Sandi Suroyoco
Sinambela : 23010110110031
1.
Rumput
1.1. Rumput
pangola (Digitaria Decumbes)
Rumput pangola di berikan pada ternak
biasanya pada umur15-28 hari dalam keadaan segar,57-70 hari, dan ada yang sudah
dewasa yakni yang diberikan adalah bagian aerial pada rumput tersebut.
Kandungan nutrisi dari rumput pangola adalah BK adalah 18%, abu 11.5% LK 3.3%
SK 31.9%, BETN 42.3 %. PK 11.0% Ca 0.33% P 0.17%.
1.2. Alang Alang (Imperata Silindrika)
Daerah Indonesia memang hampir semuanya
terdapat tumbuhan lalang ini. Bagi pertanian tumbuhan lalang ini merupakan
gulma bagi tanaman pertanian lainnya. Tanaman alang alang sangat cepat tumbuh
dan berkembang disamping daya adaptasinya tinggi alang alang mampu bertahan
dari cekaman iklim yang kurang baik. Komposisi kandungan nutrient alang alang
adalah BK adalah 23%, abu 8.3% LK 2.2% SK 35.7%, PK 2.8%. BETN 41.7% TDN 13%
PK 12.2% Ca 0.13% P 0.19%.
1.3. Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum)
“Hay” rumput gajah adalah tanaman hijauan pakan ternak
yang terbuat dari rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang disimpan
dalam bentuk kering udara dan kadar air 20%-30%. Kandungan yang terdapat dalam
hay rumput gajah adalah BK= 16%, ME= 0,33%, PK= 1,8%, mineral= 2,5%, SK= 4,6%.
Komposisi rumput gajah berbeda–beda menurut hari panennya. Rumput gajah yang
dipanen pada 15–28 hari, komposisi nutrisinya adalah BK 16%; protein sebesar 11,4%; serat kasar 29,5%. Rumput gajah
yang dipanen pada 43–56 hari, komposisi nutrisinya adalah BK 17,5%; protein
9,3%; SK 32% .
1.4. Rumput Bintang Afrika (Cynodon
Plectostachyus)
Pemberian rumput pakan ini pada ternak berupa
daun, batang yag masih muda dan bagian aerialnya. Rumput bintang afrika
memiliki nurtrien BK adalah 22%, abu 11.6% LK 2.7% SK 27.7%, PK 15.6% Ca 0.13% P 0.31%.
1.5. rumput BB (B. brizantha)
Rumput B. brizantha mengandung 86%
BK, 3.0% abu, 0.6% BETN 88.5% SK 5.9%, dan 2.0% PK. Ca -. P -. Bahan pakan tersebut baik sebagai pastura atau dapat
diberikan langsung pada saat masih segar kepada ternak pada padang
penggembalaan.
2.
Legum
2.1. Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Tepung daun lamtoro merupakan daun lamtoro yang dihaluskan. Tepung daun
lamtoro mempunyai imbangan asam amino cukup baik dan kandungan karoten, vitamin
serta mineral terutama kalsium yang cukup tinggi dengan kandungan protein kasar
24% dari bahan kering. Lamtoro
mempunyai kandungan protein kasar 24%, kandungan lemak kasar 5.8%, serat kasar 14% dan 530 milligram β
karoten aktif per kg BK 86% BETN 46.2% ABU 6.3% Ca 1.40% P0.21%. Daun lamtoro dapat di jadikan
sebagai tepung daun lamtoro dapat
digunakan sebagai campuran ransum lebih lanjut untuk menaikkan kualitas ransum.
Segi produksi dan nilai gizi hijauan lamtoro cukup potensial, tetapi ada faktor
penghambat penggunaannya sebagai pakan karena adanya racun mimosine yang
merupakan senyawa asam amino dengan gugus alkaloid. Mimosine terdapat dalam
bagian tangkai daun, lembar daun dan biji sekitar 3-5 % dari bahan kering.
2.2. Gamal (Glyricidae sepium)
Gamal
adalah tanaman yang berasal dari Amerika Latin. Daun gamal dapat digunakan
sebagai pakan ternak, tanaman peneduh dan pembasmi alang-alang. Gamal merupakan
tumbuh-tumbuhan yang berukuran sedang atau berbentuk pohon kecil, batangnya
bercabang-cabang, pada cabang tumbuh ranting dan daun. Tinggi pohon gamal dapat
mencapai 25 m dan dapat dikembangbiakan dengan stek dan biji selanjutnya
dijelaskan bahwa ternak kambing dan domba umumnya menyukai gamal, tetapi selama
musim kemarau hampir semua ternak herbivora memakannya. Daun
gamal mempunyai kandungan 25% BK. BETN 48.6% abu, 8.4% ekstrak ater, 4.0% SK,
13.3% PK, 25.7% Ca 1.0%, dan mengandung racun komarin yang tinggi, saponin, dan
asam fenoleat dalam jumlah kecil, dan diberikan pada sapi maksimal 40% dan domba
75%.
2.3. Kacang
Merpati (Cajanus Cajan )
Kacang merpati tidak asing lagi bagi
para peternak, tanaman jenis legume ini memiliki komposisi nutrient sebagai
berikut BK adalah 19%, abu 7.9% LK
15.3% SK 27.9%, PK 21.6% Ca1.15%
P 0.22%. protein kacang ini cukup tinggi mencapai 21% dari berat keringnya.
2.4. Jerami
Kedelai (Glicine Max)
Kedelai merupakan legume yang sangat tinggi kadar
proteinnya. Kedelai memiliki dua potensi yang dapat di jadikan sumber
pangan dan pakan, dari bijinya dan jerami sebagai bahan pakan ternak. Jerami
kedelai memiliki kandungan nutrisi yaitu BK 86% Abu 9.3% PK 48.0% LK 5.7% SK
6.2% Ca 1.4% P 0.3% K 0.89%.
2.5. Kacang
bulu (Glicine Weightii)
Nama kacang
bulu di dunia peternakan masih jarang didengar, kacang bulu yang di jadikan
sebagai pakan ternak adalah bagian aerial kacang tersebut. Komposisi nutrient
dari kacang bulu adalah BK
29% PK 15.1%
LK 5.8% SK
16.1% Abu 5.8% Ca 0.046% P 0.09%.
3.
Macam Hijauan lain
3.1. Nangka
(Artocarpus Heteropyllus)
Nangka yang diberikan pada ternak adalah bagian
aerial,dang kebanyakan penggunaan daun mendominasi untuk ternak. Komposisi
nutrient yang terdapat pada nangka adalah BK adalah 16%, abu 25% LK 4.4% BETN
20% SK 38%, PK 12.52%.
3.2. Sukun (Artocarpus
Atilis)
Penggunaan sukun
memang sangat jarang bagi peternak namun pemakaian daging buah, sisa dari buah,
kulit buah dan pulp dapat kita temui di daerah daerah tertentu misalnya di Jawa
Tengah. Komposisi nutrient sukun ialah BK adalah 31%, abu 6.5% LK 5.9% SK 17.9%,
PK 16.9%. Ca 0.29%. P 0.42%.
4.
Macam Biji-bijian
4.1. Milet merah
Milet
merah berbentuk halus dan butiran, diberikan pada pakan
unggas seperti burung. Bagian biji
nutrisi milet merah 12,40% air; 11,12% PK; 3,99% lemak kasar, 8,11% serat
kasar; 61,18% karbohidrat dan abu 3,24%.
4.2.
Beras merah
Beras
merah merupakan sumber karbohidrat yang pada umumnya lebih banyak digunakan
untuk nahan makanan manusia sehingga jarang diberikan pada ternak. Susunan
zat-zat makanan beras merah adalah: 9,8% air; 8,9% protein, 77,2% Bahan Ekstra
Tanpa N; 1,0% serat kasar, 2,0% lemak dan 1,1% abu; kadar protein dapat dicerna
adalah 6,8%.
4.
Macam Sisa hasil penggilingan
4.1. Dedak Halus
Dedak merupakan hasil samping
penggilingan padi. Menurut jenisnya dedak padi dibedakan menjadi 4 macam yaitu
dedak kasar, dedak halus, dedak lunteh dan bekatul. Dedak kasar terdiri dari
pecahan kulit gabah yang masih bercampur sedikit kulit beras sehingga kadar
serat kasarnya paling sedikit 25 %. Dedak halus terdiri dari pecahan kulit
gabah tetapi lebih banyak tercampur kulit beras sehingga kadar serat kasarnya
paling sedikit 20 %. Dedak lunteh terdiri dari sedikit pecahan kulit gabah dan
cukup banyak campuran kulit beras sehingga serat kasarnya kurang dari 12 %. Bekatul
terdiri dari campuran sedikit sekali pecahan kulit gabah dan banyak kulit beras
sehinnga serat kasarnya kurang dari 6 %.
Dedak dapat digunakan hingga 30 % dari total
formula ransum. Penggunaan dedak halus
sampai30 % dalam ransum tidak mengganggu pertumbuhan dan dapat mengurangi biaya
produksi. Dedak halus dari dalam campuran ransum ayam berkisar antara 20-30 %
dan kalau kualitasnya benar-benar baik maka dapat dipergunakan sampai 35 % atau
lebih. Dedak padi dapat menggantikan jagung sebagai sumber energi dalam ransum
sebanyak 50 % tanpa mengganggu penampilan serta kualitas karkas. Dedak kasar
yang sungguh-sungguh kering mengandung rata-rata 10,6 % air; 4,1 % protein;
32,4 % BETN; 35,3 % serat kasar; 1,6 % lemak; 16 % abu, dengan kadar protein
dapat dicerna 2,8 % dan martabat patinya 19 %.
4.2. Bekatul
Bekatul terdiri dari
campuran sedikit pecahan kulit gabah dan banyak kulit beras sehingga serat
kasarnya kurang dari 6%. Bekatul sering dipakai untuk komposisi pakan ternak
unggas. Bekatul disebut bahan baku sumber energi, tetapi serat kasarnya relatif
tinggi, maka dalam praktek penggunaanya berkisar 10–30%. Bekatul mengandung 15%
air, 14,5% PK, 48,7% bahan ekstrak tanpa N, 7,4% SK, 7,4% LK, dan 7,0% abu.
5.
Macam Pakan sisa industri
5.1. Limbah pengalengan
nanas.
(Ananas Comocus)
Pengolahan
buah nenas menjadi sari (jus) nenas menghasilkan produk limbah berupa kulit
buah dan serat perasan daging buah. Volume limbah tersebut dapat mencapai 85%
dari bobot buah segar. Pemanfaatannya sebagai pakan ternak ruminansia akan
memberi nilai tambah dan sekaligusdapat mendorong berkembangnyan usaha produksi
ternak secara komersial dalam mendukung produksi daging nasional.
Nutrisi
Komposisi Bahan Kering 54,2%. Bahan organik 91,9%. Abu 8,1%. Protein Kasar
3,6%. NDF 57,3%. ADF 31,1%. Energi Kasar 4481 Kkal/kgBK. Energi Cerna 2120
Kkal/kg BK Kulit buah dan serat perasan daging buah nenas merupakan sumber enersi
yang potensial untuk ternak ruminansia. Kandungan serat (NDF) yang relatif
tinggi memungkinkan bahan tersebut digunakan untuk menggantikan rumput sebagai
pakan dasar. Limbah nenas berupa campuran serat perasan daging buah dan kulit buah sebagai
produk sisa pengolahan buah segar menjadi jus nenas
5.2. pollard
Pollard merupakan limbah dari pengolahan
gandum. Kandungan nutrisinya cukup baik. Komposisi pollard berat kering 87,32%;
protein kasar 13,66%; abu 3,51%; serat kasar 6,22%; lemak 4,06%; BETN 59,85;
kalsium (Ca) 0,08%; fosfor 0,63%; energi 4032 kkal/g. Pollard merupakan salah
satu bahan pakan dengan kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu sekitar
13,66%. Sifat fisik dan kimia dari pollard setara dengan sifat fisik dan sifat
kimia dedak padi. Pollard dapat menggantikan posisi dan fungsi dedak padi
(seluruh atau sebagian). Pemakaian maksimum pollard dalam pakan ayam atau ikan
bisa mencapai 20%.
DAFTAR PUSTAKA
Hartadi, H.
S. Reksohadiprodjo, dan A. Tillman. 1986. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.