Mengingat
Sandi
Oleh:
Sandi Suroyoco Sinambela
22 Desember Natal Anak Samosir di Undip Semarang.
Awalnya saya berberat hati datang ke
natal itu. Saya berpikir bahwa itu hanya untuk anak-anak samosir saja padahal
saya bukanlah anak samosir melainkan anak Siborongborong. Saya berusaha membulatkan hati agar
mengikutinya.
Kedatangan ku ternyata membawa pelajaran
hidup yang sangat berharga.
Malam perayaan natal kali ini saya
tersentuh lagi dengan perkataan bang Piter.
Melekat tajam di hati dan pikiranku “aku
tidak ingin diingat, sekali lagi jika mereka ingin mengingat saya, saya rindu
mereka mengingat Tuhan dan mereka berberbuah”
Kalimat itu sudah kedua kalinya saya
dengar akan tetapi beliau mengatakan perkaaan ini berkali-kali dengan menyebutkan
namaku “ Sandi tidak ingin diingat,
sekali lagi jika sandi ingin diingat oleh mereka, sandi rindu mereka mengingat
Tuhan dan mereka berbuah”
Perkataan itu membuat saya terharu,
sayangnya air mataku tetap saja meniris ke dalam hati, sama sekali tidak keluar
melalui mata.
Saya memutar balik kalimat itu dengan
keadaan ku yang sekarang. Saya tidak
ingin diingat di Peternakan, sekali lagi jika mereka ingin mengingat saya, saya
rindu mengingat Tuhan dan saya berbuah dari peternakan.
Tanda tanya besar yang terlintas
beberapa kali dipikiranku adalah, bagaimana caranya berbuah dilingkup pengaruh
saya? Mengapa sekarang saya berjalan
mundur dari kebaikan yang sudah aku bangun satu setengah tahun lalu?
Jawabannya adalah perubahan sikap dan
perilakuku untuk tahun yang baru nantinya.
Terimakasih.....
No comments:
Post a Comment