AKU BUKAN PENGECUT.
Dalam dua bulan terakhir ini aku sangat sedih dan
bahkan tidak mampu berkata-kata. Pertama aku meningalkan dua tanggung jawab
yang seharusnya prioritas. Aku menyadari benar dengan apa yang di katakan
dengan ’PILIHAN’. Membuat pertimbangan yang berasal dari pola pemikiran kita.
Kita telah yakin dan merasa pasti, namun ada yang datang dari luar mempengaruhi
pertimbangan itu. Kita seolah terjerat dengan keadaan saat itu. Bagiku itu
sebenarnya tidak menjadi sebuah persoalan yang besar, tapi hal yang saya
sesalkan adalah apabila teman dan sahabatku dari dua kubuh yang sayya
tinggalkan malah membuang wajah dan seolah tak kenal dengan aku. Mereka
tertunduk tidak ingin melihatku. Memberikan tanganpun susah untuk saya salam.
Aku bukanlah seorang pengecut hanya itu kata yang
bisa aku obrak-abrik di dalam hati ku. Apasih yang aku tinggalkan?!!! Pada tgl
30 Maret-1 April 2012 saya menjadi seorang koodinator untuk sebuah acara
spitual leadership treaning, tetapi saat itu saya harus praktikum kuliah dari
kampus mata kuliah Manajemen Ternak Potong dan Kerja. Menyakitkan bukan seorang
pemimpin tidak bisa mengontrol acara yang di bentuk sampai akhir. Ato jangan
jangan anda berpikiran yang aneh-aneh. Acara kog tampa kepala?!
Pada tanggal 14 april aku di temukan lagi dengan
hal yang menyakitkan tentang prioritas yang harus di pilih. Aku adalah seorang
mentri didalam organisasi Parhata, tiba-tiba saja pemberitahuan ke pada kami
untuk tampil. Imformasi yang kami dapatkan itu sebenarnya resmi, tapi pemberi
tahuannya sangat mepet, waktu latihan kami cuman 3 hari, sebagai koodinator
juga saya haru berjuang menyemangati anggota bahwa kita bisa nampil. Ketika aku
harus memperjuangkan tortor itu aku harus meninggalkan acara MPP fakultas kami.
Menyedihkan bukan? Bahkan semua teman fakultasku serasa berat memberikan
tangannya untuk saya salam. Ironisnya
wajahnyapun di alihkan kemana-mana.
Serasa tidak ada beban sedikitpun. Tiba saatnya
kami tampil semangat yang berapi api terlihat dari wajah-wajah teman saya Opit
panjaitan, Jesica sibarani, mahesty, Evi simamora, lusi simbolon, Rianto
Aritonang yang super eksis, Romerto Sinaga, Andar, Niko Sitompul. Sebelum tampil
wajah kami masih sangat cerah dan senyum lebah masih menghiasi wajah kami.
Goooooooo, aku melebarkan telinga!!!! Musiknya dimana? ehhhhhhhh eh ternyata
musiknya tidak kedengaran, yang namanya musik tortor kalo musiknya ga jelas
mana bisa nortor.
Hasilnya berantakan dan tidak terkontrol. Kami
turun dari panggung dengan kepala
tertunduk. Memang sihhh rasa kecewa pasti datang, tapi aku masih mengingat doa
kami yang mengatakan bukan semata-mata untuk diri kami tapi untuk Tuhan.
Masalah penampilan saat itu bukan jadi masalah, kami sudah latihan sebisa waktu
dan tenaga buktinya hasil latihan kami sangat memuaskan. Aku hanya berpikir
bahwa saat itu adalah berkat Tuhan juga. Kadang sedih, malu, senang, bahagai
harus kita sukuri karna itu semua adalah ANUGRAH TUHAN.
By: sandi suroyoco sinambela
Aku menuangkan cerita pendek ini untuk
mengingatkan aku selalu menampilkan yang terbaik, jangan menyerah, dan selalu
berpikiran positif.
No comments:
Post a Comment