Tuesday, 22 November 2011

Kajian Nutrien Dalam Mendukung Proses Reproduksi Pada Ternak 
    Setiap makluk hidup memerlukan nutrient, nutrient akan di dapatkan dari sumber makanan. Untuk mendukung proses reproduksi pada ternak maka perlu mengoptimalkan nutrisi sehingga dapat menunjang fertilitas atau kesuburan ternak. Nutrient yang dicerna akan di absorbsi oleh tubuh dan di gunakan untuk membangun sel, menghasilkan kalor, dan mempertahankan kondisi tubuh. Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka perlunya kita mengetahui nutrient yang terkandung di dalam pakan. Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan pada ternak sebagai pakan, baiak berupa bahn organik (karbohidrat, lipida, dan protein) maupun an organik (mineral), baik sebagian maupun keseluruhan yang dapat dicerna dan tidak menggangu kesehatan ternak. Pakan adalah bahan yang dimakan daan dicernaa oleh seekor hewan yang mampu menyajiakn hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, penggemukan, reproduksi serta laktasi atau produksi susu. Kebutuhan nutrient pada ternak dan manusia pada umumnya adalah sama hanya saja sumber nutriennya yang berbeda di karenakan system pencernaan yang berbeda. 
 Nutrient adalah hara atau unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau fisiologi organisme. Nutrien biasanya dikategorikan menjadi nutrien yang menyediakan energi dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel. Suatu nutrien disebut esensial bagi organisme jika zat tersebut tidak dapat disintesis oleh organisme dan harus dipenuhi dari sumber makanan. Kebutuhan ternak dalam penggemukan dengan reproduksi berbeda karena pada suatu nutrient akan sangat dibutuhkan dalam jumlah besar, contohnya kebutuhan calcium pada ternak yang sedang bunting harus di cukupi. Seekor ternak yang kekurangan mineral kalsium tersebut maka dia akan membongkar sendiri kalsium yang berasal dari tulangnya sendiri dan apabila di biarkan secara terus menerus maka akan menjadi penyakit bagi ternak tersebut. Nutrisi adalah faktor utama yang berperan dalam pematangan seksual, sehingga dapat mempengaruhi reproduksi hewan di alam ataupun dalam lingkup budidaya. Di alam, nutrisi yang tersedia bervariasi dan tergantung pada tingkat tropik. Kondisi ini secara alami merupakan salah satu faktor eksternal penting bagi siklus reproduksi. Dalam budidaya, lingkungan fisik dan nutrisi induk dapat dimanipulasi untuk mempercepat pematangan gonad dan proses pembentukan gamet (gametogenesis). Keberhasilan pengkondisian induk tergantung pada penyediaan kondisi di hatchery yang mendekati kondisi di alam selama siklus reproduksi alami, yaitu dengan cara manipulasi air laut dan penyediaan makanan yang memadai. Perbedaan jenis memperlihatkan komposisi biokimia yang beragam pada tingkat perkembangan yang berbeda tergantung pada proses dan tuntutan energi dari telur. Selain konsekuensi perbedaan jenis, kualitas nutrisi induk betina berpengaruh langsung pada perkembangan embrio dan larva untuk melewati tahapan ketergantungan pada cadangan energy endogen Nutrisi menunjukkan nutrien dasar (komponen biokimia) yang diperlukan untuk mendukung semua sistem metabolik untuk menjalankan fungsinya masing-masing. Nutrien diantaranya protein, rasio RNA-DNA, asam-asam amino, lemak dan asam lemak berperan dalam keberhasilan perkembangan embrio. Nutrisi terkandung dalam berbagai jenis bahan pakan misalnya lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. Lemak dalam reproduksi peran sangatlah penting, meskipun terkadang manusia mengidentikkan lemak dengan kolestrol yakni sebagai pembentukan hormone reproduksi. Lemak meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida,digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa. Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator inhibitor-1, retinol binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis factor-alpha (TNFα),visfatin, dan hormon metabolik seperti adiponektin dan hormon adipokinetik. Protein sebagai penyusun tubuh secara keseluruhan. Protein sangat penting dalam reproduksi, ini menyangkut dengan penurunan sifat pada ternak tersebut. Apalagi jika kita melihat hipertropi dan hyperplasia pada ternak maka akan tidak boleh kita abaikan tentang kebutuhan nutrient protein pada ternak. Karbohidrat sebagai sumber energy dalam tubuh dalam bentuk glukosa. Mineral sebagai penyusun tubuh misalnya sebagai tulang. Mineral didalam tubuh haruslah tetap terjaga terutama saat ternak bereproduksi, kita ketahui bahwa ternak akan membutuhkan banyak kalsium saat ternak tersebut dalam keadaan bunting. Apabila mineral eksternal (asupan dari makanan) ternak tidak terpenuhi maka ternak tersebut akan membongkar mineral yang terdapat didalam tubuhnya sendiri misalnya dari tulang. Jika keadaan kekurangan mineral pada ternak terjadi berangsur-angsur maka akan terjadi penyakit keropos tulang pada ternak tersebut, penyakit keropos tulang pada ternak terjadi biasaya saat proses reproduksi misalnya saat partus. Terimakasih!!

No comments: