Monday, 19 December 2011
Friday, 25 November 2011
Nunga Massai Humurang be Hasadaan ni Halak Batak
Nunga
mansai humurang be hasadaaon di halak batak
By: sandi suroyoco sinambela
Sanggar
nagantung diatasni simartolu
dang aha be
nasodung ditaon hita na mangolu
Sada
hata pamungka lao patujolo saarita na naeng sibaenonku tu angka dongan batak
HORAS........!!!!....
Hasadaon ni halak tarida do tu angka
saluhut suku, nang dohot pulau pe, pangangkuion ni halak Jawa, didok holan dua
do suku di Indonesia ima suku batak dohot suku non batak. Lapatanna didia pe
mansai torop do halak batak i. Jala Hasadaon i
do na mambaen hataridaan ni halak batak. Boasa ma ingkon hata
hasadaon na husaritahon di surat hon? Ima ala mansai malungun rohakku marpungu
sude halak batak na dipangarantoan. molo taingot tu sejarah penjajahan Nippon
dohot Belanda nang songoni inggris, boi kaluar sian tano batak ala sada roha
do, marsada dohot aceh, padang. Alai
nuaeng sipasahaton ku tu dongan dongan, boasa ma nunga mulai ta pamago tradisi
i. Hape sada alat do di hita molo rap hita marsiurup-urupan asa rap
sukses be hita di bidang ta masing masing. pamerenganku godang halak hita na
mambuat dalan sahalakna, dang
di parrohahon be donganna halak batak. Alani
i molo tung pe songoni ingkon tong ma hita hian masipasingotan. si naung balga
ma mamodai na metmet ihot mai pasingothon. Ni
durung siburincak Laos dapot pora-pora, Unang jolo hona
insak asa paubahon roha, ingkon ingot do hita tu angka nadenggan jala unang ma
nean marulak-ulak akka na suhar taulaon. Hita nadi pangarantoan ai sipata
mansai godang do parungkilon na ro tuhita gabe manutup simalolongta nang
songoni dohot rohanta laos mangulahon naso denggan. Di baheni dang ingkon jolo
hona incak asa paubahon roha taingot ma poda ni natua-tua jala taulahon. Unang ma dua songon daion ni tuak, na
alang paet alang sapot, lapatan na molo ngataulahon tanunuti ma dongan! Asa hasea
hita tu pudian ni ari. Hata parpudi na naeng sidohononku tu angka dongan ia pauk pauk hudali pago-pago tarugi, na
salpu taulahi na sala tapauli, mansai godang do ta ulahon nasala, ta padenggan mai
unang olo hita gusop tu godung nasarupa, molo adong dope na salpu naso taulahon,
taulahon ma muse dohot denggan. Mauliate ma dihita saluhutna.
Horas!!!!! Horas!!!!horas!!!!
Thursday, 24 November 2011
''''for my self''''Jangan biarkan ada rantai karbon lagi
Jangan biarkan ada rantai karbon lagi
Perkuliahan terlihat satai tapi
menjebak, aku selalu dinasehati kakak kelas ku demikian dan aku selalu
mengiakannya. Pertama-tama aku beranggapan bahwa menjadi mahasiswa peternakan
adalah mudah dan santai, pada akhirnya sekarang aku merasakan betapa sakitnya
semua pengalaman tugas ini ditambah lagi laporan yang membuat mahasiswa di
fakultas ku menyembunyikan tangisan didalam hati dimana aku harus membagi waktu
membuat laporan, revisi, tugas dari dosen, ujian, posttest, freetest, tiket masuk laporan dan LPJ pada dosen. Masa
orientasiku pada daerah jawa bukanlah yang mudah, terkadang aku kebingungan
sediri menyesuaikannya. Terkadang dosen itu mengajar menggunakan dengan menggunakan
bahasa jawa pada hal aku tidak tahu sama sekali apa yang di jelaskannya. Tak
heran aku hanya menganga bila dosen menerangkan memakai bahasa jawa. Tiba
akhirnya ujian aku kebingungan sediri. Teman-teman terlihat santai mengerjakan
soal yang diujikan aku selalu berusaha untuk belajar di kos agar aku dapat
menjawab apa yang di ujikan namun tetap juga hasilnya kurang memuaskan banyak
rantai karbon didalamnya. Setelah pengunguman nilai tiba aku sangat terpukul
sekali namun atas peristiwa itu aku menjadi belajar lebih keras dan giat lagi.
Bahkan aku terkadang menggunakan trik juga, dan terkadang aku menjadi membuat
kecurangan. Hanya untuk mendapatkan yang terbaik. Saat Aku merenungkan
semuayang kulakukan aku bahkan berpikir saya kuliah dan belajar sebenarnya
bukan untuk ujian tapi untuk mengetahui. Tapi semua menuntut bahwa anak kuliah
itu harus mendapatkan nilai yang bagus kalo bisa cumload apalagi arang tua
sangat menuntut itu. Terkadang aku bahkan merasa bersalah pada orang tua jika
ada nilai yang jelek. Aku dikirimi duit setiap bulannya dari kampung dan aku
tahu betapa susahnya mendapat duit sebanyak itu. Tidak menjadi alasan jika aku
menyalahkan tugas ato kegiatan yang ada di kampus, banyak teman yang sangat
padat jabwalnya di organisasi dan di perkuliahan tapi IPnya tinggi. Mengapa aku tidak bisa demikian? Lalu
sekarang aku menyimpulkan bahwa IPku akan tinggi bila aku belajar dengan giat
dan anak kuliah harus bijak!!!!
Tulisan ini saya
buat untuk perubahan pada pemikiran ku pada langkah kehidupan ku yang kurang
baik di dalam edukasi.
pakan ruminansia
Sandi Suroyoco
Sinambela : 23010110110031
1.
Rumput
1.1. Rumput
pangola (Digitaria Decumbes)
Rumput pangola di berikan pada ternak
biasanya pada umur15-28 hari dalam keadaan segar,57-70 hari, dan ada yang sudah
dewasa yakni yang diberikan adalah bagian aerial pada rumput tersebut.
Kandungan nutrisi dari rumput pangola adalah BK adalah 18%, abu 11.5% LK 3.3%
SK 31.9%, BETN 42.3 %. PK 11.0% Ca 0.33% P 0.17%.
1.2. Alang Alang (Imperata Silindrika)
Daerah Indonesia memang hampir semuanya
terdapat tumbuhan lalang ini. Bagi pertanian tumbuhan lalang ini merupakan
gulma bagi tanaman pertanian lainnya. Tanaman alang alang sangat cepat tumbuh
dan berkembang disamping daya adaptasinya tinggi alang alang mampu bertahan
dari cekaman iklim yang kurang baik. Komposisi kandungan nutrient alang alang
adalah BK adalah 23%, abu 8.3% LK 2.2% SK 35.7%, PK 2.8%. BETN 41.7% TDN 13%
PK 12.2% Ca 0.13% P 0.19%.
1.3. Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum)
“Hay” rumput gajah adalah tanaman hijauan pakan ternak
yang terbuat dari rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang disimpan
dalam bentuk kering udara dan kadar air 20%-30%. Kandungan yang terdapat dalam
hay rumput gajah adalah BK= 16%, ME= 0,33%, PK= 1,8%, mineral= 2,5%, SK= 4,6%.
Komposisi rumput gajah berbeda–beda menurut hari panennya. Rumput gajah yang
dipanen pada 15–28 hari, komposisi nutrisinya adalah BK 16%; protein sebesar 11,4%; serat kasar 29,5%. Rumput gajah
yang dipanen pada 43–56 hari, komposisi nutrisinya adalah BK 17,5%; protein
9,3%; SK 32% .
1.4. Rumput Bintang Afrika (Cynodon
Plectostachyus)
Pemberian rumput pakan ini pada ternak berupa
daun, batang yag masih muda dan bagian aerialnya. Rumput bintang afrika
memiliki nurtrien BK adalah 22%, abu 11.6% LK 2.7% SK 27.7%, PK 15.6% Ca 0.13% P 0.31%.
1.5. rumput BB (B. brizantha)
Rumput B. brizantha mengandung 86%
BK, 3.0% abu, 0.6% BETN 88.5% SK 5.9%, dan 2.0% PK. Ca -. P -. Bahan pakan tersebut baik sebagai pastura atau dapat
diberikan langsung pada saat masih segar kepada ternak pada padang
penggembalaan.
2.
Legum
2.1. Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Tepung daun lamtoro merupakan daun lamtoro yang dihaluskan. Tepung daun
lamtoro mempunyai imbangan asam amino cukup baik dan kandungan karoten, vitamin
serta mineral terutama kalsium yang cukup tinggi dengan kandungan protein kasar
24% dari bahan kering. Lamtoro
mempunyai kandungan protein kasar 24%, kandungan lemak kasar 5.8%, serat kasar 14% dan 530 milligram β
karoten aktif per kg BK 86% BETN 46.2% ABU 6.3% Ca 1.40% P0.21%. Daun lamtoro dapat di jadikan
sebagai tepung daun lamtoro dapat
digunakan sebagai campuran ransum lebih lanjut untuk menaikkan kualitas ransum.
Segi produksi dan nilai gizi hijauan lamtoro cukup potensial, tetapi ada faktor
penghambat penggunaannya sebagai pakan karena adanya racun mimosine yang
merupakan senyawa asam amino dengan gugus alkaloid. Mimosine terdapat dalam
bagian tangkai daun, lembar daun dan biji sekitar 3-5 % dari bahan kering.
2.2. Gamal (Glyricidae sepium)
Gamal
adalah tanaman yang berasal dari Amerika Latin. Daun gamal dapat digunakan
sebagai pakan ternak, tanaman peneduh dan pembasmi alang-alang. Gamal merupakan
tumbuh-tumbuhan yang berukuran sedang atau berbentuk pohon kecil, batangnya
bercabang-cabang, pada cabang tumbuh ranting dan daun. Tinggi pohon gamal dapat
mencapai 25 m dan dapat dikembangbiakan dengan stek dan biji selanjutnya
dijelaskan bahwa ternak kambing dan domba umumnya menyukai gamal, tetapi selama
musim kemarau hampir semua ternak herbivora memakannya. Daun
gamal mempunyai kandungan 25% BK. BETN 48.6% abu, 8.4% ekstrak ater, 4.0% SK,
13.3% PK, 25.7% Ca 1.0%, dan mengandung racun komarin yang tinggi, saponin, dan
asam fenoleat dalam jumlah kecil, dan diberikan pada sapi maksimal 40% dan domba
75%.
2.3. Kacang
Merpati (Cajanus Cajan )
Kacang merpati tidak asing lagi bagi
para peternak, tanaman jenis legume ini memiliki komposisi nutrient sebagai
berikut BK adalah 19%, abu 7.9% LK
15.3% SK 27.9%, PK 21.6% Ca1.15%
P 0.22%. protein kacang ini cukup tinggi mencapai 21% dari berat keringnya.
2.4. Jerami
Kedelai (Glicine Max)
Kedelai merupakan legume yang sangat tinggi kadar
proteinnya. Kedelai memiliki dua potensi yang dapat di jadikan sumber
pangan dan pakan, dari bijinya dan jerami sebagai bahan pakan ternak. Jerami
kedelai memiliki kandungan nutrisi yaitu BK 86% Abu 9.3% PK 48.0% LK 5.7% SK
6.2% Ca 1.4% P 0.3% K 0.89%.
2.5. Kacang
bulu (Glicine Weightii)
Nama kacang
bulu di dunia peternakan masih jarang didengar, kacang bulu yang di jadikan
sebagai pakan ternak adalah bagian aerial kacang tersebut. Komposisi nutrient
dari kacang bulu adalah BK
29% PK 15.1%
LK 5.8% SK
16.1% Abu 5.8% Ca 0.046% P 0.09%.
3.
Macam Hijauan lain
3.1. Nangka
(Artocarpus Heteropyllus)
Nangka yang diberikan pada ternak adalah bagian
aerial,dang kebanyakan penggunaan daun mendominasi untuk ternak. Komposisi
nutrient yang terdapat pada nangka adalah BK adalah 16%, abu 25% LK 4.4% BETN
20% SK 38%, PK 12.52%.
3.2. Sukun (Artocarpus
Atilis)
Penggunaan sukun
memang sangat jarang bagi peternak namun pemakaian daging buah, sisa dari buah,
kulit buah dan pulp dapat kita temui di daerah daerah tertentu misalnya di Jawa
Tengah. Komposisi nutrient sukun ialah BK adalah 31%, abu 6.5% LK 5.9% SK 17.9%,
PK 16.9%. Ca 0.29%. P 0.42%.
4.
Macam Biji-bijian
4.1. Milet merah
Milet
merah berbentuk halus dan butiran, diberikan pada pakan
unggas seperti burung. Bagian biji
nutrisi milet merah 12,40% air; 11,12% PK; 3,99% lemak kasar, 8,11% serat
kasar; 61,18% karbohidrat dan abu 3,24%.
4.2.
Beras merah
Beras
merah merupakan sumber karbohidrat yang pada umumnya lebih banyak digunakan
untuk nahan makanan manusia sehingga jarang diberikan pada ternak. Susunan
zat-zat makanan beras merah adalah: 9,8% air; 8,9% protein, 77,2% Bahan Ekstra
Tanpa N; 1,0% serat kasar, 2,0% lemak dan 1,1% abu; kadar protein dapat dicerna
adalah 6,8%.
4.
Macam Sisa hasil penggilingan
4.1. Dedak Halus
Dedak merupakan hasil samping
penggilingan padi. Menurut jenisnya dedak padi dibedakan menjadi 4 macam yaitu
dedak kasar, dedak halus, dedak lunteh dan bekatul. Dedak kasar terdiri dari
pecahan kulit gabah yang masih bercampur sedikit kulit beras sehingga kadar
serat kasarnya paling sedikit 25 %. Dedak halus terdiri dari pecahan kulit
gabah tetapi lebih banyak tercampur kulit beras sehingga kadar serat kasarnya
paling sedikit 20 %. Dedak lunteh terdiri dari sedikit pecahan kulit gabah dan
cukup banyak campuran kulit beras sehingga serat kasarnya kurang dari 12 %. Bekatul
terdiri dari campuran sedikit sekali pecahan kulit gabah dan banyak kulit beras
sehinnga serat kasarnya kurang dari 6 %.
Dedak dapat digunakan hingga 30 % dari total
formula ransum. Penggunaan dedak halus
sampai30 % dalam ransum tidak mengganggu pertumbuhan dan dapat mengurangi biaya
produksi. Dedak halus dari dalam campuran ransum ayam berkisar antara 20-30 %
dan kalau kualitasnya benar-benar baik maka dapat dipergunakan sampai 35 % atau
lebih. Dedak padi dapat menggantikan jagung sebagai sumber energi dalam ransum
sebanyak 50 % tanpa mengganggu penampilan serta kualitas karkas. Dedak kasar
yang sungguh-sungguh kering mengandung rata-rata 10,6 % air; 4,1 % protein;
32,4 % BETN; 35,3 % serat kasar; 1,6 % lemak; 16 % abu, dengan kadar protein
dapat dicerna 2,8 % dan martabat patinya 19 %.
4.2. Bekatul
Bekatul terdiri dari
campuran sedikit pecahan kulit gabah dan banyak kulit beras sehingga serat
kasarnya kurang dari 6%. Bekatul sering dipakai untuk komposisi pakan ternak
unggas. Bekatul disebut bahan baku sumber energi, tetapi serat kasarnya relatif
tinggi, maka dalam praktek penggunaanya berkisar 10–30%. Bekatul mengandung 15%
air, 14,5% PK, 48,7% bahan ekstrak tanpa N, 7,4% SK, 7,4% LK, dan 7,0% abu.
5.
Macam Pakan sisa industri
5.1. Limbah pengalengan
nanas.
(Ananas Comocus)
Pengolahan
buah nenas menjadi sari (jus) nenas menghasilkan produk limbah berupa kulit
buah dan serat perasan daging buah. Volume limbah tersebut dapat mencapai 85%
dari bobot buah segar. Pemanfaatannya sebagai pakan ternak ruminansia akan
memberi nilai tambah dan sekaligusdapat mendorong berkembangnyan usaha produksi
ternak secara komersial dalam mendukung produksi daging nasional.
Nutrisi
Komposisi Bahan Kering 54,2%. Bahan organik 91,9%. Abu 8,1%. Protein Kasar
3,6%. NDF 57,3%. ADF 31,1%. Energi Kasar 4481 Kkal/kgBK. Energi Cerna 2120
Kkal/kg BK Kulit buah dan serat perasan daging buah nenas merupakan sumber enersi
yang potensial untuk ternak ruminansia. Kandungan serat (NDF) yang relatif
tinggi memungkinkan bahan tersebut digunakan untuk menggantikan rumput sebagai
pakan dasar. Limbah nenas berupa campuran serat perasan daging buah dan kulit buah sebagai
produk sisa pengolahan buah segar menjadi jus nenas
5.2. pollard
Pollard merupakan limbah dari pengolahan
gandum. Kandungan nutrisinya cukup baik. Komposisi pollard berat kering 87,32%;
protein kasar 13,66%; abu 3,51%; serat kasar 6,22%; lemak 4,06%; BETN 59,85;
kalsium (Ca) 0,08%; fosfor 0,63%; energi 4032 kkal/g. Pollard merupakan salah
satu bahan pakan dengan kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu sekitar
13,66%. Sifat fisik dan kimia dari pollard setara dengan sifat fisik dan sifat
kimia dedak padi. Pollard dapat menggantikan posisi dan fungsi dedak padi
(seluruh atau sebagian). Pemakaian maksimum pollard dalam pakan ayam atau ikan
bisa mencapai 20%.
DAFTAR PUSTAKA
Hartadi, H.
S. Reksohadiprodjo, dan A. Tillman. 1986. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Tuesday, 22 November 2011
Kajian Nutrien Dalam Mendukung Proses Reproduksi Pada Ternak
Setiap makluk hidup memerlukan nutrient, nutrient akan di dapatkan dari sumber makanan. Untuk mendukung proses reproduksi pada ternak maka perlu mengoptimalkan nutrisi sehingga dapat menunjang fertilitas atau kesuburan ternak. Nutrient yang dicerna akan di absorbsi oleh tubuh dan di gunakan untuk membangun sel, menghasilkan kalor, dan mempertahankan kondisi tubuh. Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka perlunya kita mengetahui nutrient yang terkandung di dalam pakan. Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan pada ternak sebagai pakan, baiak berupa bahn organik (karbohidrat, lipida, dan protein) maupun an organik (mineral), baik sebagian maupun keseluruhan yang dapat dicerna dan tidak menggangu kesehatan ternak. Pakan adalah bahan yang dimakan daan dicernaa oleh seekor hewan yang mampu menyajiakn hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, penggemukan, reproduksi serta laktasi atau produksi susu.
Kebutuhan nutrient pada ternak dan manusia pada umumnya adalah sama hanya saja sumber nutriennya yang berbeda di karenakan system pencernaan yang berbeda.
Nutrient adalah hara atau unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau fisiologi organisme. Nutrien biasanya dikategorikan menjadi nutrien yang menyediakan energi dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel. Suatu nutrien disebut esensial bagi organisme jika zat tersebut tidak dapat disintesis oleh organisme dan harus dipenuhi dari sumber makanan.
Kebutuhan ternak dalam penggemukan dengan reproduksi berbeda karena pada suatu nutrient akan sangat dibutuhkan dalam jumlah besar, contohnya kebutuhan calcium pada ternak yang sedang bunting harus di cukupi. Seekor ternak yang kekurangan mineral kalsium tersebut maka dia akan membongkar sendiri kalsium yang berasal dari tulangnya sendiri dan apabila di biarkan secara terus menerus maka akan menjadi penyakit bagi ternak tersebut.
Nutrisi adalah faktor utama yang berperan dalam pematangan seksual, sehingga dapat mempengaruhi reproduksi hewan di alam ataupun dalam lingkup budidaya. Di alam, nutrisi yang tersedia bervariasi dan tergantung pada tingkat tropik. Kondisi ini secara alami merupakan salah satu faktor eksternal penting bagi siklus reproduksi. Dalam budidaya, lingkungan fisik dan nutrisi induk dapat dimanipulasi untuk mempercepat pematangan gonad dan proses pembentukan gamet (gametogenesis).
Keberhasilan pengkondisian induk tergantung pada penyediaan kondisi di hatchery yang mendekati kondisi di alam selama siklus reproduksi alami, yaitu dengan cara manipulasi air laut dan penyediaan makanan yang memadai. Perbedaan jenis memperlihatkan komposisi biokimia yang beragam pada tingkat perkembangan yang berbeda tergantung pada proses dan tuntutan energi dari telur. Selain konsekuensi perbedaan jenis, kualitas nutrisi induk betina berpengaruh langsung pada perkembangan embrio dan larva untuk melewati tahapan ketergantungan pada cadangan energy endogen
Nutrisi menunjukkan nutrien dasar (komponen biokimia) yang diperlukan untuk mendukung semua sistem metabolik untuk menjalankan fungsinya masing-masing. Nutrien diantaranya protein, rasio RNA-DNA, asam-asam amino, lemak dan asam lemak berperan dalam keberhasilan perkembangan embrio.
Nutrisi terkandung dalam berbagai jenis bahan pakan misalnya lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. Lemak dalam reproduksi peran sangatlah penting, meskipun terkadang manusia mengidentikkan lemak dengan kolestrol yakni sebagai pembentukan hormone reproduksi. Lemak meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida,digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator inhibitor-1, retinol binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis factor-alpha (TNFα),visfatin, dan hormon metabolik seperti adiponektin dan hormon adipokinetik.
Protein sebagai penyusun tubuh secara keseluruhan. Protein sangat penting dalam reproduksi, ini menyangkut dengan penurunan sifat pada ternak tersebut. Apalagi jika kita melihat hipertropi dan hyperplasia pada ternak maka akan tidak boleh kita abaikan tentang kebutuhan nutrient protein pada ternak. Karbohidrat sebagai sumber energy dalam tubuh dalam bentuk glukosa. Mineral sebagai penyusun tubuh misalnya sebagai tulang. Mineral didalam tubuh haruslah tetap terjaga terutama saat ternak bereproduksi, kita ketahui bahwa ternak akan membutuhkan banyak kalsium saat ternak tersebut dalam keadaan bunting. Apabila mineral eksternal (asupan dari makanan) ternak tidak terpenuhi maka ternak tersebut akan membongkar mineral yang terdapat didalam tubuhnya sendiri misalnya dari tulang. Jika keadaan kekurangan mineral pada ternak terjadi berangsur-angsur maka akan terjadi penyakit keropos tulang pada ternak tersebut, penyakit keropos tulang pada ternak terjadi biasaya saat proses reproduksi misalnya saat partus.
Terimakasih!!
Monday, 21 November 2011
Gembalakanlah Hatimu Kearah Padang yang Sejuk
Gembalakanlah Hatimu Kearah Padang yang Sejuk
Sering kali aku bertanya didalam hati tentang apa arti dari kehidupan ini, tiba-tiba kata-kata ini metasuk tajam di lintas pikiran ku Gembala dan Padang. Gembala adalah orang yang menuntun ternaknya pada rumput yang hijau dan berharap supaya ternaknya kenyang pada padang penggembalaan itu dan tak satupun pengembala itu membiarkan ternaknya kelaparan. Ternak itu akan dituntunnya juga pada sumber air yang sejuk dan menghilangkan dahaga ternak-ternaknya. Aku adalah seorang sarjarna peternakan sebelum aku menggembalakan ternakku sudahkah aku menggembalakan hatiku? Sudahkah aku menuntun hatiku kearah sumber air yang jernih atau masihkah aku berada di atas kubangan hingga aku hanya dapat menelan air liurku saja dengan hati yang kian lama memanas seperti bara api? Ambisimu bukanlah hanya fana tapi adalah sebuah realita yang akan membawamu kearah kesuksesan. Kapan kita mengubah pola hidup yang hanya berandai-andai dalam penjara hati yang sebenarnya tidak terkunci sama sekali bahkan pintunyapun sudah terbuka lebar dan menantikan langkahmu yang penuh semangat juang. Lepaskanlah benang yang membelit di kakimu itu dan berjalanlah kearah padang yang sejuk baringkanlah tubuhmu diatasnya, hiruplah oksigen sebanyak mungkin dan lepaskan CO2 yang menghambat respirasi kehidupanmu lepaskan kearah rumput-rumput itu. Lakukanlah revisi dalam hidupmu tentang sebuah kesalahan-kesalahan yang selalu tembok penghalang untuk kesuksesanmu. Hidup ini adalah pembelajaran setelah engkau menggembalakan hidupmu dan mengarungi semua padang itu liku dan rintangan yang telah engkau alami adalah buku pemandu yang akan memandumu kearah yang tepat. Tempat-tempat yang di penuhi duri penjerat akan kau lalui dan jurang yang telah pernah menjebakmu akan engkau hindari dan bahkan kamu pasti bisa menghilangkan jurang, membuat jembatan raksasa yang menyelamatkan sahabat-sahabatmu juga. Bersambung….. aku sandi si penggembala sapi
Thursday, 27 October 2011
pesta hamulian ni ka betni
RUMANG NI ULAON
I. Rumang ni Ulaon : Dialap Jual
1. Godang ni sinamot : Rp. 7.000.000,-
2. Ulos Tinonun sadari/Pinganan : Marsinangkohi Tangga Ni Balatukna Be
3. Ulos Na Marhadohoan : 11 (Sappulu sada) Bulung
4. Parjuhutna : Lombu Sitiotio
5. Parjambaron : Sidapot Solup Do Na Ro ( Osang dohot ihur-ihur tu suhut parboru)
II. Bohi ni Ulaon
1. Sibuha-buhai
- Pukul : 09.00 WIB
- Inganan : Aula Gereja HKBP Depok Timur Jl. Kerinci Raya No. 09, telp -21-7719164
2. Pamasu – masuon
- Pukul : 10.00
- Inganan : Gereja HKBP Depok Timur Jl. Kerinci Raya No. 09, telp -21-7719164
3. Ulaon Adat
- Pukul : Mulai pukul 12.00 WIB sahat tu na sidung
- Inganan : Gedung Samina Jl. Bahagia Raya No. 78 Depok Timur
III. Sijalo Sinamot : B. Sinambela/br. Manik (Op. Rotua)
IV. Sijalo Panandaion Suhi Ni Ampang Na Opat Dohot Todoan
1. Sijalo Bara : Ny. M. Sinambela br. Simanjuntak ( N. Agustina)
2. Si Molohon : S. Sinambela / br. Siregar (A. Roman)
3. Sijolo Upa Pariban : S. Simanjuntak/br. Sinambela ( A. Sanggam)
4. Sijalo Upa Tulang : Ny S. Manik br. Situmeang (N. Menak)
5. Panandaion Tu Amang Udana: M. Sinambela/br. Hutasoit ( Op. ni si Sanggam)
: J. Sinambela/ br. Rajagukguk (Op. Natioro)
: P. Sinambela / br. Manalu (A. Edetan)
: Ny. M Sinambela br. Simamora (Op. Restu)
: C Sinambela / br. Tambunan (A. Daniel)
6. Panandaion Tu Ibotona : B. Sinambela / br. Sianturi ( A. Natioro)
7. Panandaion Tu Namboruna : H. Saragih / br. Sinambela (A. Roles)
: T. Sitohang / br. Sinambela ( A. Putri)
: Ny. M Sirait br. Sinambela (N Reza)
: Ny. Simorangkir br. Sinambela ( Op. Telly)
: M. Sinaga / br. Sinambela ( A. Mariani)
: B. Tambunan / br. Sinambela ( op. Markus)
: K. Simamora / br. Sinambela ( A. Ramses)
: P. Hutagalung / br. Simbolon ( A. Gomgom)
: P. Sinaga / br. Sinambela ( A. Vera)
: B. Sitorus / br Sinambela ( A. Frengki )
: J Sihombing/ br. Sinambela
8. Panandaion Tu Pomparan ni op. Batuholing
: Kel. H. Sinambela/ Sembiring (Oppungna)
: Kel M Sinambela / br. Sibarani ( Oppungna )
: Kel V Sinambela / br. Sitorus (Oppungna)
: Kel R.T. Sinambela/ br. Siahaan (†) (Oppungna)
: Kel H. Sinambela / br. Pasaribu (Amangtuana)
: Kel. M. Sinambela/ br. Napitupulu ( Amangudana)
9. Panandaion Tu Pomparan ni Op. Dugur ni Huta
: …………………………………………………
: …………………………………………………
: …………………………………………………
10. Panandaion Tu Pomparan ni Op. Tuan Nabolon
: ………………………………………………...
11. Panandaion Tu Pomparan ni Op. Partumpuan
: O. Simbolon / br Sinambela
12. Panandaion Tu Pengurus Punguan Toga Raja Sinambela/ Boru se-Bekasi Utara
: ………………………………………………...
13. Panandaion Tu Hahadoli Nadua Sinambela
: ………………………………………………..
14. Panandaion Tu Hahadoli Nadua Sinambela
: ………………………………………………..
15. Panandaion Tu Pomparan ni Op. Raja Bonanionan
: ………………………………………………..
16. Panandaion Tu Pengurus Punguan Toga Raja Sinambela/ Boru Se- Jabodetabek
: ………………………………………………..
V. Napasahat Ulos Tu Paranak (11 Bulung)
1. Ulos Pansamot : Hasuhuton Bolon
2. Ulos Hela : Hasuhuton Bolon
3. Ulos tu Pamarai : Op. Sanggam Sinambela/ br. Hutasoit
4. Ulos Si Manggokhon : A. Roman Sinambela / br. Siregar
5. Ulos Si Hutti Ampang : Op. Natioro Sinambela/ br. Rajagukguk
6. Ulos Tu Hahana : A. Natioro Sinambela / br. Sianturi
7. Ulos Tu Amang Tuana : Op. Pujima Sinambela / br. Siahaan (†)
8. Ulos Tu Namboruna : M. Sinambela / br. Sibarani
9. Ulos Tu Oppungna : H. Sinambela / Pasaribu
10. Ulos Tu Punguan : Ketua Punguan Bonanionan Sinambela/ Boru
11. Ulos Tu Punguan : Ketua Punguan Toga Raja Sinambela/Boru Se- Jabodetabek
VI. Hasahatan Ni Jambar / Sijalo Jambar
A. Horong ni Hula-Hula
1. Hula-Hula : Manik
2. Tulang : Hutasoit
3. Bona Tulang : Sipahutar
4. Tulang Rorobot : Manalu
B. Hula-Hula Namarhahamaranggi
: Simanjuntak
: Hutasoit
C. Hula-Hula Anak Manjae
: Togatorop
: Siregar
: Sianturi
D. Namardongan Tubu
: Raja Upar
: Tuan Na Bolon
: Partumpuan
: Haha Doli Nadua Sinambela
: Haha Doli Nadua Sinambela
: Boru/Bere
: Dongan Sahuta
: Tu Pangulani Huria
: Ale-ale
: Punguan Raja Bonanionan Sinambela Dohot Boru se- Jabodetabek
NB: Pomparan Op. Batuholing Saparjambaran dohot bonani Hasuhuton
Thursday, 6 October 2011
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN LENTENG SUMENEP: Gulma Itik Menekan Pencemaran Emisi C02 Melalui Sa...
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN LENTENG SUMENEP: Gulma Itik Menekan Pencemaran Emisi C02 Melalui Sa...: Sapi adalah juara emisi gas CO2. Angin dan sendawa yang mereka hasilkan secara total lebih banyak daripada pencemaran asap pesawat terba...
Wednesday, 5 October 2011
COMFORT ZONE
Zona nyaman adalah keadaan perilaku di mana seseorang beroperasi dalam kondisi kecemasan-netral, dengan menggunakan satu set terbatas perilaku untuk memberikan tingkat stabil kinerja, biasanya tanpa rasa risiko (Putih 2009) [1]. Kepribadian seseorang dapat dijelaskan oleh nya atau zona nyaman nya. Orang yang sangat sukses secara rutin dapat melangkah keluar dari zona kenyamanan mereka, untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Sebuah zona nyaman adalah jenis pengkondisian mental yang menyebabkan seseorang untuk menciptakan dan mengoperasikan batas-batas mental. Batas-batas tersebut menciptakan rasa tidak berdasar keamanan. Seperti inersia, seseorang yang telah membentuk zona kenyamanan dalam sumbu tertentu dari hidupnya, akan cenderung tinggal di dalam zona itu tanpa melangkah di luar itu. Untuk langkah di luar zona kenyamanan seseorang, mereka harus bereksperimen dengan perilaku baru dan berbeda, dan kemudian mengalami tanggapan yang baru dan berbeda yang kemudian terjadi dalam lingkungan mereka.
Untuk melangkah keluar dari zona kenyamanan menimbulkan tingkat kecemasan melahirkan respon stres, yang hasilnya adalah tingkat ditingkatkan konsentrasi dan fokus. Putih (2009) mengacu pada ini sebagai Zona Kinerja Optimal - zona di mana kinerja seseorang dapat ditingkatkan dan di mana keterampilan mereka dapat dioptimalkan. Namun, Putih (2009) juga mengamati bahwa jika karya Robert Yerkes (1907) dianggap di mana dia dilaporkan 'Kecemasan meningkatkan kinerja sampai tingkat optimal tertentu gairah telah tercapai. Di luar titik itu, kinerja memburuk tingkat sebagai lebih tinggi dari kegelisahan yang dicapai ', jika langkah-langkah seseorang di luar zona kinerja optimal mereka memasuki "zona bahaya" di mana kinerja akan menurun dengan cepat sebagai tingkat yang lebih tinggi dari kecemasan atau ketidaknyamanan terjadi.
Dalam hal manajemen kinerja atau pengembangan, tujuan pelatih atau manajer adalah untuk menyebabkan orang untuk memasuki zona kinerja optimal untuk jangka waktu yang cukup sehingga keterampilan baru dan kinerja dapat dicapai dan menjadi tertanam. Alasan yang sama digunakan dengan pengaturan tujuan: mengubah tingkat kecemasan dan kinerja akan berubah. (Namun, dalam hal kinerja, insentif istilah digunakan untuk menggambarkan proses perubahan tingkat kecemasan -. Suatu apa pun insentif yang yang menyebabkan perubahan perilaku)
[Sunting] Implikasi lain
Contoh melangkah keluar dari zona nyaman bisa menjadi perlu diakui untuk meninggalkan pekerjaan yang tidak memuaskan namun takut melakukannya karena akan menyebabkan hilangnya rasa aman individu berasal dari pekerjaan. Rasa keamanan merasakan individu dapat dikaitkan dengan kondisi mental yang terbentuk pada awalnya.
Sebuah zona nyaman dapat mengakibatkan ketika konsep mental yang seseorang memiliki tentang sesuatu dan realitas yang sebenarnya itu, tidak kongruen dengan satu sama lain. Sebuah contoh klasik untuk mengambil gambar akan diri.
Citra diri dapat terdiri dari tiga jenis:
1. Citra diri yang dihasilkan dari bagaimana individu melihat dirinya sendiri
2. Citra diri yang dihasilkan dari bagaimana orang lain melihat individu
3. Citra diri yang dihasilkan dari bagaimana individu memandang orang lain melihat dia
Ketiga jenis mungkin atau mungkin bukan representasi yang akurat dari orang tersebut. Semua, beberapa dari mereka tidak ada atau mungkin benar.
Tuesday, 13 September 2011
Tuesday, 7 June 2011
andaliman
Andaliman memiliki aroma jeruk yang lembut namun "menggigit" sehingga menimbulkan sensasi kelu atau mati rasa di lidah, meskipun tidak sepedas cabai atau lada. Rasa kelu di lidah ini disebabkan adanya kandungan hydroxy-alpha-sanshool pada rempah tersebut.
Ekstrak andaliman (ESHAE) mempunyai efek antifotooksidasi pada ikan mas mentah dan masak dalam hadirnya riboflavin sebagai sensitiser. Efek ESHAE dalam menurunkan angka TBA ikan masak tergantung pada konsentrasi.
Ekstrak andaliman (ESHAE) mempunyai efek antifotooksidasi pada ikan mas mentah dan masak dalam hadirnya riboflavin sebagai sensitiser. Efek ESHAE dalam menurunkan angka TBA ikan masak tergantung pada konsentrasi.
Saturday, 28 May 2011
korelasi kandang dengan ternak
Nama: sandi suroyoco sinambela
Nim: 23010110110031
Korelasi Konstruksi Bagaimana Untuk Mendukung Optimalnya Metabolisme Pada Ternak
Semua produk ternak merupakan proses biologis dan untuk menngefisiensi dan mengefektifkan produk ternak sangattergantung pada manajemen pakan dan status lingkungan ternak. Jadi untuk menyeimbangkan mulai dari fisis,kimiawi, kompetisi biologis pada ternak maka penting sekekali kita mengetahui korelasi antara system metabolisme ternak degan konstruksi kandang ternak. Konstruksi kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali jenis konstruksi kandang, baik berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. secara tidak langsung kandang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan.Jadi dengan demikian, konstruksi perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan yang akan berbengaruh besar terhadap produksi ternak. Kandang yang fungsional akan menambah pendapatan bagi para pemiliknya maka untuk itu peternak harus memperhitunkan jumlah,jenis ternak, serta skema perkandangan; contohnya pada kandang sapi.
1. . Kandang individual
Kandang individual diperuntukkan bagi satu ekor ternak, ukurannya disesuaikan dengan ukuran tubuh ternak secara umum pada ternak , biasanya berukuran 2,5 x 1 meter. Kandang individual dibuat dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan sapi agar lebih cepat. Hal itu karena di kandang ini sapi dibatasi ruang geraknya. Dikandang ini, sapi tidak mudah steres karena frekuensi kontak dengan sapi lain sangat terbatas. Dalam distribusi pakan, sapi-sapi juga tidak bersaing satu sama lain sehingga tidak terjadi perebutan pakan. Sayangnya, biaya pembuatan kandang individual relative mahal dibandingkan dengan kandang koloni. Kandang individual ini menunjukkan performan yang baik pada ternak karena tidak adanya kompetisi antar sesama ternak. Tapi lain halnya pada ternak yang lebih suka di umbar misalnya kerbau kerbau akan stress jika dikandangkan individual bahkan dapat mati.
2. Kandang Koloni
Kandang koloni digunakan untuk memelihara beberapa ekor ternak sekaligus. Pakan dan minum diberikan secara kolektif. Akibatnya, kemungkinan ternak mengalami stress lebih tinggi karena frekuensi kontak badan secara langsung lebih tinggi. Keuntungannya, biaya pembuatan kandang koloni lebih rendah dibandingkan dengan kandang individual. Karena kebutuhan luas kandang per ekor pada kandang individual lebih besar. Konstruksi kandang diupayakan cukup kokoh meskipun dengan bahan bangunan sederhana. Agar ternak yang tinggal di dalam kandang merasa nyaman, konstruksi kandang harus diciptakan sesuai dengan kondisi alam sekitarnya.
Komponen-komponen yang harus ada dalam suatu konsruksi kandang adalah :
a. Atap kandang
Atap merupakan penutup kandang bagian atas. Secara umum, atap berfungsi melindungi ternak dari terpaan air hujan dan terik matahari. Atap juga berfungsi mempertahankan suhu dan kelembapan udara dalam kandang. Bahan atap sedapat mungkin terbuat dari bahan yang mampu menahan panas, bahkan yang paling baik adalah yang mampu memancarkan kembali sinar matahari. Genteng, seng gelombang, abses gelombang, aluminium gelombang, sirap dan atap yang terbuat dari rumbia, alang-alang, daun kelapa, ijuk, atau palem-paleman cukup baik untuk menyejukkan kandang. Kita ketahui bahwa temperature hewan ternak harus stabil. Temperature hewan ternak dukatakan stabil adalah 370c jika lebih dari itu maka ternak tersebut akan melakukan evaporasi, radiasi, konveksi dan konduksi kisaran 380c. tapi jika temperaturnya 350c maka perlunya peng hangatan ruangan seperti menyalakan lampu.
b. Tinggi bangunan
Kandang di daerah yang mempunyai suhu lingkungan agak panas (dataran rendah dan pantai) hendaknya dibangun lebih tinggi dari pada kandang yang ada di daerah pegunungan. Hal ini berfungsi agar udara panas di dalam ruangan kandang lebih bebas bergerak atau berganti sehingga dapat diperoleh ruang kandang cukup sejuk. Metode ini juga mengurangi tingkat ke stresan ternak.
c. Kerangka kandang
Kerangka kandang dapat berupa bambu, kayu, beton dan pipa besi. Tetapi, kandang yang sederhana dapat menggunakan bahan dari bambu yang benar-benar sudah tua atau dikombinasi dengan kayu asalkan bahan tersebut di-teer atau diolesi dengan oli bekas. Hal ini sangat jarang di perhatikan uleh banyak peternak padahal harus diperhatikan juga, dari segi lingkungan ternak akan berbeda misalnya seekor babi dengan kambing. Kerangka konstruksi kandang kambing harus tinggi dan seperti rumah panggung tetapi pada babi tidak.
d. Dinding kandang
Dinding kandang dindiing kandang berguna untuk membentengi ternak agar tidak lepas keluar, menahan angin langsung masuk ke dalam kandang, dan menahan keluarnya panas dari tubuh ternak itu sendiri pada malam hari. Berdasarkan konstruksi dinding, dikenal adanya kandang tertutup dan setengah terbuka, yang dimaksudkan kandang tertutup yaitu dinding menutup keempat sisi kandang secara penuh. Sementara kandang setengah terbuka yaitu dinding hanya menutup sekitar setengah dari tinggi dinding kandang. Pada dinding kandang ternak kerapkali melakukan koveksi dan konduksi cotohnya pada ternak babi jika kepanasanmaka dia akan besandar lama pada dinding kandang ternak itu.
e. Lantai kandang
Lantai kandang merupakan bagian dasar/alas kandang. Fungsi lantai di antaranya ialah tempat berdirinya ternak dan pelepas lelah untuk berbaring pada setiap saat. Untuk itu, lantai kandang harus dibangun sedikit, memenuhi persyaratan untuk bisa berdiri dan beristirahat dengan baik, tanpa ada sesuatu yang sekiranya dapat menimbulkan gangguan apa pun. Lantai kandang biasanya terbuat dari lantai tanah, beton semen, aspal, atau batu-batuan. Lantai kandang harus dibuat agak miring, sekitar 5-10 derajat sehingga air dapat terus mengalir atau tidak mengumpul di satu tempat dan mempermudah pembersihan.urin maupun kotoran dari ternak
f. Tempat pakan dan air minum
Tempat pakan dan air minum sebaiknya mudah dibersihkan, konstruksinya dijaga agar ternak tidak mudah masuk dan menginjak-injak pakan atau air minum. Bibir-bibir tempat pakan dan tempat air minum harus dibuat agak bulat sehingga tidak tajam dan dasarnya cekung. Bahan dapat dibuat dari tembok semen, bambu, atau papan. Ukuran tempat pakan tergantung pada hewan ternak apa yang dipelihara, dan panjangnya beserta tempat air minum tempat ternak.
g. Selokan
Selokan dibuat tepat di belakang jajaran ternak dari ujung ke ujung kandang. Kedalaman bagian ujung awal selokan dibuat kurang dari 10 cm, dan pada ujung akhirnya tidak lebih dari 30 cmpada intinya adalah kemiringan pada selokan. selokan akan mempermudah pekerja dalam mensanitasi kandang untuk membuang ammonia ternak yang ada pada lantai, sehingga pada saat di bersihkan maka akan mengalir pada selokan. Akan memudahkan juga,dalam pengumpulan urine dan feses untuk di jadikan biogas pada suatu tungku tempat feses dan urin.
Untuk memenuhi standar kegunaan, konsruksi kandang harus dibuat dengan beberapa persyaratan teknis sebagai berikut : Terbuat dari bahan-bahan berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak. Apabila hendak membuat kandang koloni, luas kandang harus sesuai dengan jumlah ternak sehingga ternak bergerak leluasa. Biaya pembuatan tidak terlalu mahal. Konstruksi lantai kandang dibuat dengan kemiringan 5-100,sehingga tidak ada air yang menggenang. Selain itu, bahan lantai kandang dibuat dari bahan yang tidak menyebabkan becek. Harus dibuat system sirkulasi udara yang memungkinkan lancarnya keluar masuk udara. Akan tetapi pada sirkulasi udara hendaknya dipasangi jarring-jaring agar mencegah masuknya hewan-kompetitor pada ternak tersebut, contoh pada kandang ayam maka dihindari masuknya tikus. Sinar matahari sebaiknya bisa masuk secara keseluruhan tanpa dihambat oleh keberadaan pohon atau dinding kandang Angin yang bertiup sebaiknya tidak menerpa ternak secara langsung. Atap kandang dibuat dari bahan yang murah, awet, ringan serta mampu memberikan kehangatan saat malam hari. dalam kegiatan pemeliharraan ternak, dibutuhkan peralatan untuk keperluan di dalam kandang. Peralatan hendaknya selalu dalam keadaan bersih, Adapun peralatan kandang yang diperlukan antara lain sebagai berikut Skop, digunakan untuk mengambil/membuang kotoran dan mengaduk pakan penguat. Sapu, digunakan membersihkan kandang, sebaiknya sapu terbuat dari lidi daun kelapa. Ember, digunakan untuk mengangkut air, pakan penguat, dan memandikan ternak. ember harus tebuat dari bahan antikarat, seperti ember plastikuntuk menghindari bakteri. Sikat, digunakan untuk menggosok badan ternak waktu dimandikan dan menggosok lantai waktu membersihkan kandang. Sikat yang baik terbuat dari ijuk. Kereta dorong, untuk mengangkut sisa-sisa kotoran, sampah, rumput ke tempat pembuangan. Tali, digunakan untuk mengikat dan keperluan yang lain. Hendaknya tali pengikat jangan terlalu kecil karena mudah putus dan dapat melukai kulit ternak. Sprayer, digunakan untuk pemberantasan ektoparasit pada sapi. Garu kecil, digunakan untuk membersihkan sisa pakan dan kotoran dalam kandang. Sedapat mungkin bangunan kandang tunggal dibangun menghadap ke timur dan kandang pada membujur ke arah utara selatan. Sehingga hal ini memungkinkan sinar pagi bisa masuk ke dalam ruangan atau lantai kandang secara leluasa. Sinar pagi tidak begitu panas untuk “menggigit” kulit dan mengandung sinar ulraviolet yang sangat penting fungsinya sebagai pembasmi kuman. Sinar pagi ini besar artinya bagi kehidupan ternak karena membantu proses pembentukan vitamin D di dalam tubuh/unsur ultraviolet (lembayung) berfungsi sebagai disinfektan dan pembasmi penyakit, serta mempercepat proses pengeringan kandang yang basah akibat air kencing ataupun air pembersih.
Jadi sebelum kita menarik kesimpulan kita juga perlu mengulas sedikit tentang bagaimana proses pembentukan produk pada ternak (daging, susu, telur, kulit, urine, estetika) Dimulai dari proses digestor. Masuknya supply dari luar kemudian didigesti oleh system digestor (mekanik,kimiawi, dan mikrobioligi) menghasilkan produk digesti yang dimasukkan pada sistem distribusi pada semua sel, produk digesti yang berupa substrat akan di metabolisme. Metabolism primer akan membentuk energy berupa ATP kemudian dilanjutkan kepada metabolisme sekunder yang menghasilkan produk-produk peternakan. Yang menjadi permasalahan adalah bagai mana cara memanajemen kandang ? maka akan didapat jawapan, pentingnya korelasi antara hewan ternak (unggas, sapi, kambing, babi, dll) terhadap konstruksi bangunan maka kita lihat dari mulai jenis ternak, koloni, individu, atap kandang ,tinggi kandang kerangka kandang, dinding kandang, lantai kandang, tempat pakan dan air minum, dan selokan adalah untuk mendukung obtimalnya metabolisme pada ternak sehingga menghasikan produk yang efektif dan efisien serta berkualitas. Factor eksternal ini sekaligus akan mempengaruhi faktor internal yakni regulasi dan hormon yayng akan berpengaruh juga terhadap generasi ternak berikutnya.
Nim: 23010110110031
Korelasi Konstruksi Bagaimana Untuk Mendukung Optimalnya Metabolisme Pada Ternak
Semua produk ternak merupakan proses biologis dan untuk menngefisiensi dan mengefektifkan produk ternak sangattergantung pada manajemen pakan dan status lingkungan ternak. Jadi untuk menyeimbangkan mulai dari fisis,kimiawi, kompetisi biologis pada ternak maka penting sekekali kita mengetahui korelasi antara system metabolisme ternak degan konstruksi kandang ternak. Konstruksi kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali jenis konstruksi kandang, baik berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. secara tidak langsung kandang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan.Jadi dengan demikian, konstruksi perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan yang akan berbengaruh besar terhadap produksi ternak. Kandang yang fungsional akan menambah pendapatan bagi para pemiliknya maka untuk itu peternak harus memperhitunkan jumlah,jenis ternak, serta skema perkandangan; contohnya pada kandang sapi.
1. . Kandang individual
Kandang individual diperuntukkan bagi satu ekor ternak, ukurannya disesuaikan dengan ukuran tubuh ternak secara umum pada ternak , biasanya berukuran 2,5 x 1 meter. Kandang individual dibuat dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan sapi agar lebih cepat. Hal itu karena di kandang ini sapi dibatasi ruang geraknya. Dikandang ini, sapi tidak mudah steres karena frekuensi kontak dengan sapi lain sangat terbatas. Dalam distribusi pakan, sapi-sapi juga tidak bersaing satu sama lain sehingga tidak terjadi perebutan pakan. Sayangnya, biaya pembuatan kandang individual relative mahal dibandingkan dengan kandang koloni. Kandang individual ini menunjukkan performan yang baik pada ternak karena tidak adanya kompetisi antar sesama ternak. Tapi lain halnya pada ternak yang lebih suka di umbar misalnya kerbau kerbau akan stress jika dikandangkan individual bahkan dapat mati.
2. Kandang Koloni
Kandang koloni digunakan untuk memelihara beberapa ekor ternak sekaligus. Pakan dan minum diberikan secara kolektif. Akibatnya, kemungkinan ternak mengalami stress lebih tinggi karena frekuensi kontak badan secara langsung lebih tinggi. Keuntungannya, biaya pembuatan kandang koloni lebih rendah dibandingkan dengan kandang individual. Karena kebutuhan luas kandang per ekor pada kandang individual lebih besar. Konstruksi kandang diupayakan cukup kokoh meskipun dengan bahan bangunan sederhana. Agar ternak yang tinggal di dalam kandang merasa nyaman, konstruksi kandang harus diciptakan sesuai dengan kondisi alam sekitarnya.
Komponen-komponen yang harus ada dalam suatu konsruksi kandang adalah :
a. Atap kandang
Atap merupakan penutup kandang bagian atas. Secara umum, atap berfungsi melindungi ternak dari terpaan air hujan dan terik matahari. Atap juga berfungsi mempertahankan suhu dan kelembapan udara dalam kandang. Bahan atap sedapat mungkin terbuat dari bahan yang mampu menahan panas, bahkan yang paling baik adalah yang mampu memancarkan kembali sinar matahari. Genteng, seng gelombang, abses gelombang, aluminium gelombang, sirap dan atap yang terbuat dari rumbia, alang-alang, daun kelapa, ijuk, atau palem-paleman cukup baik untuk menyejukkan kandang. Kita ketahui bahwa temperature hewan ternak harus stabil. Temperature hewan ternak dukatakan stabil adalah 370c jika lebih dari itu maka ternak tersebut akan melakukan evaporasi, radiasi, konveksi dan konduksi kisaran 380c. tapi jika temperaturnya 350c maka perlunya peng hangatan ruangan seperti menyalakan lampu.
b. Tinggi bangunan
Kandang di daerah yang mempunyai suhu lingkungan agak panas (dataran rendah dan pantai) hendaknya dibangun lebih tinggi dari pada kandang yang ada di daerah pegunungan. Hal ini berfungsi agar udara panas di dalam ruangan kandang lebih bebas bergerak atau berganti sehingga dapat diperoleh ruang kandang cukup sejuk. Metode ini juga mengurangi tingkat ke stresan ternak.
c. Kerangka kandang
Kerangka kandang dapat berupa bambu, kayu, beton dan pipa besi. Tetapi, kandang yang sederhana dapat menggunakan bahan dari bambu yang benar-benar sudah tua atau dikombinasi dengan kayu asalkan bahan tersebut di-teer atau diolesi dengan oli bekas. Hal ini sangat jarang di perhatikan uleh banyak peternak padahal harus diperhatikan juga, dari segi lingkungan ternak akan berbeda misalnya seekor babi dengan kambing. Kerangka konstruksi kandang kambing harus tinggi dan seperti rumah panggung tetapi pada babi tidak.
d. Dinding kandang
Dinding kandang dindiing kandang berguna untuk membentengi ternak agar tidak lepas keluar, menahan angin langsung masuk ke dalam kandang, dan menahan keluarnya panas dari tubuh ternak itu sendiri pada malam hari. Berdasarkan konstruksi dinding, dikenal adanya kandang tertutup dan setengah terbuka, yang dimaksudkan kandang tertutup yaitu dinding menutup keempat sisi kandang secara penuh. Sementara kandang setengah terbuka yaitu dinding hanya menutup sekitar setengah dari tinggi dinding kandang. Pada dinding kandang ternak kerapkali melakukan koveksi dan konduksi cotohnya pada ternak babi jika kepanasanmaka dia akan besandar lama pada dinding kandang ternak itu.
e. Lantai kandang
Lantai kandang merupakan bagian dasar/alas kandang. Fungsi lantai di antaranya ialah tempat berdirinya ternak dan pelepas lelah untuk berbaring pada setiap saat. Untuk itu, lantai kandang harus dibangun sedikit, memenuhi persyaratan untuk bisa berdiri dan beristirahat dengan baik, tanpa ada sesuatu yang sekiranya dapat menimbulkan gangguan apa pun. Lantai kandang biasanya terbuat dari lantai tanah, beton semen, aspal, atau batu-batuan. Lantai kandang harus dibuat agak miring, sekitar 5-10 derajat sehingga air dapat terus mengalir atau tidak mengumpul di satu tempat dan mempermudah pembersihan.urin maupun kotoran dari ternak
f. Tempat pakan dan air minum
Tempat pakan dan air minum sebaiknya mudah dibersihkan, konstruksinya dijaga agar ternak tidak mudah masuk dan menginjak-injak pakan atau air minum. Bibir-bibir tempat pakan dan tempat air minum harus dibuat agak bulat sehingga tidak tajam dan dasarnya cekung. Bahan dapat dibuat dari tembok semen, bambu, atau papan. Ukuran tempat pakan tergantung pada hewan ternak apa yang dipelihara, dan panjangnya beserta tempat air minum tempat ternak.
g. Selokan
Selokan dibuat tepat di belakang jajaran ternak dari ujung ke ujung kandang. Kedalaman bagian ujung awal selokan dibuat kurang dari 10 cm, dan pada ujung akhirnya tidak lebih dari 30 cmpada intinya adalah kemiringan pada selokan. selokan akan mempermudah pekerja dalam mensanitasi kandang untuk membuang ammonia ternak yang ada pada lantai, sehingga pada saat di bersihkan maka akan mengalir pada selokan. Akan memudahkan juga,dalam pengumpulan urine dan feses untuk di jadikan biogas pada suatu tungku tempat feses dan urin.
Untuk memenuhi standar kegunaan, konsruksi kandang harus dibuat dengan beberapa persyaratan teknis sebagai berikut : Terbuat dari bahan-bahan berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak. Apabila hendak membuat kandang koloni, luas kandang harus sesuai dengan jumlah ternak sehingga ternak bergerak leluasa. Biaya pembuatan tidak terlalu mahal. Konstruksi lantai kandang dibuat dengan kemiringan 5-100,sehingga tidak ada air yang menggenang. Selain itu, bahan lantai kandang dibuat dari bahan yang tidak menyebabkan becek. Harus dibuat system sirkulasi udara yang memungkinkan lancarnya keluar masuk udara. Akan tetapi pada sirkulasi udara hendaknya dipasangi jarring-jaring agar mencegah masuknya hewan-kompetitor pada ternak tersebut, contoh pada kandang ayam maka dihindari masuknya tikus. Sinar matahari sebaiknya bisa masuk secara keseluruhan tanpa dihambat oleh keberadaan pohon atau dinding kandang Angin yang bertiup sebaiknya tidak menerpa ternak secara langsung. Atap kandang dibuat dari bahan yang murah, awet, ringan serta mampu memberikan kehangatan saat malam hari. dalam kegiatan pemeliharraan ternak, dibutuhkan peralatan untuk keperluan di dalam kandang. Peralatan hendaknya selalu dalam keadaan bersih, Adapun peralatan kandang yang diperlukan antara lain sebagai berikut Skop, digunakan untuk mengambil/membuang kotoran dan mengaduk pakan penguat. Sapu, digunakan membersihkan kandang, sebaiknya sapu terbuat dari lidi daun kelapa. Ember, digunakan untuk mengangkut air, pakan penguat, dan memandikan ternak. ember harus tebuat dari bahan antikarat, seperti ember plastikuntuk menghindari bakteri. Sikat, digunakan untuk menggosok badan ternak waktu dimandikan dan menggosok lantai waktu membersihkan kandang. Sikat yang baik terbuat dari ijuk. Kereta dorong, untuk mengangkut sisa-sisa kotoran, sampah, rumput ke tempat pembuangan. Tali, digunakan untuk mengikat dan keperluan yang lain. Hendaknya tali pengikat jangan terlalu kecil karena mudah putus dan dapat melukai kulit ternak. Sprayer, digunakan untuk pemberantasan ektoparasit pada sapi. Garu kecil, digunakan untuk membersihkan sisa pakan dan kotoran dalam kandang. Sedapat mungkin bangunan kandang tunggal dibangun menghadap ke timur dan kandang pada membujur ke arah utara selatan. Sehingga hal ini memungkinkan sinar pagi bisa masuk ke dalam ruangan atau lantai kandang secara leluasa. Sinar pagi tidak begitu panas untuk “menggigit” kulit dan mengandung sinar ulraviolet yang sangat penting fungsinya sebagai pembasmi kuman. Sinar pagi ini besar artinya bagi kehidupan ternak karena membantu proses pembentukan vitamin D di dalam tubuh/unsur ultraviolet (lembayung) berfungsi sebagai disinfektan dan pembasmi penyakit, serta mempercepat proses pengeringan kandang yang basah akibat air kencing ataupun air pembersih.
