Thursday, 24 November 2011

pakan ruminansia


Sandi Suroyoco Sinambela   :           23010110110031
1.                  Rumput
1.1.     Rumput pangola (Digitaria Decumbes)
Rumput pangola di berikan pada ternak biasanya pada umur15-28 hari dalam keadaan segar,57-70 hari, dan ada yang sudah dewasa yakni yang diberikan adalah bagian aerial pada rumput tersebut. Kandungan nutrisi dari rumput pangola adalah BK adalah 18%, abu 11.5% LK 3.3% SK 31.9%, BETN 42.3 %. PK 11.0% Ca 0.33% P 0.17%.
1.2.      Alang Alang (Imperata Silindrika)
Daerah Indonesia memang hampir semuanya terdapat tumbuhan lalang ini. Bagi pertanian tumbuhan lalang ini merupakan gulma bagi tanaman pertanian lainnya. Tanaman alang alang sangat cepat tumbuh dan berkembang disamping daya adaptasinya tinggi alang alang mampu bertahan dari cekaman iklim yang kurang baik. Komposisi kandungan nutrient alang alang adalah BK adalah 23%, abu 8.3% LK 2.2% SK 35.7%,   PK 2.8%.    BETN 41.7%     TDN 13%   PK 12.2%  Ca 0.13% P 0.19%.

1.3.      Rumput Gajah   (Pennisetum purpureum)
“Hay” rumput gajah adalah tanaman hijauan pakan ternak yang terbuat dari rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang disimpan dalam bentuk kering udara dan kadar air 20%-30%. Kandungan yang terdapat dalam hay rumput gajah adalah BK= 16%, ME= 0,33%, PK= 1,8%, mineral= 2,5%, SK= 4,6%. Komposisi rumput gajah berbeda–beda menurut hari panennya. Rumput gajah yang dipanen pada 15–28 hari, komposisi nutrisinya adalah BK 16%; protein sebesar 11,4%; serat kasar 29,5%. Rumput gajah yang dipanen pada 43–56 hari, komposisi nutrisinya adalah BK 17,5%; protein 9,3%; SK 32% .
1.4.      Rumput Bintang Afrika (Cynodon Plectostachyus)
Pemberian rumput pakan ini pada ternak berupa daun, batang yag masih muda dan bagian aerialnya. Rumput bintang afrika memiliki nurtrien BK adalah 22%, abu 11.6% LK 2.7% SK 27.7%,  PK 15.6% Ca 0.13% P 0.31%.
1.5.      rumput BB (B. brizantha)
Rumput B. brizantha  mengandung 86% BK, 3.0% abu, 0.6% BETN 88.5% SK 5.9%, dan 2.0% PK. Ca -. P -. Bahan pakan tersebut baik sebagai pastura atau dapat diberikan langsung pada saat masih segar kepada ternak pada padang penggembalaan.

