuliah biasa (1,2 praktikum diluar jabwal kuliah karena membutuhkan waktu yang lama mis 24 jam dll).  3 angkatan berarti sekitar 16san kelas akan praktikum berapa kloter?, mencari tau kejelasan dari LAB setiap praktikum memakan waktu berapa lama.  

Jika saudara-saudara fakultas peternakan dan pertanian setuju mari kita sampaikan kepada dekanat ataupun melalui SENAT terlebih dahulu. 

Ini adalah segelintir suara hati... bukan untuk siapa-siapa ini untuk ku juga......
Terimakasihhhhh,,,,,

5 comments:

chiho yuki said...

san kalo aku sih juga perlu dilihat dulu mengenai praktikum ini, yang membuat kita nggak maksimal di praktikum sendiri masih ada asisten dan praktikannya itu sendiri. coba lah lihat itu yang merasa pada bisa ambil 24 SKS lantas kebut2an sama temen2 yang lainnya langsung ambil mata kuliah yang ada diatasnya. kalo si mahasiswa ini mengeluh "mas, praktikumnya banyak sekali." ya jangan di tanggapi karena dia sudah salah langkah mengambil mata kuliah yang bukan pada waktunya.

Asisten,bag. pengajaran, dosen dan lain2nya juga perlu ditanyakan sebenarnya bagaimana jadwal praktikum dengan kuliah agar tidak bertabrakan.

tapi jangankan praktikan atau asistennya, bahkan ada dosen yang ketika ditanya mengenai praktikum seolah tak mau tahu yang penting si praktikan datang ketika acara praktikum dilaksanakan. Pernah itu aku telpon dosen mengenai ijin jika tidak ikut praktikum itu bagaimana dan beliau jawabnya dengan nada yang ketus "itu bukan urusan saya, itu urusan asisten" dan telponnya langsung dimatikan. kalau memang jawabannya seperti itu ya dijawablah dengan nada yang enak didengar misal "oh maaf mbak, kalau mengenai hal itu silahkan tanya sama asistennya" begitu

kalau ada dosen yang cerita tentang Pak Rektor merasa kecewa dengan lulusan fak. peternakan dan pertanian yang cumlaude tapi begitu ditanya mengenai praktek di lapangannya malah tidak bisa yaaa menurutku wajar karena ketika kuliah nggak bisa konsen akibat pusing memikirkan kuliah dengan praktikum

zia zannititah pawana said...

nah yap mas chiho yupi : aku setuju
aku juga nulis terisnspirasi mas sandy
kunjungi : http://ziazannititah-pawana.blogspot.com/2012/12/eloo-pengen-di-doain-cepet-lulus-gak.html

kondisi lapangan : alert untuk seluruh civitas akademika

chiho yuki said...

ternyata di dunia nyata maupun di dunia maya saya selalu dibilang mas-mas ya...tapi nggak apalah.
malah jadi terinspirasi dengan tulisanmu ini san, cuma pasti bagian pengajaran maupun bagian lab ketika membaca tulisanmu ini akan berkomentar 1001 alasan.

sandi suroyoco sinambela said...

hahahahaha, terimalah keadaan dit, makanya pake nama asli jangan samar samar gitu, hahahahahaha

chiho yuki said...

hesyeh...ini nama pena. bukan nama samaran...