Jadi sebelum kita menarik kesimpulan kita juga perlu mengulas sedikit tentang bagaimana proses pembentukan produk pada ternak (daging, susu, telur, kulit, urine, estetika) Dimulai dari proses digestor. Masuknya supply dari luar kemudian didigesti oleh system digestor (mekanik,kimiawi, dan mikrobioligi) menghasilkan produk digesti yang dimasukkan pada sistem distribusi pada semua sel, produk digesti yang berupa substrat akan di metabolisme. Metabolism primer akan membentuk energy berupa ATP kemudian dilanjutkan kepada metabolisme sekunder yang menghasilkan produk-produk peternakan. Yang menjadi permasalahan adalah bagai mana cara memanajemen kandang ? maka akan didapat jawapan, pentingnya korelasi antara hewan ternak (unggas, sapi, kambing, babi, dll) terhadap konstruksi bangunan maka kita lihat dari mulai jenis ternak, koloni, individu, atap kandang ,tinggi kandang kerangka kandang, dinding kandang, lantai kandang, tempat pakan dan air minum, dan selokan adalah untuk mendukung obtimalnya metabolisme pada ternak sehingga menghasikan produk yang efektif dan efisien serta berkualitas. Factor eksternal ini sekaligus akan mempengaruhi faktor internal yakni regulasi dan hormon yayng akan berpengaruh juga terhadap generasi ternak berikutnya.
lap ph darah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keasaman darah atau pH darah menggambarkan konsentrasi ion hidrogen yang menentukan keasaman atau kebasaan relatif dari larutan. pH 7,0 menggambarkan keadaan netral, tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa. Larutan dengan pH 1 – 6,5 adalah larutan asam pH untuk larutan basa berkisar antara 7,2 – 14,0, semakin besar angka maka darah bersifat basa. Pada kondisi normal pH darah sedikit alkali yaitu antara 7,35 dan 7,45. pH darah di pertahankan dalam batas-batas yang relatif sempit oleh adanya buffer kimia, terutama natrium bikarbonat. Bikarbonat yang terdapat di dalam darah sebagai hasil metabolisme juga dipergunakan untuk menetralisir keasaman darah. Dalam kondisi sakit maka bikarbonat menurun sehingga menimbulkan keadaan asam dalam darah atau asidosis.
1. 2. Tujuan
Praktikum Fisiologi Ternak bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui prinsip dan cara-cara pengukuran pH darah. Dapat membandingkan pH darah hewan pada kondisi tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. pH Darah
Keasaman (pH) darah menggambarkan konsentrasi ion hydrogen, yang menentukan keasaman atau kebasaan relative dari larutan. Dalam air destilasi, ion hydrogen (H+) yang bersifat asam setara dengan ion hidroksil (OH-) yang bersifat basa, pHnya 7 yang menggambarkan keadaan netral. Dalam keadaan normal pH terletak diantara 7,35 – 7,45 sedikit berada di daerah yang basanya netral. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keasaman darah, diantaranya adalah pengeluaran karbondioksida (gas asam) melalui paru – paru. Jadi hiperventilasi dengan cara membuang banyak karbondioksida dapat menyebabkan alkalosis (pH darah abnormal) sementara di dalam darah (Frandson, 1992). Buffer kimia (penyangga) terutama natrium bikarbonat yang dapat mempertahankan pH darah dalam suatu batas – batas yang relative sempit. Buffer bereaksi dengan asam kuat atau basa kuat hingga menghasilkan garam netral dan asam atau basa lemah. Darah selalu bersifat alkalik. Kadar alkaliknya tergantung dari konsentrasi ion-hidrogen dan hal ini sering dinyatakan sebagai pH. pH sebesar 7 berarti larutan tersebut dalam keadaan netral. pH antara 1-7 berarti larutan tersebut dalam keadaan asam. pH antara 7-14 berarti larutan tersebut dalam keadaan basa. pH normal akan dipertahankan. Karena kalau sedikit berubah ke arah asam ataupun ke arah basa akan mempengaruhi kehidupan. Sehingga usaha mempertahankan tingkat alkali yang konstan dalam darah adalah sangat penting (Pearce, 1997).
pH darah unggas normal adalah 7,2 sampai 7,3. pH semakin tinggi akan lebih bersifat basa. Perubahan pH pada darah terjadi karena adanya ganguan metabolisme berupa perubahan konsentrasi bikarbonat dari hewan tersebut. Darah sebagaimana mestinya memiliki fungsi untuk transport gas seperti oksigen (O2) dan karbondioksida (William, 1985). darah memiliki banyak fungsi yaitu diantaranya sebagai transportasi zat-zat makanan ke jaringan tubuh, transportasi oksigen ke jaringan tubuh, transportasi sisa-sisa metabolisme ke ginjal dapat dibuang, transportasi hormon-hormon dari kelenjar endokrin, pengaturan keseimbangan air dalam jaringan tubuh, berperan dalam sistem buffer, berperan dalam hal pengendalian tubuh dan berfungsi mempertahankan diri dari partikel asing yang masuk dalam tubuh (Harlod, 1979).
Penyangga adalah campuran dari asam lemak dan garm basanya. Istilah penyangga menjelaskan substansi kimia yang mengurangi perubahan pH dalam larutan yang disebabkan penambahan asam ataupun basa (Frandson, 1992). Empat sistem penyangga utama dari tubuh yang membantu memelihara pH agar tetap konstan adalah pertama bikarbonat merupakan penyangga yang paling banyak secara kuantitatif dan bekerja pada EFC. Kedua fosfat merupakan penyangga yang paling penting dalam sel darah merah dan sel tubulus ginjal. H+ yang diekskresikan ke dalam kemih, disangga dengan fosfat (dikenal sebagai asam yang dapat dititrasi). Ketiga hemoglobin yang tereduksi mempunyai afinitas kuat dengan H+, maka kebanyakan ion-ion ini menjadi terikat dengan hemoglobin dan keempat protein paling banyak terdapat pada sel jaringan dan juga bekerja pada plasma (Reviany dan Hartini, 1989).
BAB III
METODELOGI
Praktikum Dasar Fisiologi Ternak tentang tingkat keasaman darah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2011 pukul 14.00 – 16.00 WIB di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro, Semarang.
4.1 Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum mengukur tingkat keasaman darah yaitu darah hewan percobaan, dalam hal ini adalah serum darah burung puyuh. Sedangkan alat yang digunakan yaitu pH indicator.
4.2 Metode
Metode yang digunakan dalam praktkum ini pertama mecelupkan pH indikator kedalam sample serum darah selama 5 menit, mengangkat dan mengeringkan dengan angin, membandingkan dengan warna standart, membaca warna pH yang didapat dan membuat bahasan dari hasil pengukuran pH tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Mengukur Tingkat Keasaman
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Pengukuran Tingkat Keasaman Darah
Jenis Darah PH Darah
Darah Unggas 8
Sumber : Data Primer Praktikum Fisiologi Ternak, 2011.
Berdasarkan hasil praktikum bahwa pH yang diperoleh adalah 8, ini menunjukan bahwa darah yang diuji bersifat basa karena memiliki pH diatas netral. Seperti pernyataan William (1985) bahwa pH darah unggas normal adalah 7,2 sampai 7,3. Hal ini menunjukan bahwa sampel yang diuji memiliki pH darah yang lebih tinggi atau lebih bersifat basa. Perubahan pH pada darah terjadi karena adanya ganguan metabolisme berupa perubahan konsentrasi bikarbonat dari hewan tersebut. Darah sebagaimana mestinya memiliki fungsi untuk transport gas seperti oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Hal ini sesuai pendapat Harlod (1979) darah memiliki banyak fungsi yaitu diantaranya sebagai transportasi zat-zat makanan ke jaringan tubuh, transportasi oksigen ke jaringan tubuh, transportasi sisa-sisa metabolisme ke ginjal dapat dibuang, transportasi hormon-hormon dari kelenjar endokrin, pengaturan keseimbangan air dalam jaringan tubuh, berperan dalam sistem buffer, berperan dalam hal pengendalian tubuh dan berfungsi mempertahankan diri dari partikel asing yang masuk dalam tubuh.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasakan praktikum status darah dengan materi mengukur tingkat keasaman darah diperoleh pH sebesar 8. Hal ini menunjukkan bahwa pH darah ayam bersifat basa dan sesuai tingkat keasaman darah unggas yakni 7,2 - 7,3.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keasaman darah, diantaranya adalah pengeluaran karbondioksida melalui paru–paru. Jadi hiperventilasi dengan cara membuang banyak karbondioksida dapat menyebabkan alkalosis (pH darah abnormal). Buffer kimia (penyangga) terutama natrium bikarbonat yang dapat mempertahankan pH darah dalam suatu batas – batas yang relative sempit. Buffer bereaksi dengan asam kuat atau basa kuat hingga menghasilkan garam netral dan asam atau basa lemah.
5.2. Saran
Praktikan harus mempunyai ketelitian dan kesabaran dalam mencocokkan warna sampel dengan warna pada indikator universal agar mendapatkan pH yang sesuai dengan pH normal pada unggas khususnya burung puyuh.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.
Harlod, A. H. 1979. Review of Physiological Chemistry. Diterjemahkan oleh Martin Muliawan. Buku Kedokteran E. G. C, Jakarta.
Pearce, Everlin. 1989. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Gramedia. Jakarta
Reviany Widjayakusuma dan Sri HartiniSjahfri Sikar. 1986. Fisiologi Hewan. Jilid 1. Institut Pertanian Bogor.
William, A. 1985. Patro Fisiologi. Edisi Ke-7. Jilid 11. Terjemahan, Jakarta.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK
Disusun Oleh :
Nama : Sandi Suroyoco Sinambela
NIM : 23010110110031
Kelompok : IVE
Asisten : Swesti Ari
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keasaman darah atau pH darah menggambarkan konsentrasi ion hidrogen yang menentukan keasaman atau kebasaan relatif dari larutan. pH 7,0 menggambarkan keadaan netral, tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa. Larutan dengan pH 1 – 6,5 adalah larutan asam pH untuk larutan basa berkisar antara 7,2 – 14,0, semakin besar angka maka darah bersifat basa. Pada kondisi normal pH darah sedikit alkali yaitu antara 7,35 dan 7,45. pH darah di pertahankan dalam batas-batas yang relatif sempit oleh adanya buffer kimia, terutama natrium bikarbonat. Bikarbonat yang terdapat di dalam darah sebagai hasil metabolisme juga dipergunakan untuk menetralisir keasaman darah. Dalam kondisi sakit maka bikarbonat menurun sehingga menimbulkan keadaan asam dalam darah atau asidosis.
1. 2. Tujuan
Praktikum Fisiologi Ternak bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui prinsip dan cara-cara pengukuran pH darah. Dapat membandingkan pH darah hewan pada kondisi tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. pH Darah
Keasaman (pH) darah menggambarkan konsentrasi ion hydrogen, yang menentukan keasaman atau kebasaan relative dari larutan. Dalam air destilasi, ion hydrogen (H+) yang bersifat asam setara dengan ion hidroksil (OH-) yang bersifat basa, pHnya 7 yang menggambarkan keadaan netral. Dalam keadaan normal pH terletak diantara 7,35 – 7,45 sedikit berada di daerah yang basanya netral. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keasaman darah, diantaranya adalah pengeluaran karbondioksida (gas asam) melalui paru – paru. Jadi hiperventilasi dengan cara membuang banyak karbondioksida dapat menyebabkan alkalosis (pH darah abnormal) sementara di dalam darah (Frandson, 1992). Buffer kimia (penyangga) terutama natrium bikarbonat yang dapat mempertahankan pH darah dalam suatu batas – batas yang relative sempit. Buffer bereaksi dengan asam kuat atau basa kuat hingga menghasilkan garam netral dan asam atau basa lemah. Darah selalu bersifat alkalik. Kadar alkaliknya tergantung dari konsentrasi ion-hidrogen dan hal ini sering dinyatakan sebagai pH. pH sebesar 7 berarti larutan tersebut dalam keadaan netral. pH antara 1-7 berarti larutan tersebut dalam keadaan asam. pH antara 7-14 berarti larutan tersebut dalam keadaan basa. pH normal akan dipertahankan. Karena kalau sedikit berubah ke arah asam ataupun ke arah basa akan mempengaruhi kehidupan. Sehingga usaha mempertahankan tingkat alkali yang konstan dalam darah adalah sangat penting (Pearce, 1997).
pH darah unggas normal adalah 7,2 sampai 7,3. pH semakin tinggi akan lebih bersifat basa. Perubahan pH pada darah terjadi karena adanya ganguan metabolisme berupa perubahan konsentrasi bikarbonat dari hewan tersebut. Darah sebagaimana mestinya memiliki fungsi untuk transport gas seperti oksigen (O2) dan karbondioksida (William, 1985). darah memiliki banyak fungsi yaitu diantaranya sebagai transportasi zat-zat makanan ke jaringan tubuh, transportasi oksigen ke jaringan tubuh, transportasi sisa-sisa metabolisme ke ginjal dapat dibuang, transportasi hormon-hormon dari kelenjar endokrin, pengaturan keseimbangan air dalam jaringan tubuh, berperan dalam sistem buffer, berperan dalam hal pengendalian tubuh dan berfungsi mempertahankan diri dari partikel asing yang masuk dalam tubuh (Harlod, 1979).
Penyangga adalah campuran dari asam lemak dan garm basanya. Istilah penyangga menjelaskan substansi kimia yang mengurangi perubahan pH dalam larutan yang disebabkan penambahan asam ataupun basa (Frandson, 1992). Empat sistem penyangga utama dari tubuh yang membantu memelihara pH agar tetap konstan adalah pertama bikarbonat merupakan penyangga yang paling banyak secara kuantitatif dan bekerja pada EFC. Kedua fosfat merupakan penyangga yang paling penting dalam sel darah merah dan sel tubulus ginjal. H+ yang diekskresikan ke dalam kemih, disangga dengan fosfat (dikenal sebagai asam yang dapat dititrasi). Ketiga hemoglobin yang tereduksi mempunyai afinitas kuat dengan H+, maka kebanyakan ion-ion ini menjadi terikat dengan hemoglobin dan keempat protein paling banyak terdapat pada sel jaringan dan juga bekerja pada plasma (Reviany dan Hartini, 1989).
BAB III
METODELOGI
Praktikum Dasar Fisiologi Ternak tentang tingkat keasaman darah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2011 pukul 14.00 – 16.00 WIB di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro, Semarang.
4.1 Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum mengukur tingkat keasaman darah yaitu darah hewan percobaan, dalam hal ini adalah serum darah burung puyuh. Sedangkan alat yang digunakan yaitu pH indicator.
4.2 Metode
Metode yang digunakan dalam praktkum ini pertama mecelupkan pH indikator kedalam sample serum darah selama 5 menit, mengangkat dan mengeringkan dengan angin, membandingkan dengan warna standart, membaca warna pH yang didapat dan membuat bahasan dari hasil pengukuran pH tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Mengukur Tingkat Keasaman
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Pengukuran Tingkat Keasaman Darah
Jenis Darah PH Darah
Darah Unggas 8
Sumber : Data Primer Praktikum Fisiologi Ternak, 2011.
Berdasarkan hasil praktikum bahwa pH yang diperoleh adalah 8, ini menunjukan bahwa darah yang diuji bersifat basa karena memiliki pH diatas netral. Seperti pernyataan William (1985) bahwa pH darah unggas normal adalah 7,2 sampai 7,3. Hal ini menunjukan bahwa sampel yang diuji memiliki pH darah yang lebih tinggi atau lebih bersifat basa. Perubahan pH pada darah terjadi karena adanya ganguan metabolisme berupa perubahan konsentrasi bikarbonat dari hewan tersebut. Darah sebagaimana mestinya memiliki fungsi untuk transport gas seperti oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Hal ini sesuai pendapat Harlod (1979) darah memiliki banyak fungsi yaitu diantaranya sebagai transportasi zat-zat makanan ke jaringan tubuh, transportasi oksigen ke jaringan tubuh, transportasi sisa-sisa metabolisme ke ginjal dapat dibuang, transportasi hormon-hormon dari kelenjar endokrin, pengaturan keseimbangan air dalam jaringan tubuh, berperan dalam sistem buffer, berperan dalam hal pengendalian tubuh dan berfungsi mempertahankan diri dari partikel asing yang masuk dalam tubuh.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasakan praktikum status darah dengan materi mengukur tingkat keasaman darah diperoleh pH sebesar 8. Hal ini menunjukkan bahwa pH darah ayam bersifat basa dan sesuai tingkat keasaman darah unggas yakni 7,2 - 7,3.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keasaman darah, diantaranya adalah pengeluaran karbondioksida melalui paru–paru. Jadi hiperventilasi dengan cara membuang banyak karbondioksida dapat menyebabkan alkalosis (pH darah abnormal). Buffer kimia (penyangga) terutama natrium bikarbonat yang dapat mempertahankan pH darah dalam suatu batas – batas yang relative sempit. Buffer bereaksi dengan asam kuat atau basa kuat hingga menghasilkan garam netral dan asam atau basa lemah.
5.2. Saran
Praktikan harus mempunyai ketelitian dan kesabaran dalam mencocokkan warna sampel dengan warna pada indikator universal agar mendapatkan pH yang sesuai dengan pH normal pada unggas khususnya burung puyuh.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.
Harlod, A. H. 1979. Review of Physiological Chemistry. Diterjemahkan oleh Martin Muliawan. Buku Kedokteran E. G. C, Jakarta.
Pearce, Everlin. 1989. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Gramedia. Jakarta
Reviany Widjayakusuma dan Sri HartiniSjahfri Sikar. 1986. Fisiologi Hewan. Jilid 1. Institut Pertanian Bogor.
William, A. 1985. Patro Fisiologi. Edisi Ke-7. Jilid 11. Terjemahan, Jakarta.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK
Disusun Oleh :
Nama : Sandi Suroyoco Sinambela
NIM : 23010110110031
Kelompok : IVE
Asisten : Swesti Ari
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
belajar bahasa jepang
Meishi (kata benda)
Haizara=asbak
Isu=kursi
Tegami=surat
Hon=buku
Tabemono=makanan
Nomimono=minuman
Kami=kertas
Enpitsu=pensil
Kudamono=buah-buahan
Sakana=ikan
Contoh; 1. Sono kudamono wa umai desu
Keiyooshi (kata sifat)
Takai= mahal
Mijikai =pendek
Nagai= panjang
Isamashi= berani
Sabishi= sunyi
Kanashi= sedih
Surudo= tajam
Tsuyo= kuat
Osoi= lambat
Atsui= panas
Nibui= mahal
Samui= dingin
Contoh; sono uchi wa takai desu
Riko na hito=orang pandai
Baka= kebodohan
Baka na hito= orang bodoh
Eigo no hon=buku bahasa inggris
Chiisai, yori chiisai, ichiban chiisai
Marui, yori marui, ichiban marui
Zenchisi (kata depan )
No ue ni= diatas
Kara= dari
Made= sampai
No nka ni= didalam
No shita ni= di bawah
No mae ni= di depan
No aida ni= di antara
No ishiro ni= di belakang
Contoh; taiyoo higashi kara haboru
Heya no naka ni isu ga ari masu
• Koto ga dekiru (dapat)
• Taberu koto ga dekimasu= anda dapat memakannya
• Nomu kotoga deki masen= kami tidak dapat meminumnya
• Medan e kitai desuka?= maukah anda pergi ke medan ?
• Ima koohii o nomitai desu= sekarang saya suka minum kopi
• Tabako o kudasai= tolong berikan saya rokok
E iga o mita= ingin melihat film
Yama ga mienai= gunung tidak kelihatan
Nante sabishii deshoo= betapa sepinya
Anata wa ima nani o shite imasu ka?=apa nyang sedang anda kerjakan sekarang
Tegami o kaite imasu= saya sedang menulis surat
Aruite Imasu= dia sedang berjalan
Kinyoobi kara= dari hari jumat
Omoi kara motemasen = karena berat saya tidak dapat membawanya
Kyookai e kureba kekko desu ne= kalau anda datang ke gereja baik bukan ?
Chikau iimashita= dia berkata dia akan bersumpah
Samui desu ne= dingin bukan ?
Kanashii desu ne= sedih bukan ?
Jakarta de mita n desu ka?= apakah anda melihat itu dijakarta?
Nijikan de koko ni yoru desho=mungkin anda bisa mampir dalam dua jam
Rojuki ni okimashita= saya bangun pada jam enam
Kono heya ni hito ga nannin imasu ka?=berapa orang ada di kamar ini?
Kashu ni naratai= ingin menjadi seorang penyanyi
Apa kabar= goiken wa ikaga desuka?
Apa itu?= sore wa nan desu ka?
Apa yang bisa saya tolong ?=nani o sashi agemasho ka?
Apa yang terjadi= doo shimashita ka?
Betapa sayangnya =nanto oshiikoto daroo!
Hati-hati= chuui!
Anda sangat baik hati= anata wa thaihen goshinsetsu
Berapa umurmu?= oikutshugurai desu ka?
Bagai mana saya ke…?= …. e doo iu ni ikimasu ka?
Berapa harganya? = ikura desu ka?
Haizara=asbak
Isu=kursi
Tegami=surat
Hon=buku
Tabemono=makanan
Nomimono=minuman
Kami=kertas
Enpitsu=pensil
Kudamono=buah-buahan
Sakana=ikan
Contoh; 1. Sono kudamono wa umai desu
Keiyooshi (kata sifat)
Takai= mahal
Mijikai =pendek
Nagai= panjang
Isamashi= berani
Sabishi= sunyi
Kanashi= sedih
Surudo= tajam
Tsuyo= kuat
Osoi= lambat
Atsui= panas
Nibui= mahal
Samui= dingin
Contoh; sono uchi wa takai desu
Riko na hito=orang pandai
Baka= kebodohan
Baka na hito= orang bodoh
Eigo no hon=buku bahasa inggris
Chiisai, yori chiisai, ichiban chiisai
Marui, yori marui, ichiban marui
Zenchisi (kata depan )
No ue ni= diatas
Kara= dari
Made= sampai
No nka ni= didalam
No shita ni= di bawah
No mae ni= di depan
No aida ni= di antara
No ishiro ni= di belakang
Contoh; taiyoo higashi kara haboru
Heya no naka ni isu ga ari masu
• Koto ga dekiru (dapat)
• Taberu koto ga dekimasu= anda dapat memakannya
• Nomu kotoga deki masen= kami tidak dapat meminumnya
• Medan e kitai desuka?= maukah anda pergi ke medan ?
• Ima koohii o nomitai desu= sekarang saya suka minum kopi
• Tabako o kudasai= tolong berikan saya rokok
E iga o mita= ingin melihat film
Yama ga mienai= gunung tidak kelihatan
Nante sabishii deshoo= betapa sepinya
Anata wa ima nani o shite imasu ka?=apa nyang sedang anda kerjakan sekarang
Tegami o kaite imasu= saya sedang menulis surat
Aruite Imasu= dia sedang berjalan
Kinyoobi kara= dari hari jumat
Omoi kara motemasen = karena berat saya tidak dapat membawanya
Kyookai e kureba kekko desu ne= kalau anda datang ke gereja baik bukan ?
Chikau iimashita= dia berkata dia akan bersumpah
Samui desu ne= dingin bukan ?
Kanashii desu ne= sedih bukan ?
Jakarta de mita n desu ka?= apakah anda melihat itu dijakarta?
Nijikan de koko ni yoru desho=mungkin anda bisa mampir dalam dua jam
Rojuki ni okimashita= saya bangun pada jam enam
Kono heya ni hito ga nannin imasu ka?=berapa orang ada di kamar ini?
Kashu ni naratai= ingin menjadi seorang penyanyi
Apa kabar= goiken wa ikaga desuka?
Apa itu?= sore wa nan desu ka?
Apa yang bisa saya tolong ?=nani o sashi agemasho ka?
Apa yang terjadi= doo shimashita ka?
Betapa sayangnya =nanto oshiikoto daroo!
Hati-hati= chuui!
Anda sangat baik hati= anata wa thaihen goshinsetsu
Berapa umurmu?= oikutshugurai desu ka?
Bagai mana saya ke…?= …. e doo iu ni ikimasu ka?
Berapa harganya? = ikura desu ka?
lobusingkam nauli oleh sandi sinambela
LOBUSINGKAM – PALANGKA GADING
Sebuah perkampugan yang terlihat sepi dan terlihat keramat, hanya ada delapan rumah ditengah hutan itu. Ditengah perkampungan itu terdapat parlinggoman (tempat berteduh) yang di tumbuhi satu pohon beringin yang rindang dan parik (tembok dari tanah )yang di tumbuhi bambu memagar di belakang rumah-rumah perkampungan tersebut, perkampungan tersebut dinamakan palangka gading yang terdapat di desa lobusingkam kecamatan sipoholon, kabupaten tapanuli utara, Sumatra utara.
Nama palangka gading di buat para oppung (nenek moyang ) karena konon perkampungan tersebut adalah sarang dari harimau, disana banyak di temui gading, bukan hanya gading gaja tapi pada orang sekitar menyebut gading berupa tanduk-tanduk hewan yang di buru oleh harimau misalnya; tandik rusa, kijang, kancil dan hewqan liar lainnya. Dalam adat batak membuat nama perkampungan harus disahkan dengan melalui pesta adat batak dan biasanya memotong kerbau , oleh raja adat yang ada di daerah sekitar perkampungan. Perkampungan palangka gading di pungka(diresmikan ) oleh keluarga sinambela yang dulunya selalu di kejar-kejar oleh bangsa belanda maupun inggris. Lobusingkam khususnya palangka gading di kelilingi oleh bukit-bukit. Bukit di atas palangka gading itu terdapat juga satu tempat partonggoan (tempat untuk berdoa) oleh para oppung. Perkataan para oppung parlinggoman yang di bangun ditengah kampung itu adalah karena saat oppung kami martonggo mereka menyaksikan cahaya putih mengelilingi kampung itu dan berkumpul di tengah kampung. Itu sebabnya dibuat pertanda dengan menanam pohon beringin di tengah kampung itu dan baru-baru ini penduduk kampung ada yang melihat cahaya putih itu kembali. Oleh karena perkampungan itu adalah jalur lintas oleh Sisingamangaraja XII (op. pulo batu, tuan Bosar). Dia selalu martonggo dan marlinggom di parlingoman itu. Lalu meneruskan perjalanannya ke barus melewati dolok utus sampai ke Sibolga.
Penduduk palangka gading mayoritas keturunan dari Sisingamangaraja IV (Tuan sori mangaraja)yaitu keturunan dari op.Siangin ,raja Salomo,raja Thomas, op.Panca, op.Bonggal, yang masih menetap di palangka gading. Sebagian juga sudah merantau ke luar tapanuli bahkan luar pulau Sumatra; Kalimantan ,jogja,Jakarta, dll. Tak heran lagi mengapa palangka gading menjadi terlihat sunyi. Para remaja setelah lulus dari SMA biasanya langsung merantau. Mata pencaharian dipalangka gading adalah bertani,berkebun,dan berternak maka pada siang hari sebelum anak-anak sekolahan pulang kampung itu terlihat seolah tak ada yang menenpati semuanya mengambil kesibukan tersendiri ada yang keladang, ada yang kesawah,ke hutan dan ada yang marmahan dorbia (mengembalakan ternak ).
lap biokim
BAB I
PENDAHULUAN
Zat yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi setiap organisme hidup pasti mengandung karbohidrat, protein, lemak dan juga mineral-mineral yang ada pada dasarnya asam-asam tubuh yang dimanfaatkan oleh tubuh suatu organisme.
Bahan makanan pada hakekatnya merupakan bahan kimiawi alam yang kaidah-kaidah kimiawi dan fisisnya tidak menyimpang dari benda-benda alam lain. Menjadi sumber penyediaan gizi dalam proses kehidupan dan tenaga gerak kehidupan dan biokalori. Analisa bahan-bahan makanan dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah-kaidah kimiawi, fisis, nutrisi dari indrawi. Analisa bahan makanan sebaiknya memenuhi syarat-syarat berikut ini antara lain sahih, tepat, hemat, selamat, dapat diulang, khusus, andal, dan mantap agar menghasilkan suatu prosedur analisa yang dapat dikatakan sempurna.
Praktikum Biokimia Dasar ini menguji sistem pencernaan makanan pada manusia, khususnya pencernaan pada karbohidrat, protein dan lemak serta penentuan kadar asam total pada susu dan tape karbohidrat, protein, lemak mempunyai peran dan fungsi,yang masing-masing bagian berbeda-beda. Tubuh dalam melakukan aktivitas, memerlukan ketiga komponen tersebut dalam menyuplai energi agar proses metabolisme berlangsung.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh.
Salah satu bagian penting dalam sel hidup adalah protein. Apabila protein dihidrolisis akan menjadi asam-asam amino. Setiap jenis protein tertentu akan menghasilkan kadar asam amino yang berbeda-beda.
Lemak/minyak merupakan salah satu jenis makanan yang banyak digunakan untuk diet sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh keuntungan lemak/minyak yang telah dirasakan oleh segenap lapisan orang, yaitu untuk meningkatkan cita rasa, memperbaiki tekstur, dan pembawa flavor, disamping fungsi fisiologis dan sebagai sumber energi.
Tujuan Praktikum Biokimia Dasar ini adalah untuk mengetahui Daya amiliolitis amylase saliva, pencernanan amilum masak oleh ekstrak pankreas dan asam, proses hidrolisis protein oleh pepsin dan enzim-enzim proteolitik pankreas, pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas, cara pengujian kadar asam total pada susu segar dan ubi kayu.
Manfaat yang diperoleh dari Praktikum Biokimia Dasar ini adalah mengetahui daya amilolitas amilase saliva, proses pencernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas dan asam, proses hidrolisis protein oleh pepsin dan enzim-enzim proteolitik pankreas, pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas dan kadar asam total pada susu segar dan yang hasil dari percobaan praktikum tersebut dapat digunakan sebagai pembanding dengan teori yang dipelajari dalam perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
2.1.1 Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu : Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain, oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida, polisakarida merupakan karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang (Estien dan Lisda, 2006). Senyawa-senyawa ini memiliki sifat sebagai zat pereduksi karena mengandung gugus karbonil seperti aldehida (aldosa) atau keton (ketosa), dan memiliki gugus hidroksil dalam jumlah banyak. Saat ini, istilah karbohidrat mengacu pada polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa-senyawa yang diturunkan dari gugus aldosa dan ketosa (Philip dan Gregory,2006).
2.1.2 Fungsi Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Selain berfungsi sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur metabolisme lemak, Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh (Estien dan Lisda, 2006). Pemberi rasa manis pada makanan, karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula yang paling manis. bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2. Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun. Membantu pengeluaran feses, karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus (Philip dan Gregory, 2006).
2.1.3 Pencernaan Karbohidrat
Digesti (pencernaan) merupakan serangkaian proses penghancuran makanan secara mekanis maupun biokimia dimana molekul besar diubah menjadi molekul kecil sehingga dapat diserap oleh mukosa usus.tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih sederhana, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembuluh darah melalui dinding usus halus. Karbohidrat yang tidak dicernakan memasuki usus besar untuk sebagian besar dikeluarkan dari tubuh. Sebagian besar pencernaan yang ada di usus halus, enzim amilase dikeluarkan leh pankreas/ dalam kondisi basa (Retno dan Ari, 2006). Makanan yang didalam mulut akan terkunyah relatife lumat, karbohidrat yang diperoleh terkandung zat pati dan zat gula (maltosa-sukrosa-laktosa). Adanya amylase (ptyalin) yang bercampur dengan makanan di dalam mulut yang tidak aktif pada pH < 4, pati dengan bantuan air ludah (saliva) yang terkandung enzim tadi (amylase-ptialin) akan diubah menjadi dekstrin. Asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, akan mengubah pati menjadi disakarida sebelum bereaksi asam. Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tidak dapat langsung diserap melewati dinding usus masuk ke peredaran darah, melainkan harus dipecah terlebih dahulu menjadi senyawa yang lebih sederhana, melalui suatu proses pencernaan karbohidrat (Masetyo, 1995). 2.1.4 Enzim Pencernaan Karbohidrat Dalam saluran cerna, polisakarida dan disakarida dalam makanan diubah menjadi monsakrida oleh enzim glikosidase yang menghidrolis ikatan glikosida antara monosakarida /gula. Karbohidrat yang tidak dicernakan memasuki usus besar untuk sebagian besar dikeluarkan dari tubuh (Retno dan Ari, 2006). Enzim didalam tubuh yang mencerna karbihidrat misalnya (pati / amilum) yang berlangsung mulai rongga mulut (oleh enzim petialin / alfa amilase) sampai usus. Dijelaskan lebih lanjut bahwa proses pemecahan karbohidrat kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana membutuhkan bantuan enzim-enzim, misalnya enzim pengubah pati yaitu amilase atau ptyalin dan enzim pengubah disakarida atau disakaridase. Monosakarida merupakan karbohidrat sederhana yang biasanya dapat melewati dinding usus (Martoharsono, 1994). Pati dan polisakarida lain sebagian terhidrolisis oleh amilase ludah didalam mulut. Pencernaan polisakarida dan disakarida disempurnakan di dalam usus halus oleh amilase pankreas dan laktase, sukrase dan maltase di dalam sel-sel epitel usus (Retno dan Ari, 2006).Kita dapat menghidrolisasikan secara sempurna kedua polisakarida dan oligosakarida untuk menghasilkan monosakarida, dan hidrolisa lebih lanjut tidak menghasilkan molekul apapun yang lebih kecil dari monosakarida. Oligosakarida adalah polimer yang terdiri dari dua hingga enam satuan monosakarida. Polisakarida seperti pati dan seulosa mengandung beribu-ribu satuan monosakarida yang dihubungkan oleh sambunan-sambungan ovalen yang dapat dihidroliskan. Pertama-tama akan meninjau kimia monosakarida, karena merupakan dasar untuk karbohidrat yang lebih kompleks (David, 1981). 2.2 Protein 2.2.1 Deskripsi Protein Protein adalah polipeptida yang berbentuk secara alami dengan berat molekul lebih besar dari 5000. Makromolekul ini mempunyai keanekaragaman sifat-sifat fisik, mulai dari enzim-enzim yang dapat larut dalam air sampai keratin jaringan rambut dan jaringan tanduk yang tidak dapat larut dalam air, dan protein mempunyai fungsi biologis yang sangat luas (Philip dan Gregory, 2002). Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Masetyo, 1995 ). 2.2.2 Fungsi Protein Protein mempunyai peranan yang sangat penting, fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, dan berperan sebagai biokatalisator, hemoglobin, sebagai pengangkut oksigen, hormon sebagai pengatur metabolisme metabolisme tubuh, dan antibodi untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit ( Estien dan Lisda,2006). Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dan dipeptida. Enzim yang mencernakan protein dibentuk prekursor inaktif yang berukuran lebih besar dari pada enzim aktifnya. Enzim aktif ini memiliki aktivitas berbeda-beda , tidak ada satu enzimpun yang dapat mencernakan protein secara sempurna. Namun, denga bekerja bersama-sama, enzim-enzim tersebut dapat mencernakan rotein makanan menjadi sama amino dan peptida kecil, yang kemudian mengalami pemutusan oleh peptidase dari sel epitel usus (Retno dan Ari, 2006). 2.2.3 Pencernaan Protein Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Pepsinogen disekresikan oleh chief cell lambung. Sel parietal mensekresikan HCL. Asam klorida lambung mengubah konformasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan pemusatan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. Dengan demikian, pengaktifan pepsinogen bersifat autokatalitik (Retno dan Ari,2006). Protein makanan mengalami denaturasi (terbukanya gelembung protein) oleh asam lambung, sehingga enzim pencernaan dapat memecah ikatan peptida. HCl mengubah enzim pepsinogen tidak aktif menjadi bentuk aktif pepsin. Namun, pada pH rendah ini pepsin tidak mengalami denaturasi dan bekerja sebagai endopeptidase yang memutuskan ikatan peptida di berbagai titik didalam rantai protein. Karena makanan hanya sebentar tinggal di dalam lambung, pencernaan protein hanya terjadi sehingga dibentuknya campuran polipeptida, protease dan pepton. Walaupun pepsin memiliki spesifitas yang cukup lebar, enzim ini cenderung memutuskan ikatan peptida di tempat gugus karboksil dibentuk oleh asam amino aromatik atau asam, dihasilkan peptida yang lebih kecil dan asam amino bebas (Estien dan Lisda, 2006). Pencernaan protein dilanjutkan di dalam usus halus oleh campuran enzim protease. Pankreas mengeluarkan cairan (sekret) ang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai Protease dalam bentuk prokarboksipeptidase dan proelastase. Enzim – enzim ini menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sewaktu masuk ke dalam usus, isi lambung bertemu sekret dari pankreas eksokrin. Karena bentuk aktif enzim – enzim ini dapat saling mencerna satu sama lain, semua bentuk zimogen tersebut harus diaktifkan dalam rentang waktu yang singkat (Retno dan Ari, 2006). Zimogen tripsinogen mengalami pemutusan hingga membentuk tripsin oleh enteropeptidase (suatu protease, yang dahulu diberi nama enterokinase) yang disekresikan olen sel brush border usus halus. Tripsin mengatalisi pemutusan yang mengubah kimotripsinogen menjadi enzim aktif kimotripsin, proelastase menjadi elastase, dan prokarbospeptidase menjadi karboksipeptidase. Dengan demikian, tripsin berperan penting dalam pencernaan karena enzim ini mengraikan protein makanan dan mengaktifkan protease pencernaan lainnya yang dihasilkan oleh pankreas (Sumardjo, 1997). 2.2.4 Enzim Pencernaan Protein Cairan lambung sebagian besar mengandung air dan sisanya berupa musin, pepsin, garam-garam anorganik, lipase, renin, sel-sel pariental yang merupakan sumber HCL lambung. Pepsin dihasilkan dalam bentuk zimogen yaitu dalam bentuk pepsinogen. Pepsinogen akan berubah menjadi pepsin karena adanya HCL. Pepsin bekerja dalam suasana asam dan apabila dalam suasana basa akan rusak ( Sumardjo, 1997). Hidrolisa sempurna protein murni menghasilkan suatu campuran dari 20 asam amino “biasa” ditambah, barangkali, satu atau lebih dari asam amino “kurang biasa”. Kebanyakan asam amino mempunyyai struktur yang sama dalam bentuknya yang tak ter-ionisasi, perkecualian utama hanyalah prolin dan turunannya.kebanyakan asam amino dalam organisme hidup adalan α- amino yaitu fungsi amino yang ada pada atom karbon yang disamping gugus fungsional asam karboksilat. Oleh karena struktur dasar semua α- asam amino adalah sama (David, 1981). Berbagai jenis Protein yang telah dikenal ada yang mempunyai fungsi yang spesifik antara lain : Pengatur metabolik ( hormon ), biokatalisator (enzim), pertahanan tubuh ( anti bodi ), pembangun struktur , pembangun PH, pembawa sifat keturunan, sumber energi, pengatur lipid, oksigen atau ion tembaga dalam tubuh (Sumardjo, 1997 ). Asam amino tidak hanya berperan sebagai bahan bangunan dari protein, tetapi juga merupakan pelopor kimia bagi banyak senyawa pengandung nitrogen yang penting, misalnya glisin diperlukan untuk biosintesa gugus heme dari hemoglobin. Triptofan merupakan pelopor dari suatu famili dari zat-zat penting dalam biokimia sistem syaraf. Hewan-hewan tingkat lebih tinggi tidak dapat menghasilkan semua asam amino individual dari sumber nitrogen sederhana dan sumber karbon seperti bakteri. Karena itu asam-asam amino tertentu harus diambil secara langsung sebagai bagian dari makanannya (David,1981). 2.3 Lemak 2.3.1 Klasifikasi Lemak Lemak atau lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Senyawa lipid tidak mempunyai rumus empiris tertentu atau struktur yang serupa, tetapi terdiri atas beberapa golongan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzena. Berdasrakan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya. Lipid dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan besar, yaitu lipid sederhana merupakan senyawa ester asam lemak dan berbagai alkohol, lipid kompleks merupakan senyawa ester asam lemak yang mempunyai gugus lain disamping alkohol dan asam lemak, misalnya karbohidrat dan protein, derivat lipid merupakan senyawa yang dihasilkan oleh proses hodrolisis lipid (Estien dan Lisda, 2006). Adapun kemampuan alat-alat pencernaan lemak dalam menerima lemak yang terdapat dalam tubuh adalah bervariasi, sangat tergantung dari kesehatan tubuhnya, pada tubuh yang benar-benar sehat sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna, penggumpalan-penggumpalan lemak sekitar jaringan darah tidak akan terjadi. Lama berlangsungnya proses pencernaan lemak sangat tergantung pada panjang dan atau pendeknya rantai, jumlah atom rantai, dalam molekul asam lemak (Sumardjo, 1997 ). 2.3.2 Fungsi Lemak Lemak sangat berperan penting dalam metabolisme tubuh dan juga berperan dalam pembangun tubuh. Pada hewan (termasuk manusia), lemak yang berada pada jaringan lemak merupakan sumber energi utama, setiap satu gram lemak yang dioksidasikan dalam sel jaringan menghasilkan 9,3 kalori. Lemak sebagai pelarut vitamin A, D. E, dan K. Lemak sebagai pelindung alat-alat tubuh, melindungi tubuh dari suhu dingin dan penahan rasa lapar karena adanya lemak dapat memperlambat pencernaan (Keraten, 1986). Ciri khas yang umum dijumpai disemua lipid adalah kandungan hidrokarbonnya diturunkan dari polimerisasi asetat yang diikuti dengan reduksi rantai segera setelah rantai itu terbentuk, contohnya polimerisasi asetat. Senyawa ini disebut asetogenin (atau poliketida). Banyak diantara senyawa ini yang bersifat aromatik, dan lintas pembentukan senyawa ini merupakan taha penting dari sintesis cincin benzena yang terjadi di alam. Tidak semua senyawa yang terbentuk berupa lipid, karena reduksi sebagian seringkali meninggalkan gugus-gugus yang mengandung oksigen, yang merupakan produk yang dapat larut dalam air (Philip dan Gregory, 2006). 2.3.3 Pencernaan Lemak Triasigliserol adalah lemak utama dalam makanan manusia karena merupakan lemak simpanan utama dalam tumbuhan dan hewan yang menjadi makanan kita. Triasilgliserol memiliki sebuah rangkap gliserol tempat 3 asam lemak diesterkan. Rute pencernaan triasilgliserol adalah hidrolisis menjadi asam lemak dan 2-monoasil-gliserol didalam lumen usus dikatalisa oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh sel-sel yang terletak dibagian belakang lidah dan lambung. Lipase-lipase ini terutama menghidrolisis asam lemak rantai pendek dan sedang (mengandung 12 atom karbon atau kurang) dari triasilgliserol makanan. Lemak makanan meninggalkan lambung dan masuk kedalam usus halus untuk menjalani emulsifikasi oleh garam-garam empedu (Estien dan Lisda, 2006). Garam empedu adalah senyawa amfipatik yang disintesis kedalam hati dan disekresikan melalui kandung empedu kedalam lumen usus. Lipase pankreas disekresikan bersama dengan protein lain yaitu kolipase. Peran kolipase adalah mengikat lemak makanan dan meningglkan kerja lipase, sehingga enzim ini menjadi lebih aktif. Pankreas juga mensekresikan bikarbonat, yang menetralkan asam yang masuk kedalam usus bersama dengan makanan setelah dicerna dari lambung. Garam empedu yang tetap berada didalam usus, mengalami penyerapan ekstensif saat mencapai ileum. Lebih dari 95% garam empedu mengalami resirkulasi, yaitu beredar melalui sirkulasi enterohepatik ke hati. Hati mensekresikan garam empedu kedalam empedu untuk disimpan dalam kandung empedu dan dialirkan kedalam lumen usus pada daur pencernaan berikutnya (David, 1981). 2.3.2 Enzim Pencernaan Lemak Enzim lipase pankreas adalah merupakan enzim utama yang mencerna lemak makanan (triasilgliserol) yang dihasilkan oleh pankreas. Lipase pankreas disekresi bersama dengan protein lain yaitu kolipase. Peran kopilase adalah mengikat lemak makanan dan meningkatkan kerja lipase, sehingga enzim ini menjadi lebih aktif. Pankreas juga mensekresikan bikarbonat, yang menetralkan asam yang masuk ke dalam usus bersama dengan makanan setelah tercerna dari lambung.pankreas juga menghasilkan esterase yang memutus asam lemak dari berbagai senyawa (misalnya ester kolesterol) dan fosfolipase yang mencerna fosfolipid menjadi komponen-komponennya. Lipase pankreas menghidrolisis asam lemak pada atom C1 dan C3 dari gliserol pada triasilgliserol yang menghasilkan dua asam lemak bebas dan monoasilgliserol. Asam lemak dan monoasilgliserol yang dihasilkan oleh proses pencernaan dikemas ke dalam misel, yaitu suatu butiran halus yang mengalami emulsifikasi oleh garam empedu. Lemak makanan lainnya misalnya kolesterol dan vitamin larut lemak juga dikemas dalam misel ini. Misel kemudian berpindah menembus lapisan air ke mikrovili pada permukaan sel epitel usus selanjutnya asam lemak, monoasilgliserol dan lemak makanan lainnya diabsorpsi oleh sel mukosa melalui difusi pasif dan mencapai sel epitel usus (Retno dan Ari,2006). Usus-usus halus lemak-lemak yang teremulsi tadi dengan bantuan enzim intestinal lipase dan pankreatik lipase akan diubah ke dalam tiga struktur yang lebih sederhana, lebih jelasnya sebagai berikut: • dipecah menjadi asam lemak dan gliserol 40%-50% • dipecah menjadi monogliserilda 40%-50% • dipecah menjadi digliserilda, trigliserilda ( sekitar10%-20% ) yang teremulsi oleh bantuan garam empedu dan lalu diabsorpsi. Pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase dan lipase dikeluarkan kesaluran gastrointestinal sebagai zomogen yang tidak aktif (Masetyo, 1996). 2.4 Deskripsi Glikolisis Glikolisis merupakan rangkaian reaksi yang mengkonversi glukosa menjadi piruvat. Pada organisme aerob, glikolisis adalah pendahuluan daur asam sitrat dan rantai transport electron, saat sebagian besar energi bebas glukosa dihasilkan. Sepuluh reaksi glikolisis terjadi didalam sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat melalui reaksi fosforilasi, isomerasi, dan fosforilasi kedua. Dua molekul ATP dipakai per molekul glukosa pada reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua, fruktosa 1,6 difosfat dipecah oleh aldolase membentuk dihrosiaseton fosfat dan gliserildehida 3-fosfat, yang dengan mudah mengalami interkonvensi. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian mengalami oksidasi dan fofforilasi membentuk 1-3-bisfosfogliserat, suatu asetil fosfat dengan potensi transfer fosforil yang tinggi. 3-fosfogliserat kemudian terbentuk dan ATP dihasilkan. Pada tahap akhir glikolisis, fosfoenolpiruvat, zat antara kedua dengan potensi transfer yang tinggi, dibentuk melalui pergeseran fosforil dan dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu fosfienolpiruvat dikonnversi menjadi piruvat. Tedapat keuntungan bersih dua molekul ATP pada pembentukan dua molekul piruvat dari satu molekul glukosa (Retno dan Ari, 2006). Glikolisis merupakan pengubahan glukosa menjadi dua molekul laktat bertalian dengan perubahan kimia dari struktur yang terjadi dalam suatu proses yang bertahap banyak. Sebagian dari perubahan energi bebas total dari D-glukosa menjadi L-laktat tersimpan oleh bergabungnya beberapa tahapan eksergonik dalam rangkaian ini dengan fosfrilasi ADP. Seperti yang diartikan oleh energetika maka glikolisa bukanlah suatu proses yang luar biasa efisien hanya sepertiga dari energi keseluruhan yang tersedia disimpan sebagai ATP. Selain itu kalau dibandingkan sedikit dari energi yang tersedia dalam molekul glukosa dimanfaatkan. Katablisme oksidatif dari glukosa dimulai dengan glikolisa membuat penggunaan glukosa sebagai molekul bahan bakar jauh lebih efisien. Ada dua macam cara peragian glukosa yaitu peragian homolaktat atau glikolisis dan peragian alkoholat. Hasil dari peragian alkoholik menghasilkan etanol dan CO2. Metabolisme pembangkit energinya lebih sederhana maka anaerob yang murni tidak mampu memebuat permintaa metabolik dari organisme yang lebih maju sehingga jauh lebih primitif dari pada aerob dan anaerob fakultatif (David, 1981). BAB III METODELOGI Praktikum Biokimia ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 April 2011 pada pukul 16.00-18.00 WIB di Laboratorium Biokimia Nutrisi, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. 3.1 Materi Alat yang digunakan antara lain : tabung reaksi, tabung leher angsa, rak tabung reaksi, Enlenmeyer, gelas ukur, pipet bola, pipet ukur, water bath, corong, pengaduk, cutter, palet dan kertas saring serta Alat tulis dan buku tulis. Bahan-bahan yang digunakan yaitu Amilum, Alumunium foil, NaCl, NaCl kumur, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, EP, EP panas, PTR, air, HCl 0,45 %, pepsin, pepsin panas, HCl 0,45%, PP, Na¬2CO3 lemak, susu, empedu, glukosa, ragi dan ragi panas serta lugol. 3.2 Metode 3.2.1 Pencernaan Karbohidrat 3.2.1.1 Pencernaan Karbohidrat oleh enzim ptialin Menyiapkan alat dan bahan pada praktikum pencernaan karbohidrat pada enzim ptialin, seperti tabung reaksi, pipet bola, pipet ukur,gelas ukur, enlenmeyer, 5 ml amilum, 1 ml NaCl dan 1 ml NaCl kumur. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung pertama dimasukkannya amilum kedalam tabung reaksi 5 ml, tabung kedua 5 ml amilum + 1 ml NaCl,dan tabung ketiga dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml NaCl kumur. 3.2.1.2 Pencernaan Karbohidrat oleh Asam Menyiapkan Alat dan Bahan seperti tabung reaksi yang sudah diberi nomor, pipet bola, pipet ukur, gelas ukur, enlenmeyer, 5 ml amilum, 1 ml HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung ke empat dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml HCl 0,1 N dan Tabung ke lima dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml NaOH N. 3.2.1.3 Pencernaan Karbohidrat oleh Ekstrak Pankreas (EP) Menyiapkan Alat dan Bahan seperti tabung reaksi yang sudah diberi nomor, pipet ukur, pipet bola, gelas ukur, enlenmeyer, 5 ml amilum, 1 ml EP, 1 ml HCl 0,1 N, dan 1 ml NaOH 0,1 N. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung ke enam dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml EP + 1 ml HCl 0,1 N dan tabung ke tujuh dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml EP + 1 ml NaOH 0,1 N. Masing- masing tabung pertama sampai tabung ke tujuh yang sudah dimasukkan bahan-bahan tersebut lalu di gojog sampai merata bahannnya, lalu ke tujuh tabung tersebut dimasukkan ke dalam water bath dengan inkubasi 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit, pada inkubasi selama 15 menit, ketujuh tabung tersebut diangkat lalu diambil masing- masing tabung dengan menggunakan pipet tetes, setelah di ambil dengan pipet tetes letakkan 5 tetes dari masing- masing ketujuh tabung tersebut ke palet serta diteteskan lugol ke dalam palet yang sudah diberi nomor tersebut, setelah dicampur dengan lugol, lalu aduk menggunakan pengaduk yang tersedia. Amati dan lihat perubahan apa yang terjadi. Dan selanjutnya untuk masa inkubasi selama 30 menit, 45 menit dan 60 menit, sama halnya dengan prosedur inkubasi selama 15 menit tersebut. 3.2.2 Pencernaan Protein 3.2.2.1 Pencernaan Protein oleh Pepsin Menyiapkan alat dan bahan praktikum pada pencernaan protein oleh pepsin seperti tabung reaksi yang sudah diberi huruf, pipet bola, cutter, pengaduk, tabung reaksi dan water bath, PTR, 2 ml pepsin, 2 ml pepsin panas, 1 ml air, dan 1 ml HCl 0,45%. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung yang diberi tanda D dimasukannya bahan seperti PTR + 2 ml pepsin + 1 ml air, tabung yang diberi tanda E dimasukannya bahan seperti PTR + 2 ml pepsin + 1 ml HCl 0,45 % dan tabung yang diberi tanda F dimasukkannya bahan seperti PTR + 2 ml pepsin panas + 1 ml HCl 0,45 %. 3.2.2.2 Pencernaan Protein oleh Ekstrak Pankreas (EP) Menyiapkan alat dan bahan praktikum pada pencernaan protein ekstrak pankreas (EP) seperti tabung reaksi yang sudah diberi huruf, piet bola, cutter, pengaduk, tabung reaksi, dan water bath, PTR + 2 ml EP + 1 ml air, PTR + 2 ml EP panas + 1 ml HCl 0,1 N, PTR + 2 ml EP + 1 ml NaOH 0,1 N. Masing-masing tabung tersebut yang setelah diberi bahan-bahan, lalu di gojog hingga tercampur dengan baik, setelah tercampur tabung reaksi lalu dimasukkan ke dalam water bath dengan inkubasi 30 menit. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi. 3.2.3 Pencernaan Lemak 3.2.3.1. Pencernaan Lemak Oleh Ekstrak Pankreas (EP) Menyiapkan alat dan bahan seperti tabung reaksi yang sudah diberi tanda 30a 30b dan 30c, pipet bola, rak tabung, water bath dan bahan seperti susu 2 ml, 1 ml air, 1 ml EP, 4 tetes PP, 1 tetes empedu dan larutan Na2CO3. Masing-masing tabung diberi 2 ml susu putih. Masukkan 1 ml air dan 4 tetes PP pada tabung 30a lalu menggojog tabung. Masukkan 1ml EP dan 4 tetes PP pada tabung 30b lalu menggojog tabung. Masukkan 1ml EP, 4 tetes PP dan 1 tetes empedu pada tabung 30c lalu menggojog tabung. Setelah itu, menetesi tiap tabung 30a, 30b dan 30c dengan larutan Na2CO3 sampai larutan berwarna merah muda lalu tabung reaksi dimasukkan kedalam water bath dengan inkubasi 30 menit lalu amati perubahan yang terjadi. 3.2.4 Glikolisis oleh Ragi Menyiapkan alat dan bahan seperti tabung leher angsa yang sudah diberi nomor, 10 ml glukosa, 10 ml ragi, 10 ml ragi panas, dan 10 ml air. Setelah itu masukkan 10 ml glukosa + 10 ml ragi pada tabung pertama, lalu digojog sampai tercampur. Pada tabung kedua memasukkan 10 ml air + 10 ml ragi lalu digojog sampai tercampur, dan pada tabung ketiga memasukkan 10 ml glukosa + 10 ml ragi panas lalu digojog sampai tercampur. Setelah itu masing- masing menutup mulut tabung leher angsa yang sudah diberi nomor dengan alumunium foil, lalu didiamkan selama 45 menit dan diamati perubahan yang terjadi. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karbohidrat 4.1.1 Pencernaan Amilum oleh Saliva Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaan amilum oleh saliva dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil pengamatan Pencernaan amilum oleh saliva Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 15 30 45 60 1 biru biru biru Biru (-) 2 biru biru biru Biru (-) 3 kuning kuning kuning kuning (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Pada tabung pertama tidak mengalami pencernaan karena tidak terdapat saliva sehingga tidaka ada enzim yang memecah amilum. Pada tabung kedua hasilnya negatif karena tidak mengalami pencernaan ini disebabkan karena penambahan larutan NaCl dan tidak terdapat saliva sehingga tidak ada enzim yang memecah amilum. Pada tabung ketiga hasilnya positif, ini menunjukkan terjadinya proses pencernaan karena adanya enzim ptialin pada saliva yang membantu proses pencernaan amilum dalam saliva pada enzim ptialin adalah suatu enzim amilase yang berfungsim untuk memecah molekul amilum menjadi maltose. Hal ini sesuai dengan pendapat Masetyo (1995) yang menyatakan bahwa pencernaan pati atau amilum dengan bantuan air ludah (saliva) yang terkandung enzim tadi (amylase-ptialin) akan diubah menjadi dekstrin. 4.1.2 Pencernaan Amilum oleh Asam Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaa amilum oleh asam dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil pengamatan Pencernaan amilum oleh Asam Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 15 30 45 60 4 biru biru biru biru (-) 5 biru biru biru biru (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung keempat negatif, tidak terjadi pencernaan disebabkan karena penambahan larutan HCl yang bersifat asam sehingga tidak dapat mencerna larutan amilum. Tabung kelima negatif, tidak terjadi pencernaan karena penambahan NaOH yang bersifat basa dan tidak ada enzim yang digunakan untuk memecah amilum sehingga tidak dapat mencerna amilum. Hal ini sesuai dengan pendapat Masetyo (1995) yang menyatakan bahwa Asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, akan mengubah pati menjadi disakarida sebelum bereaksi asam. 4.1.3 Pencernaan Amilum oleh Ekstrak Pankreas Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaan amilum oleh ekstrak pankreas dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3. Hasil pengamatan Pencernaan amilum oleh Ekstrak Pankreas Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 15 30 45 60 6 ungu ungu ungu ungu (-) 7 bening bening bening bening (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung keenam negatif, tidak terjadi pencernaan terlihat dari perubahan warna yang disebabkan oleh cairan pankreas mempunyai pH antara 7,5-8,2 HCl bersifat asam tidak mendukung kerja ekstra paankreas sehingga amilum tidak dapat dicerna. Tabung ketujuh positif, terjadi proses pencernaan karena ada cairan ekstrak pankreas yang mempunyai pH 7,5-8,2, NaOH. Suasana basa mendukung kerja Ekstrak Pankreas sehingga amilum dapat dicerna. Hal ini sesuai dengan pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa enzim amilase yang digunakan untuk mencerna karbohidrat dihasilkan oleh pankreas dalam keadaan basa. 4.2 Protein 4.2.1 Pencernaan Protein oleh Pepsin Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaan protein oleh pepsin dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4. Hasil pengamatan Pencernaan Protein oleh Pepsin Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 30 D Tidak Larut (-) E Larut (+) F Tidak Larut (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung D hasil percobaan negatif karena pepsin hanya bekerja pada suasana asam, berhubung air netral jadi hasilnya negatif. Tabung E hasil percobaan posistif karena pepsin bekerja pada asam kuat (HCl 0,45%). Tabung F negatif karena pepsin panas telah terdenaturasi (rusak). Hal ini sesuai dengan pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa sel parietal mensekresikan HCl. Asam klorida lambung mengubah konfirmasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan pemutusan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. 4.2.2 Pencernaan Protein oleh Ekstrak Pankreas Berdasarkan hasil praktikum pencernaan protein oleh ekstrak pankreas dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5. Hasil pengamatan Pencernaan Protein oleh Enzim Pankreas Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 30 G Tidak Larut (-) H Tidak Larut (-) I Larut (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung G hasil percobaan negatif karena tidak bekerja pada suasana asam (air/netral). Tabung H hasil negatif karena ekstrak pankreas panas telah terdenaturasi (rusak) walaupun ada asam kuat (HCl 0,1). Tabung I hasil positif karena ada substrat dan enzim pankreas selain itu ada suasana basa yang sesuai dimana enzim bisa bekerja. Hal ini sesuai dengta pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa pankreas mengeluarkan cairan (sekret) yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai protease dalam bentuk proenzim yang tidak aktif. 4.3 Lemak 4.3.1 Pencernaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas Berdasarkan hasil praktikum pencernaan lemak oleh ekstrak penkreas dapat duperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hasil pengamatan Pencernaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 30 A Merah Muda (-) B Putih (-) C Hijau Muda (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung A Larutan berwarna merah muda karena hanya terdapat substrat, yaitu susu tidak terdapat enzim dalam keadaan tidak basa menyebabkan larutan tidak berwarna hijau muda. Tabung B larutan berwarna putih, larutan tidak berwarna hijau muda karena larutan tidak dalam keadaan basa walaupun sudah terdapat substrat dan enzim (lipase). Tabung C larutan berwarna hijau muda, larutan berwarna hijau muda karena terdapat substrat (susu) enzim dan pada keadaan basa. Hal ini sesuai dengan pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa Lipase pankreas diskresi bersama dengan protein lain yaitu kolipae, peran kolipase adalah mengikat lemak makanan dan meningkatkan pH isi lumen usus menjadi sekitar 6 yang optimal bagi kerja semua enzim pencernaan dalam usus. 4.4 Glikolisis Berdasarkan hasil praktikum Glikolisis oleh Sel Ragi dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 7. Hasil pengamatan Glikolisis oleh Ekstrak Sel Ragi Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 45 1 Ada gelembung (+) 2 Tidak ada (-) 3 Tidak ada (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung pertama reaksinya positif karena terdapat substrat (glukosa) dan ada enzim yang bekerja dan menghasilkan alkohol dan CO2. Tabung kedua reaksinya negatif karena proses disini tak ada substrat tapi ada enzim sehingga tidak ada proses metabolisme dan tidak ada proses glikolisis. Tabung ketiga reaksinya negatif karena ragi yang berfungsi menjadi enzim sudah mati. Hal ini sesuai dengan pendapat David (1981) yang menyatakan bahwa hasil peragian menghasilkan etanol atau alkohol dan CO2. BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil praktikum dapat diambil kesimpulan bahwa hidrolisis pencernaan amilum selain dilaksanakan oleh enzim amilase juga dapat dilakakukan oleh asam. Hidrolisis dengan amilum dilakukan dalam pankreas dengan bantuan enzim pankreas dengan suhu stabil dan didukung dengan suasana sedikit basa. Pencernaan protein, asam klorida mengubah konfirmasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan pemutusan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. Enzim pankreas mengeluarkan cairan (sekret) yang bersifat basa untuk mencerna protein. Lipase pankreas diskresi bersama dengan protein lain yaitu kolipae, peran kolipase adalah mengikat lemak makanan dan meningkatkan pH pada keadaan basa. Hasil peragian atau glikolisis menghasilkan etanol atau alkohol dan CO2. 5.2 Saran Berdasarkan saat pelaksanaan praktikum disarankan untuk praktikan agar lebih teliti dan berhati-hati. Penggunaan alat-alat yang tepat dan teliti serta melakukan pengamatan yang teliti. DAFTAR PUSTAKA Iswari, Retno Sri. 2006. Biokimia. Graha Ilmu. Yogyakarta. Keraten, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia, Jakarta. Kuchel, Phillip. 2002. Schau’’s Easy Outlines: Biokimia Edisi 2. Erlangga. Jakarta. Martoharsono, Soeharsono. 1994. Biokimia Jilid I. Gajah Mada Univercity Press, Yogyakarta. Masetyo, H. 1995. Ilmu Gizi. Rineka Cipta, Jakarta. Page, David. 1981. Prinsip-prinsip Biokimia. Erlangga. Jakarta. Sumardjo, D. 1997. Kimia Kedokteran Bagian 3 Senyawa - senyawa Organik. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Yazid, Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa. Andi. Yogyakarta. LAMPIRAN Nama Alat Fungsi 1. Tabung reaksi Sebagai tempat medium untuk tumbuhnya mikroorganisme. 2. Gelas ukur Sebagai alat untuk mengukur volume zat cair. 3. Tabung elemeyer Sebagai tempat untuk membuat medium. 4. Pipet hisap Sebagai alat untuk memberikan atau meneteskan larutan. 5. Pisau Sebagai alat pemotong kentang.
PENDAHULUAN
Zat yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi setiap organisme hidup pasti mengandung karbohidrat, protein, lemak dan juga mineral-mineral yang ada pada dasarnya asam-asam tubuh yang dimanfaatkan oleh tubuh suatu organisme.
Bahan makanan pada hakekatnya merupakan bahan kimiawi alam yang kaidah-kaidah kimiawi dan fisisnya tidak menyimpang dari benda-benda alam lain. Menjadi sumber penyediaan gizi dalam proses kehidupan dan tenaga gerak kehidupan dan biokalori. Analisa bahan-bahan makanan dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah-kaidah kimiawi, fisis, nutrisi dari indrawi. Analisa bahan makanan sebaiknya memenuhi syarat-syarat berikut ini antara lain sahih, tepat, hemat, selamat, dapat diulang, khusus, andal, dan mantap agar menghasilkan suatu prosedur analisa yang dapat dikatakan sempurna.
Praktikum Biokimia Dasar ini menguji sistem pencernaan makanan pada manusia, khususnya pencernaan pada karbohidrat, protein dan lemak serta penentuan kadar asam total pada susu dan tape karbohidrat, protein, lemak mempunyai peran dan fungsi,yang masing-masing bagian berbeda-beda. Tubuh dalam melakukan aktivitas, memerlukan ketiga komponen tersebut dalam menyuplai energi agar proses metabolisme berlangsung.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh.
Salah satu bagian penting dalam sel hidup adalah protein. Apabila protein dihidrolisis akan menjadi asam-asam amino. Setiap jenis protein tertentu akan menghasilkan kadar asam amino yang berbeda-beda.
Lemak/minyak merupakan salah satu jenis makanan yang banyak digunakan untuk diet sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh keuntungan lemak/minyak yang telah dirasakan oleh segenap lapisan orang, yaitu untuk meningkatkan cita rasa, memperbaiki tekstur, dan pembawa flavor, disamping fungsi fisiologis dan sebagai sumber energi.
Tujuan Praktikum Biokimia Dasar ini adalah untuk mengetahui Daya amiliolitis amylase saliva, pencernanan amilum masak oleh ekstrak pankreas dan asam, proses hidrolisis protein oleh pepsin dan enzim-enzim proteolitik pankreas, pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas, cara pengujian kadar asam total pada susu segar dan ubi kayu.
Manfaat yang diperoleh dari Praktikum Biokimia Dasar ini adalah mengetahui daya amilolitas amilase saliva, proses pencernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas dan asam, proses hidrolisis protein oleh pepsin dan enzim-enzim proteolitik pankreas, pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas dan kadar asam total pada susu segar dan yang hasil dari percobaan praktikum tersebut dapat digunakan sebagai pembanding dengan teori yang dipelajari dalam perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
2.1.1 Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu : Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain, oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida, polisakarida merupakan karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang (Estien dan Lisda, 2006). Senyawa-senyawa ini memiliki sifat sebagai zat pereduksi karena mengandung gugus karbonil seperti aldehida (aldosa) atau keton (ketosa), dan memiliki gugus hidroksil dalam jumlah banyak. Saat ini, istilah karbohidrat mengacu pada polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa-senyawa yang diturunkan dari gugus aldosa dan ketosa (Philip dan Gregory,2006).
2.1.2 Fungsi Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Selain berfungsi sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur metabolisme lemak, Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh (Estien dan Lisda, 2006). Pemberi rasa manis pada makanan, karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula yang paling manis. bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2. Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun. Membantu pengeluaran feses, karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus (Philip dan Gregory, 2006).
2.1.3 Pencernaan Karbohidrat
Digesti (pencernaan) merupakan serangkaian proses penghancuran makanan secara mekanis maupun biokimia dimana molekul besar diubah menjadi molekul kecil sehingga dapat diserap oleh mukosa usus.tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih sederhana, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembuluh darah melalui dinding usus halus. Karbohidrat yang tidak dicernakan memasuki usus besar untuk sebagian besar dikeluarkan dari tubuh. Sebagian besar pencernaan yang ada di usus halus, enzim amilase dikeluarkan leh pankreas/ dalam kondisi basa (Retno dan Ari, 2006). Makanan yang didalam mulut akan terkunyah relatife lumat, karbohidrat yang diperoleh terkandung zat pati dan zat gula (maltosa-sukrosa-laktosa). Adanya amylase (ptyalin) yang bercampur dengan makanan di dalam mulut yang tidak aktif pada pH < 4, pati dengan bantuan air ludah (saliva) yang terkandung enzim tadi (amylase-ptialin) akan diubah menjadi dekstrin. Asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, akan mengubah pati menjadi disakarida sebelum bereaksi asam. Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tidak dapat langsung diserap melewati dinding usus masuk ke peredaran darah, melainkan harus dipecah terlebih dahulu menjadi senyawa yang lebih sederhana, melalui suatu proses pencernaan karbohidrat (Masetyo, 1995). 2.1.4 Enzim Pencernaan Karbohidrat Dalam saluran cerna, polisakarida dan disakarida dalam makanan diubah menjadi monsakrida oleh enzim glikosidase yang menghidrolis ikatan glikosida antara monosakarida /gula. Karbohidrat yang tidak dicernakan memasuki usus besar untuk sebagian besar dikeluarkan dari tubuh (Retno dan Ari, 2006). Enzim didalam tubuh yang mencerna karbihidrat misalnya (pati / amilum) yang berlangsung mulai rongga mulut (oleh enzim petialin / alfa amilase) sampai usus. Dijelaskan lebih lanjut bahwa proses pemecahan karbohidrat kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana membutuhkan bantuan enzim-enzim, misalnya enzim pengubah pati yaitu amilase atau ptyalin dan enzim pengubah disakarida atau disakaridase. Monosakarida merupakan karbohidrat sederhana yang biasanya dapat melewati dinding usus (Martoharsono, 1994). Pati dan polisakarida lain sebagian terhidrolisis oleh amilase ludah didalam mulut. Pencernaan polisakarida dan disakarida disempurnakan di dalam usus halus oleh amilase pankreas dan laktase, sukrase dan maltase di dalam sel-sel epitel usus (Retno dan Ari, 2006).Kita dapat menghidrolisasikan secara sempurna kedua polisakarida dan oligosakarida untuk menghasilkan monosakarida, dan hidrolisa lebih lanjut tidak menghasilkan molekul apapun yang lebih kecil dari monosakarida. Oligosakarida adalah polimer yang terdiri dari dua hingga enam satuan monosakarida. Polisakarida seperti pati dan seulosa mengandung beribu-ribu satuan monosakarida yang dihubungkan oleh sambunan-sambungan ovalen yang dapat dihidroliskan. Pertama-tama akan meninjau kimia monosakarida, karena merupakan dasar untuk karbohidrat yang lebih kompleks (David, 1981). 2.2 Protein 2.2.1 Deskripsi Protein Protein adalah polipeptida yang berbentuk secara alami dengan berat molekul lebih besar dari 5000. Makromolekul ini mempunyai keanekaragaman sifat-sifat fisik, mulai dari enzim-enzim yang dapat larut dalam air sampai keratin jaringan rambut dan jaringan tanduk yang tidak dapat larut dalam air, dan protein mempunyai fungsi biologis yang sangat luas (Philip dan Gregory, 2002). Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Masetyo, 1995 ). 2.2.2 Fungsi Protein Protein mempunyai peranan yang sangat penting, fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, dan berperan sebagai biokatalisator, hemoglobin, sebagai pengangkut oksigen, hormon sebagai pengatur metabolisme metabolisme tubuh, dan antibodi untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit ( Estien dan Lisda,2006). Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dan dipeptida. Enzim yang mencernakan protein dibentuk prekursor inaktif yang berukuran lebih besar dari pada enzim aktifnya. Enzim aktif ini memiliki aktivitas berbeda-beda , tidak ada satu enzimpun yang dapat mencernakan protein secara sempurna. Namun, denga bekerja bersama-sama, enzim-enzim tersebut dapat mencernakan rotein makanan menjadi sama amino dan peptida kecil, yang kemudian mengalami pemutusan oleh peptidase dari sel epitel usus (Retno dan Ari, 2006). 2.2.3 Pencernaan Protein Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Pepsinogen disekresikan oleh chief cell lambung. Sel parietal mensekresikan HCL. Asam klorida lambung mengubah konformasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan pemusatan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. Dengan demikian, pengaktifan pepsinogen bersifat autokatalitik (Retno dan Ari,2006). Protein makanan mengalami denaturasi (terbukanya gelembung protein) oleh asam lambung, sehingga enzim pencernaan dapat memecah ikatan peptida. HCl mengubah enzim pepsinogen tidak aktif menjadi bentuk aktif pepsin. Namun, pada pH rendah ini pepsin tidak mengalami denaturasi dan bekerja sebagai endopeptidase yang memutuskan ikatan peptida di berbagai titik didalam rantai protein. Karena makanan hanya sebentar tinggal di dalam lambung, pencernaan protein hanya terjadi sehingga dibentuknya campuran polipeptida, protease dan pepton. Walaupun pepsin memiliki spesifitas yang cukup lebar, enzim ini cenderung memutuskan ikatan peptida di tempat gugus karboksil dibentuk oleh asam amino aromatik atau asam, dihasilkan peptida yang lebih kecil dan asam amino bebas (Estien dan Lisda, 2006). Pencernaan protein dilanjutkan di dalam usus halus oleh campuran enzim protease. Pankreas mengeluarkan cairan (sekret) ang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai Protease dalam bentuk prokarboksipeptidase dan proelastase. Enzim – enzim ini menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sewaktu masuk ke dalam usus, isi lambung bertemu sekret dari pankreas eksokrin. Karena bentuk aktif enzim – enzim ini dapat saling mencerna satu sama lain, semua bentuk zimogen tersebut harus diaktifkan dalam rentang waktu yang singkat (Retno dan Ari, 2006). Zimogen tripsinogen mengalami pemutusan hingga membentuk tripsin oleh enteropeptidase (suatu protease, yang dahulu diberi nama enterokinase) yang disekresikan olen sel brush border usus halus. Tripsin mengatalisi pemutusan yang mengubah kimotripsinogen menjadi enzim aktif kimotripsin, proelastase menjadi elastase, dan prokarbospeptidase menjadi karboksipeptidase. Dengan demikian, tripsin berperan penting dalam pencernaan karena enzim ini mengraikan protein makanan dan mengaktifkan protease pencernaan lainnya yang dihasilkan oleh pankreas (Sumardjo, 1997). 2.2.4 Enzim Pencernaan Protein Cairan lambung sebagian besar mengandung air dan sisanya berupa musin, pepsin, garam-garam anorganik, lipase, renin, sel-sel pariental yang merupakan sumber HCL lambung. Pepsin dihasilkan dalam bentuk zimogen yaitu dalam bentuk pepsinogen. Pepsinogen akan berubah menjadi pepsin karena adanya HCL. Pepsin bekerja dalam suasana asam dan apabila dalam suasana basa akan rusak ( Sumardjo, 1997). Hidrolisa sempurna protein murni menghasilkan suatu campuran dari 20 asam amino “biasa” ditambah, barangkali, satu atau lebih dari asam amino “kurang biasa”. Kebanyakan asam amino mempunyyai struktur yang sama dalam bentuknya yang tak ter-ionisasi, perkecualian utama hanyalah prolin dan turunannya.kebanyakan asam amino dalam organisme hidup adalan α- amino yaitu fungsi amino yang ada pada atom karbon yang disamping gugus fungsional asam karboksilat. Oleh karena struktur dasar semua α- asam amino adalah sama (David, 1981). Berbagai jenis Protein yang telah dikenal ada yang mempunyai fungsi yang spesifik antara lain : Pengatur metabolik ( hormon ), biokatalisator (enzim), pertahanan tubuh ( anti bodi ), pembangun struktur , pembangun PH, pembawa sifat keturunan, sumber energi, pengatur lipid, oksigen atau ion tembaga dalam tubuh (Sumardjo, 1997 ). Asam amino tidak hanya berperan sebagai bahan bangunan dari protein, tetapi juga merupakan pelopor kimia bagi banyak senyawa pengandung nitrogen yang penting, misalnya glisin diperlukan untuk biosintesa gugus heme dari hemoglobin. Triptofan merupakan pelopor dari suatu famili dari zat-zat penting dalam biokimia sistem syaraf. Hewan-hewan tingkat lebih tinggi tidak dapat menghasilkan semua asam amino individual dari sumber nitrogen sederhana dan sumber karbon seperti bakteri. Karena itu asam-asam amino tertentu harus diambil secara langsung sebagai bagian dari makanannya (David,1981). 2.3 Lemak 2.3.1 Klasifikasi Lemak Lemak atau lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Senyawa lipid tidak mempunyai rumus empiris tertentu atau struktur yang serupa, tetapi terdiri atas beberapa golongan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzena. Berdasrakan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya. Lipid dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan besar, yaitu lipid sederhana merupakan senyawa ester asam lemak dan berbagai alkohol, lipid kompleks merupakan senyawa ester asam lemak yang mempunyai gugus lain disamping alkohol dan asam lemak, misalnya karbohidrat dan protein, derivat lipid merupakan senyawa yang dihasilkan oleh proses hodrolisis lipid (Estien dan Lisda, 2006). Adapun kemampuan alat-alat pencernaan lemak dalam menerima lemak yang terdapat dalam tubuh adalah bervariasi, sangat tergantung dari kesehatan tubuhnya, pada tubuh yang benar-benar sehat sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna, penggumpalan-penggumpalan lemak sekitar jaringan darah tidak akan terjadi. Lama berlangsungnya proses pencernaan lemak sangat tergantung pada panjang dan atau pendeknya rantai, jumlah atom rantai, dalam molekul asam lemak (Sumardjo, 1997 ). 2.3.2 Fungsi Lemak Lemak sangat berperan penting dalam metabolisme tubuh dan juga berperan dalam pembangun tubuh. Pada hewan (termasuk manusia), lemak yang berada pada jaringan lemak merupakan sumber energi utama, setiap satu gram lemak yang dioksidasikan dalam sel jaringan menghasilkan 9,3 kalori. Lemak sebagai pelarut vitamin A, D. E, dan K. Lemak sebagai pelindung alat-alat tubuh, melindungi tubuh dari suhu dingin dan penahan rasa lapar karena adanya lemak dapat memperlambat pencernaan (Keraten, 1986). Ciri khas yang umum dijumpai disemua lipid adalah kandungan hidrokarbonnya diturunkan dari polimerisasi asetat yang diikuti dengan reduksi rantai segera setelah rantai itu terbentuk, contohnya polimerisasi asetat. Senyawa ini disebut asetogenin (atau poliketida). Banyak diantara senyawa ini yang bersifat aromatik, dan lintas pembentukan senyawa ini merupakan taha penting dari sintesis cincin benzena yang terjadi di alam. Tidak semua senyawa yang terbentuk berupa lipid, karena reduksi sebagian seringkali meninggalkan gugus-gugus yang mengandung oksigen, yang merupakan produk yang dapat larut dalam air (Philip dan Gregory, 2006). 2.3.3 Pencernaan Lemak Triasigliserol adalah lemak utama dalam makanan manusia karena merupakan lemak simpanan utama dalam tumbuhan dan hewan yang menjadi makanan kita. Triasilgliserol memiliki sebuah rangkap gliserol tempat 3 asam lemak diesterkan. Rute pencernaan triasilgliserol adalah hidrolisis menjadi asam lemak dan 2-monoasil-gliserol didalam lumen usus dikatalisa oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh sel-sel yang terletak dibagian belakang lidah dan lambung. Lipase-lipase ini terutama menghidrolisis asam lemak rantai pendek dan sedang (mengandung 12 atom karbon atau kurang) dari triasilgliserol makanan. Lemak makanan meninggalkan lambung dan masuk kedalam usus halus untuk menjalani emulsifikasi oleh garam-garam empedu (Estien dan Lisda, 2006). Garam empedu adalah senyawa amfipatik yang disintesis kedalam hati dan disekresikan melalui kandung empedu kedalam lumen usus. Lipase pankreas disekresikan bersama dengan protein lain yaitu kolipase. Peran kolipase adalah mengikat lemak makanan dan meningglkan kerja lipase, sehingga enzim ini menjadi lebih aktif. Pankreas juga mensekresikan bikarbonat, yang menetralkan asam yang masuk kedalam usus bersama dengan makanan setelah dicerna dari lambung. Garam empedu yang tetap berada didalam usus, mengalami penyerapan ekstensif saat mencapai ileum. Lebih dari 95% garam empedu mengalami resirkulasi, yaitu beredar melalui sirkulasi enterohepatik ke hati. Hati mensekresikan garam empedu kedalam empedu untuk disimpan dalam kandung empedu dan dialirkan kedalam lumen usus pada daur pencernaan berikutnya (David, 1981). 2.3.2 Enzim Pencernaan Lemak Enzim lipase pankreas adalah merupakan enzim utama yang mencerna lemak makanan (triasilgliserol) yang dihasilkan oleh pankreas. Lipase pankreas disekresi bersama dengan protein lain yaitu kolipase. Peran kopilase adalah mengikat lemak makanan dan meningkatkan kerja lipase, sehingga enzim ini menjadi lebih aktif. Pankreas juga mensekresikan bikarbonat, yang menetralkan asam yang masuk ke dalam usus bersama dengan makanan setelah tercerna dari lambung.pankreas juga menghasilkan esterase yang memutus asam lemak dari berbagai senyawa (misalnya ester kolesterol) dan fosfolipase yang mencerna fosfolipid menjadi komponen-komponennya. Lipase pankreas menghidrolisis asam lemak pada atom C1 dan C3 dari gliserol pada triasilgliserol yang menghasilkan dua asam lemak bebas dan monoasilgliserol. Asam lemak dan monoasilgliserol yang dihasilkan oleh proses pencernaan dikemas ke dalam misel, yaitu suatu butiran halus yang mengalami emulsifikasi oleh garam empedu. Lemak makanan lainnya misalnya kolesterol dan vitamin larut lemak juga dikemas dalam misel ini. Misel kemudian berpindah menembus lapisan air ke mikrovili pada permukaan sel epitel usus selanjutnya asam lemak, monoasilgliserol dan lemak makanan lainnya diabsorpsi oleh sel mukosa melalui difusi pasif dan mencapai sel epitel usus (Retno dan Ari,2006). Usus-usus halus lemak-lemak yang teremulsi tadi dengan bantuan enzim intestinal lipase dan pankreatik lipase akan diubah ke dalam tiga struktur yang lebih sederhana, lebih jelasnya sebagai berikut: • dipecah menjadi asam lemak dan gliserol 40%-50% • dipecah menjadi monogliserilda 40%-50% • dipecah menjadi digliserilda, trigliserilda ( sekitar10%-20% ) yang teremulsi oleh bantuan garam empedu dan lalu diabsorpsi. Pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase dan lipase dikeluarkan kesaluran gastrointestinal sebagai zomogen yang tidak aktif (Masetyo, 1996). 2.4 Deskripsi Glikolisis Glikolisis merupakan rangkaian reaksi yang mengkonversi glukosa menjadi piruvat. Pada organisme aerob, glikolisis adalah pendahuluan daur asam sitrat dan rantai transport electron, saat sebagian besar energi bebas glukosa dihasilkan. Sepuluh reaksi glikolisis terjadi didalam sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat melalui reaksi fosforilasi, isomerasi, dan fosforilasi kedua. Dua molekul ATP dipakai per molekul glukosa pada reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua, fruktosa 1,6 difosfat dipecah oleh aldolase membentuk dihrosiaseton fosfat dan gliserildehida 3-fosfat, yang dengan mudah mengalami interkonvensi. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian mengalami oksidasi dan fofforilasi membentuk 1-3-bisfosfogliserat, suatu asetil fosfat dengan potensi transfer fosforil yang tinggi. 3-fosfogliserat kemudian terbentuk dan ATP dihasilkan. Pada tahap akhir glikolisis, fosfoenolpiruvat, zat antara kedua dengan potensi transfer yang tinggi, dibentuk melalui pergeseran fosforil dan dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu fosfienolpiruvat dikonnversi menjadi piruvat. Tedapat keuntungan bersih dua molekul ATP pada pembentukan dua molekul piruvat dari satu molekul glukosa (Retno dan Ari, 2006). Glikolisis merupakan pengubahan glukosa menjadi dua molekul laktat bertalian dengan perubahan kimia dari struktur yang terjadi dalam suatu proses yang bertahap banyak. Sebagian dari perubahan energi bebas total dari D-glukosa menjadi L-laktat tersimpan oleh bergabungnya beberapa tahapan eksergonik dalam rangkaian ini dengan fosfrilasi ADP. Seperti yang diartikan oleh energetika maka glikolisa bukanlah suatu proses yang luar biasa efisien hanya sepertiga dari energi keseluruhan yang tersedia disimpan sebagai ATP. Selain itu kalau dibandingkan sedikit dari energi yang tersedia dalam molekul glukosa dimanfaatkan. Katablisme oksidatif dari glukosa dimulai dengan glikolisa membuat penggunaan glukosa sebagai molekul bahan bakar jauh lebih efisien. Ada dua macam cara peragian glukosa yaitu peragian homolaktat atau glikolisis dan peragian alkoholat. Hasil dari peragian alkoholik menghasilkan etanol dan CO2. Metabolisme pembangkit energinya lebih sederhana maka anaerob yang murni tidak mampu memebuat permintaa metabolik dari organisme yang lebih maju sehingga jauh lebih primitif dari pada aerob dan anaerob fakultatif (David, 1981). BAB III METODELOGI Praktikum Biokimia ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 April 2011 pada pukul 16.00-18.00 WIB di Laboratorium Biokimia Nutrisi, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. 3.1 Materi Alat yang digunakan antara lain : tabung reaksi, tabung leher angsa, rak tabung reaksi, Enlenmeyer, gelas ukur, pipet bola, pipet ukur, water bath, corong, pengaduk, cutter, palet dan kertas saring serta Alat tulis dan buku tulis. Bahan-bahan yang digunakan yaitu Amilum, Alumunium foil, NaCl, NaCl kumur, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, EP, EP panas, PTR, air, HCl 0,45 %, pepsin, pepsin panas, HCl 0,45%, PP, Na¬2CO3 lemak, susu, empedu, glukosa, ragi dan ragi panas serta lugol. 3.2 Metode 3.2.1 Pencernaan Karbohidrat 3.2.1.1 Pencernaan Karbohidrat oleh enzim ptialin Menyiapkan alat dan bahan pada praktikum pencernaan karbohidrat pada enzim ptialin, seperti tabung reaksi, pipet bola, pipet ukur,gelas ukur, enlenmeyer, 5 ml amilum, 1 ml NaCl dan 1 ml NaCl kumur. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung pertama dimasukkannya amilum kedalam tabung reaksi 5 ml, tabung kedua 5 ml amilum + 1 ml NaCl,dan tabung ketiga dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml NaCl kumur. 3.2.1.2 Pencernaan Karbohidrat oleh Asam Menyiapkan Alat dan Bahan seperti tabung reaksi yang sudah diberi nomor, pipet bola, pipet ukur, gelas ukur, enlenmeyer, 5 ml amilum, 1 ml HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung ke empat dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml HCl 0,1 N dan Tabung ke lima dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml NaOH N. 3.2.1.3 Pencernaan Karbohidrat oleh Ekstrak Pankreas (EP) Menyiapkan Alat dan Bahan seperti tabung reaksi yang sudah diberi nomor, pipet ukur, pipet bola, gelas ukur, enlenmeyer, 5 ml amilum, 1 ml EP, 1 ml HCl 0,1 N, dan 1 ml NaOH 0,1 N. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung ke enam dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml EP + 1 ml HCl 0,1 N dan tabung ke tujuh dimasukkannya 5 ml amilum + 1 ml EP + 1 ml NaOH 0,1 N. Masing- masing tabung pertama sampai tabung ke tujuh yang sudah dimasukkan bahan-bahan tersebut lalu di gojog sampai merata bahannnya, lalu ke tujuh tabung tersebut dimasukkan ke dalam water bath dengan inkubasi 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit, pada inkubasi selama 15 menit, ketujuh tabung tersebut diangkat lalu diambil masing- masing tabung dengan menggunakan pipet tetes, setelah di ambil dengan pipet tetes letakkan 5 tetes dari masing- masing ketujuh tabung tersebut ke palet serta diteteskan lugol ke dalam palet yang sudah diberi nomor tersebut, setelah dicampur dengan lugol, lalu aduk menggunakan pengaduk yang tersedia. Amati dan lihat perubahan apa yang terjadi. Dan selanjutnya untuk masa inkubasi selama 30 menit, 45 menit dan 60 menit, sama halnya dengan prosedur inkubasi selama 15 menit tersebut. 3.2.2 Pencernaan Protein 3.2.2.1 Pencernaan Protein oleh Pepsin Menyiapkan alat dan bahan praktikum pada pencernaan protein oleh pepsin seperti tabung reaksi yang sudah diberi huruf, pipet bola, cutter, pengaduk, tabung reaksi dan water bath, PTR, 2 ml pepsin, 2 ml pepsin panas, 1 ml air, dan 1 ml HCl 0,45%. Setelah disiapkan alat dan bahan, tabung yang diberi tanda D dimasukannya bahan seperti PTR + 2 ml pepsin + 1 ml air, tabung yang diberi tanda E dimasukannya bahan seperti PTR + 2 ml pepsin + 1 ml HCl 0,45 % dan tabung yang diberi tanda F dimasukkannya bahan seperti PTR + 2 ml pepsin panas + 1 ml HCl 0,45 %. 3.2.2.2 Pencernaan Protein oleh Ekstrak Pankreas (EP) Menyiapkan alat dan bahan praktikum pada pencernaan protein ekstrak pankreas (EP) seperti tabung reaksi yang sudah diberi huruf, piet bola, cutter, pengaduk, tabung reaksi, dan water bath, PTR + 2 ml EP + 1 ml air, PTR + 2 ml EP panas + 1 ml HCl 0,1 N, PTR + 2 ml EP + 1 ml NaOH 0,1 N. Masing-masing tabung tersebut yang setelah diberi bahan-bahan, lalu di gojog hingga tercampur dengan baik, setelah tercampur tabung reaksi lalu dimasukkan ke dalam water bath dengan inkubasi 30 menit. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi. 3.2.3 Pencernaan Lemak 3.2.3.1. Pencernaan Lemak Oleh Ekstrak Pankreas (EP) Menyiapkan alat dan bahan seperti tabung reaksi yang sudah diberi tanda 30a 30b dan 30c, pipet bola, rak tabung, water bath dan bahan seperti susu 2 ml, 1 ml air, 1 ml EP, 4 tetes PP, 1 tetes empedu dan larutan Na2CO3. Masing-masing tabung diberi 2 ml susu putih. Masukkan 1 ml air dan 4 tetes PP pada tabung 30a lalu menggojog tabung. Masukkan 1ml EP dan 4 tetes PP pada tabung 30b lalu menggojog tabung. Masukkan 1ml EP, 4 tetes PP dan 1 tetes empedu pada tabung 30c lalu menggojog tabung. Setelah itu, menetesi tiap tabung 30a, 30b dan 30c dengan larutan Na2CO3 sampai larutan berwarna merah muda lalu tabung reaksi dimasukkan kedalam water bath dengan inkubasi 30 menit lalu amati perubahan yang terjadi. 3.2.4 Glikolisis oleh Ragi Menyiapkan alat dan bahan seperti tabung leher angsa yang sudah diberi nomor, 10 ml glukosa, 10 ml ragi, 10 ml ragi panas, dan 10 ml air. Setelah itu masukkan 10 ml glukosa + 10 ml ragi pada tabung pertama, lalu digojog sampai tercampur. Pada tabung kedua memasukkan 10 ml air + 10 ml ragi lalu digojog sampai tercampur, dan pada tabung ketiga memasukkan 10 ml glukosa + 10 ml ragi panas lalu digojog sampai tercampur. Setelah itu masing- masing menutup mulut tabung leher angsa yang sudah diberi nomor dengan alumunium foil, lalu didiamkan selama 45 menit dan diamati perubahan yang terjadi. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karbohidrat 4.1.1 Pencernaan Amilum oleh Saliva Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaan amilum oleh saliva dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil pengamatan Pencernaan amilum oleh saliva Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 15 30 45 60 1 biru biru biru Biru (-) 2 biru biru biru Biru (-) 3 kuning kuning kuning kuning (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Pada tabung pertama tidak mengalami pencernaan karena tidak terdapat saliva sehingga tidaka ada enzim yang memecah amilum. Pada tabung kedua hasilnya negatif karena tidak mengalami pencernaan ini disebabkan karena penambahan larutan NaCl dan tidak terdapat saliva sehingga tidak ada enzim yang memecah amilum. Pada tabung ketiga hasilnya positif, ini menunjukkan terjadinya proses pencernaan karena adanya enzim ptialin pada saliva yang membantu proses pencernaan amilum dalam saliva pada enzim ptialin adalah suatu enzim amilase yang berfungsim untuk memecah molekul amilum menjadi maltose. Hal ini sesuai dengan pendapat Masetyo (1995) yang menyatakan bahwa pencernaan pati atau amilum dengan bantuan air ludah (saliva) yang terkandung enzim tadi (amylase-ptialin) akan diubah menjadi dekstrin. 4.1.2 Pencernaan Amilum oleh Asam Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaa amilum oleh asam dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil pengamatan Pencernaan amilum oleh Asam Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 15 30 45 60 4 biru biru biru biru (-) 5 biru biru biru biru (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung keempat negatif, tidak terjadi pencernaan disebabkan karena penambahan larutan HCl yang bersifat asam sehingga tidak dapat mencerna larutan amilum. Tabung kelima negatif, tidak terjadi pencernaan karena penambahan NaOH yang bersifat basa dan tidak ada enzim yang digunakan untuk memecah amilum sehingga tidak dapat mencerna amilum. Hal ini sesuai dengan pendapat Masetyo (1995) yang menyatakan bahwa Asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, akan mengubah pati menjadi disakarida sebelum bereaksi asam. 4.1.3 Pencernaan Amilum oleh Ekstrak Pankreas Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaan amilum oleh ekstrak pankreas dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3. Hasil pengamatan Pencernaan amilum oleh Ekstrak Pankreas Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 15 30 45 60 6 ungu ungu ungu ungu (-) 7 bening bening bening bening (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung keenam negatif, tidak terjadi pencernaan terlihat dari perubahan warna yang disebabkan oleh cairan pankreas mempunyai pH antara 7,5-8,2 HCl bersifat asam tidak mendukung kerja ekstra paankreas sehingga amilum tidak dapat dicerna. Tabung ketujuh positif, terjadi proses pencernaan karena ada cairan ekstrak pankreas yang mempunyai pH 7,5-8,2, NaOH. Suasana basa mendukung kerja Ekstrak Pankreas sehingga amilum dapat dicerna. Hal ini sesuai dengan pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa enzim amilase yang digunakan untuk mencerna karbohidrat dihasilkan oleh pankreas dalam keadaan basa. 4.2 Protein 4.2.1 Pencernaan Protein oleh Pepsin Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pencernaan protein oleh pepsin dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4. Hasil pengamatan Pencernaan Protein oleh Pepsin Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 30 D Tidak Larut (-) E Larut (+) F Tidak Larut (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung D hasil percobaan negatif karena pepsin hanya bekerja pada suasana asam, berhubung air netral jadi hasilnya negatif. Tabung E hasil percobaan posistif karena pepsin bekerja pada asam kuat (HCl 0,45%). Tabung F negatif karena pepsin panas telah terdenaturasi (rusak). Hal ini sesuai dengan pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa sel parietal mensekresikan HCl. Asam klorida lambung mengubah konfirmasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan pemutusan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. 4.2.2 Pencernaan Protein oleh Ekstrak Pankreas Berdasarkan hasil praktikum pencernaan protein oleh ekstrak pankreas dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5. Hasil pengamatan Pencernaan Protein oleh Enzim Pankreas Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 30 G Tidak Larut (-) H Tidak Larut (-) I Larut (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung G hasil percobaan negatif karena tidak bekerja pada suasana asam (air/netral). Tabung H hasil negatif karena ekstrak pankreas panas telah terdenaturasi (rusak) walaupun ada asam kuat (HCl 0,1). Tabung I hasil positif karena ada substrat dan enzim pankreas selain itu ada suasana basa yang sesuai dimana enzim bisa bekerja. Hal ini sesuai dengta pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa pankreas mengeluarkan cairan (sekret) yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai protease dalam bentuk proenzim yang tidak aktif. 4.3 Lemak 4.3.1 Pencernaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas Berdasarkan hasil praktikum pencernaan lemak oleh ekstrak penkreas dapat duperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hasil pengamatan Pencernaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 30 A Merah Muda (-) B Putih (-) C Hijau Muda (+) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung A Larutan berwarna merah muda karena hanya terdapat substrat, yaitu susu tidak terdapat enzim dalam keadaan tidak basa menyebabkan larutan tidak berwarna hijau muda. Tabung B larutan berwarna putih, larutan tidak berwarna hijau muda karena larutan tidak dalam keadaan basa walaupun sudah terdapat substrat dan enzim (lipase). Tabung C larutan berwarna hijau muda, larutan berwarna hijau muda karena terdapat substrat (susu) enzim dan pada keadaan basa. Hal ini sesuai dengan pendapat Retno dan Ari (2006) yang menyatakan bahwa Lipase pankreas diskresi bersama dengan protein lain yaitu kolipae, peran kolipase adalah mengikat lemak makanan dan meningkatkan pH isi lumen usus menjadi sekitar 6 yang optimal bagi kerja semua enzim pencernaan dalam usus. 4.4 Glikolisis Berdasarkan hasil praktikum Glikolisis oleh Sel Ragi dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 7. Hasil pengamatan Glikolisis oleh Ekstrak Sel Ragi Tabung Waktu (menit) Ket (+/-) 45 1 Ada gelembung (+) 2 Tidak ada (-) 3 Tidak ada (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2011 Tabung pertama reaksinya positif karena terdapat substrat (glukosa) dan ada enzim yang bekerja dan menghasilkan alkohol dan CO2. Tabung kedua reaksinya negatif karena proses disini tak ada substrat tapi ada enzim sehingga tidak ada proses metabolisme dan tidak ada proses glikolisis. Tabung ketiga reaksinya negatif karena ragi yang berfungsi menjadi enzim sudah mati. Hal ini sesuai dengan pendapat David (1981) yang menyatakan bahwa hasil peragian menghasilkan etanol atau alkohol dan CO2. BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil praktikum dapat diambil kesimpulan bahwa hidrolisis pencernaan amilum selain dilaksanakan oleh enzim amilase juga dapat dilakakukan oleh asam. Hidrolisis dengan amilum dilakukan dalam pankreas dengan bantuan enzim pankreas dengan suhu stabil dan didukung dengan suasana sedikit basa. Pencernaan protein, asam klorida mengubah konfirmasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan pemutusan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. Enzim pankreas mengeluarkan cairan (sekret) yang bersifat basa untuk mencerna protein. Lipase pankreas diskresi bersama dengan protein lain yaitu kolipae, peran kolipase adalah mengikat lemak makanan dan meningkatkan pH pada keadaan basa. Hasil peragian atau glikolisis menghasilkan etanol atau alkohol dan CO2. 5.2 Saran Berdasarkan saat pelaksanaan praktikum disarankan untuk praktikan agar lebih teliti dan berhati-hati. Penggunaan alat-alat yang tepat dan teliti serta melakukan pengamatan yang teliti. DAFTAR PUSTAKA Iswari, Retno Sri. 2006. Biokimia. Graha Ilmu. Yogyakarta. Keraten, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia, Jakarta. Kuchel, Phillip. 2002. Schau’’s Easy Outlines: Biokimia Edisi 2. Erlangga. Jakarta. Martoharsono, Soeharsono. 1994. Biokimia Jilid I. Gajah Mada Univercity Press, Yogyakarta. Masetyo, H. 1995. Ilmu Gizi. Rineka Cipta, Jakarta. Page, David. 1981. Prinsip-prinsip Biokimia. Erlangga. Jakarta. Sumardjo, D. 1997. Kimia Kedokteran Bagian 3 Senyawa - senyawa Organik. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Yazid, Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa. Andi. Yogyakarta. LAMPIRAN Nama Alat Fungsi 1. Tabung reaksi Sebagai tempat medium untuk tumbuhnya mikroorganisme. 2. Gelas ukur Sebagai alat untuk mengukur volume zat cair. 3. Tabung elemeyer Sebagai tempat untuk membuat medium. 4. Pipet hisap Sebagai alat untuk memberikan atau meneteskan larutan. 5. Pisau Sebagai alat pemotong kentang.
Subscribe to:
Posts (Atom)