2.                  Legum
2.1.     Lamtoro (Leucaena leucocephala)
            Tepung daun lamtoro merupakan daun lamtoro yang dihaluskan. Tepung daun lamtoro mempunyai imbangan asam amino cukup baik dan kandungan karoten, vitamin serta mineral terutama kalsium yang cukup tinggi dengan kandungan protein kasar 24% dari bahan kering. Lamtoro mempunyai kandungan protein kasar 24%, kandungan lemak kasar 5.8%, serat kasar 14% dan 530 milligram β karoten aktif per kg BK 86% BETN 46.2% ABU 6.3% Ca 1.40% P0.21%. Daun lamtoro dapat di jadikan sebagai tepung daun lamtoro dapat digunakan sebagai campuran ransum lebih lanjut untuk menaikkan kualitas ransum. Segi produksi dan nilai gizi hijauan lamtoro cukup potensial, tetapi ada faktor penghambat penggunaannya sebagai pakan karena adanya racun mimosine yang merupakan senyawa asam amino dengan gugus alkaloid. Mimosine terdapat dalam bagian tangkai daun, lembar daun dan biji sekitar 3-5 % dari bahan kering.
2.2.      Gamal (Glyricidae sepium)
Gamal adalah tanaman yang berasal dari Amerika Latin. Daun gamal dapat digunakan sebagai pakan ternak, tanaman peneduh dan pembasmi alang-alang. Gamal merupakan tumbuh-tumbuhan yang berukuran sedang atau berbentuk pohon kecil, batangnya bercabang-cabang, pada cabang tumbuh ranting dan daun. Tinggi pohon gamal dapat mencapai 25 m dan dapat dikembangbiakan dengan stek dan biji selanjutnya dijelaskan bahwa ternak kambing dan domba umumnya menyukai gamal, tetapi selama musim kemarau hampir semua ternak herbivora memakannya. Daun gamal mempunyai kandungan 25% BK. BETN 48.6% abu, 8.4% ekstrak ater, 4.0% SK, 13.3% PK, 25.7% Ca 1.0%, dan mengandung racun komarin yang tinggi, saponin, dan asam fenoleat dalam jumlah kecil, dan diberikan pada sapi maksimal 40% dan domba 75%.
2.3.      Kacang Merpati (Cajanus Cajan )
            Kacang merpati tidak asing lagi bagi para peternak, tanaman jenis legume ini memiliki komposisi nutrient sebagai berikut BK adalah 19%, abu 7.9% LK 15.3% SK 27.9%, PK 21.6%           Ca1.15% P 0.22%. protein kacang ini cukup tinggi mencapai 21% dari berat keringnya.
2.4.      Jerami Kedelai (Glicine Max)
            Kedelai merupakan legume yang sangat tinggi kadar proteinnya. Kedelai memiliki dua potensi yang dapat di jadikan sumber pangan dan pakan, dari bijinya dan jerami sebagai bahan pakan ternak. Jerami kedelai memiliki kandungan nutrisi yaitu BK 86% Abu 9.3% PK 48.0% LK 5.7% SK 6.2%  Ca 1.4% P 0.3% K 0.89%.


2.5.      Kacang bulu (Glicine Weightii)
Nama kacang bulu di dunia peternakan masih jarang didengar, kacang bulu yang di jadikan sebagai pakan ternak adalah bagian aerial kacang tersebut. Komposisi nutrient dari kacang bulu   adalah  BK  29%  PK  15.1%   LK  5.8%  SK  16.1%  Abu 5.8% Ca 0.046% P 0.09%.      
3.                  Macam Hijauan lain
3.1.      Nangka (Artocarpus Heteropyllus)
Nangka  yang diberikan pada ternak adalah bagian aerial,dang kebanyakan penggunaan daun mendominasi untuk ternak. Komposisi nutrient yang terdapat pada nangka adalah BK adalah 16%, abu 25% LK 4.4% BETN 20% SK 38%, PK 12.52%.
3.2.      Sukun (Artocarpus Atilis)
Penggunaan sukun memang sangat jarang bagi peternak namun pemakaian daging buah, sisa dari buah, kulit buah dan pulp dapat kita temui di daerah daerah tertentu misalnya di Jawa Tengah. Komposisi nutrient sukun ialah BK adalah 31%, abu 6.5% LK 5.9% SK 17.9%, PK 16.9%. Ca 0.29%. P 0.42%.





4.                   Macam Biji-bijian
4.1.      Milet merah
Milet merah berbentuk halus dan butiran, diberikan pada pakan unggas seperti burung. Bagian biji nutrisi milet merah 12,40% air; 11,12% PK; 3,99% lemak kasar, 8,11% serat kasar; 61,18% karbohidrat dan abu 3,24%.
4.2.            Beras merah
Beras merah merupakan sumber karbohidrat yang pada umumnya lebih banyak digunakan untuk nahan makanan manusia sehingga jarang diberikan pada ternak. Susunan zat-zat makanan beras merah adalah: 9,8% air; 8,9% protein, 77,2% Bahan Ekstra Tanpa N; 1,0% serat kasar, 2,0% lemak dan 1,1% abu; kadar protein dapat dicerna adalah 6,8%.
4.                  Macam Sisa hasil penggilingan
4.1.      Dedak Halus
Dedak merupakan hasil samping penggilingan padi. Menurut jenisnya dedak padi dibedakan menjadi 4 macam yaitu dedak kasar, dedak halus, dedak lunteh dan bekatul. Dedak kasar terdiri dari pecahan kulit gabah yang masih bercampur sedikit kulit beras sehingga kadar serat kasarnya paling sedikit 25 %. Dedak halus terdiri dari pecahan kulit gabah tetapi lebih banyak tercampur kulit beras sehingga kadar serat kasarnya paling sedikit 20 %. Dedak lunteh terdiri dari sedikit pecahan kulit gabah dan cukup banyak campuran kulit beras sehingga serat kasarnya kurang dari 12 %. Bekatul terdiri dari campuran sedikit sekali pecahan kulit gabah dan banyak kulit beras sehinnga serat kasarnya kurang dari 6 %.
Dedak dapat digunakan hingga 30 % dari total formula ransum.  Penggunaan dedak halus sampai30 % dalam ransum tidak mengganggu pertumbuhan dan dapat mengurangi biaya produksi. Dedak halus dari dalam campuran ransum ayam berkisar antara 20-30 % dan kalau kualitasnya benar-benar baik maka dapat dipergunakan sampai 35 % atau lebih. Dedak padi dapat menggantikan jagung sebagai sumber energi dalam ransum sebanyak 50 % tanpa mengganggu penampilan serta kualitas karkas. Dedak kasar yang sungguh-sungguh kering mengandung rata-rata 10,6 % air; 4,1 % protein; 32,4 % BETN; 35,3 % serat kasar; 1,6 % lemak; 16 % abu, dengan kadar protein dapat dicerna 2,8 % dan martabat patinya 19 %.
4.2.      Bekatul
Bekatul terdiri dari campuran sedikit pecahan kulit gabah dan banyak kulit beras sehingga serat kasarnya kurang dari 6%. Bekatul sering dipakai untuk komposisi pakan ternak unggas. Bekatul disebut bahan baku sumber energi, tetapi serat kasarnya relatif tinggi, maka dalam praktek penggunaanya berkisar 10–30%. Bekatul mengandung 15% air, 14,5% PK, 48,7% bahan ekstrak tanpa N, 7,4% SK, 7,4% LK, dan 7,0% abu.

5.                  Macam Pakan sisa industri
5.1.      Limbah pengalengan nanas. (Ananas Comocus)
Pengolahan buah nenas menjadi sari (jus) nenas menghasilkan produk limbah berupa kulit buah dan serat perasan daging buah. Volume limbah tersebut dapat mencapai 85% dari bobot buah segar. Pemanfaatannya sebagai pakan ternak ruminansia akan memberi nilai tambah dan sekaligusdapat mendorong berkembangnyan usaha produksi ternak secara komersial dalam mendukung produksi daging nasional.
Nutrisi Komposisi Bahan Kering 54,2%. Bahan organik 91,9%. Abu 8,1%. Protein Kasar 3,6%. NDF 57,3%. ADF 31,1%. Energi Kasar 4481 Kkal/kgBK. Energi Cerna 2120 Kkal/kg BK Kulit buah dan serat perasan daging buah nenas merupakan sumber enersi yang potensial untuk ternak ruminansia. Kandungan serat (NDF) yang relatif tinggi memungkinkan bahan tersebut digunakan untuk menggantikan rumput sebagai pakan dasar. Limbah nenas berupa campuran serat perasan daging buah dan kulit buah sebagai produk sisa pengolahan buah segar menjadi jus nenas
5.2.      pollard
Pollard merupakan limbah dari pengolahan gandum. Kandungan nutrisinya cukup baik. Komposisi pollard berat kering 87,32%; protein kasar 13,66%; abu 3,51%; serat kasar 6,22%; lemak 4,06%; BETN 59,85; kalsium (Ca) 0,08%; fosfor 0,63%; energi 4032 kkal/g. Pollard merupakan salah satu bahan pakan dengan kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu sekitar 13,66%. Sifat fisik dan kimia dari pollard setara dengan sifat fisik dan sifat kimia dedak padi. Pollard dapat menggantikan posisi dan fungsi dedak padi (seluruh atau sebagian). Pemakaian maksimum pollard dalam pakan ayam atau ikan bisa mencapai 20%.








DAFTAR PUSTAKA

Hartadi, H. S. Reksohadiprodjo, dan A. Tillman. 1986. Tabel Komposisi Pakan  untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

No comments: