Sunday, 31 March 2013

hubungan hanya meminta TRUST, UNDERSTANDING, and ACCEPTING

aku hanya meminta:  TRUST, UNDERSTANDING, ACCEPTING
oleh: sandi suroyoco Sinambela


Pertama adalah TRUST oleh karena mereka sudah saling percaya maka mereka di persatukan oleh Tuhan dalam satu tubuh. Diawali dari saling percaya maka pernikahan ini pun terjadi.  Orang benar akan hidup dengan kekuatan kepercayaannya. Kita percaya berarti kita sudah menununtun hidup kita untuk benar-benar hidup.


Kedua adalah UNDERSTANDING, saling mengerti.  Perbedaan yang ada pada orang baik itu pasangan kita atau siapapun bukanlah untuk mempertajam perselisihan tapi untuk saling bersama sama saling mengerti.  Sehingga dari saling mengerti maka kita akan mengerti juga dengan apa itu REALITAS cinta.


Ketiga adalah ACCEPTING, menerima. Menerima apa adanya dan menerima dengan syukur maka pasti hubungan ini akan damai dan perubahan yang ditimbulkan akan besar dimata Tuhan, keluarga dan masyarakat.

AKU SIAPA? By: sandi suroyoco sinambela


AKU SIAPA?
By: sandi suroyoco sinambela


Aku adalah anak kampungan
Aku adalah anak yang susah
Menelan segenggam nasipun aku harus bersusah payah
Meneguk setetes airpun aku harus mengerahkan separoh tenagaku
Apalagi memakai sehelai kain yang menempel ditubuhku
Butuh waktu yang lama aku mendapatkannya
Tak lain dan tak asing kalau tempelan dan tambalan lubang yang sudah berpuluhkali di pakaianku, menjadi gaya unik tersendiri yang aku miliki
Tak ada yang mengalasi telapak kakiku
Tatapan yang sayu selalu keluar dari mataku
Wajah yang hitam kelam yang terpanggang matahari setiap harinya menjadi gambaran nyata hidupku


Aku disana bekerja keras
Menantang alam yang tidak pernah bisa bernegosiasi padaku
Menempuh jalannya hidup sampai-sampai tulang ku ikut terperas
Aku adalah anak yang ingin mencari matahari hidup
Matahari yang seugianya pemberi energi yang tidak akan henti
Aku tidak hidup digurun
Aku hidup di gunung, sumber oksigen yang melimpah
Aku tidak hidup di kutup
Aku hidup dilaut sumber ikan melimpah

Aku terpaksa meninggalkan gunung dan laut
Dan memulai belajar hidup dari kutup dan gurun
Gairah hidupku yang kian hampir putus
Tersambung perlahan dan ternyata membuatku menjadi kokoh
Seperti batu karang yang tetap berdiri kokoh meski terkikis namun terbentuk lagi
Dari koral yang memberiku kekuatan baru
Kekuatan bukanlah hal yang mudah untuk aku peroleh
Terkadang harus dengan mengorbankan darah terlebih dahulu
Akulah orang yang malang yang berjuang keras demi kelangsungan hidup dan berharap keras membangun tiang-tiang kekuatan baik  energi dan ekonmi ku.



Monday, 25 March 2013

Pak mengapa Guya Guyu mendengan KUDETA? Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela untuk presiden


Pak mengapa Guya Guyu mendengan KUDETA?
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela
 untuk presiden

















Terkuak sudah keluh resah masyarakat Indonesia.

Selama ini masyarakat berusaha menahan dan menyembunyikan bara api yang tertanam dihati mereka.  Ini bagaikan api dalam sekam yang sudah kelihatan asapnya.  Hanya menunggu 1 tahun lagi tetapi karna sankin geramnya melihat  kegagalan besar maka mereka tidak tahan.

Ada kritik beliau langsung gusar. 

KUDETA?  Benarkah itu hanya pesan kosong saja yang seolah-olah memojokkannya.

Pujian malah menenggelamkan nilai juang beliau.  Ini artinya ketakutan yang dia tunggu-tunggu tiba sehingga gusar, dan gusar lagi. 

KRITIK?  Bukankah kritik yang harus dijawab dan dicerna serta ditelaah dengan baik maka akan menyelamatkannya dari permasalahan ini?

Tau memang benar hanya mencari Hormat bagi dirinya sendiri!  Masyarakan yang mengutusnya dan memberikan dua kesempatan dan tanggung jawab yang mulia.

Gusar, guya guyu malah membunuh karakternya yang tampa disadari memberikan sinyal negatif dari masyarakat. 

Tidak dapat dipungkiri beliau adalah presiden yang harus diakui jempol tentang diplomasi, akan tetapi bagaimana dengan rakyat kecil?  Pertanyaan besar bagi sektor AGRICULTUR,  LAHAN ADAT, PAPUA dan KKN.  Lagi-lagi yang terkena imbasnya adalah masyarakat kecil.

Mana stabilitas?

terbukti ketakutannya berlebihan,,



Unjuk Rasa???


Thursday, 14 March 2013

Saat di Seminar Ketahanan Pangan Dan Pakan Nasional di fakultas peternakan dan pertanian undip


Saat di Seminar Ketahanan Pangan Dan Pakan Nasional.
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela


Awalnya semangat 45 saat mengikuti sebuah seminar nasional Ketahanan Pangan Dan Pakan Nasional. Duduk manis dengan wajah senyum dan ternyata lama-lama wajah saya menjadi buram.

Saat melihat daftar pembicara seminar nasional “Ketahanan Pangan dan Pankan Nasional” awalnya  saya sudah tidak bersemangat.  Saya seorang anak peternakan, mengapa yang menerangkan hal pertanian dan peternakan terhadap saya adalah seorang dokter hewan.  pastinya saya sudah sangat mindar. 

Beliau termasuk sangat ahli dalam presentasi. Staf ahli mentri pertanian Dr. Prabowo  Puspatiyo sebutannya.  Yang saya tangkap dari setiap lantunan perkataannya hanyalah rasa nasionalisme saja.  Saya merasa sakit hati saat beliau masih menggambarkan suatu keterikatan sistematik oleh jabatannya.

Saat itu saya sudah mengerti mengapa beliau masih sangat tertutup?  Mungkin beliau merasa ikut gagal dengan rencana swasembada pangan.  Alasan  saya mengatakan demikian karena Indonesia selalu saja digembor-gemborkan dengan kenaikan ekonomi 6 - 7%, akan tetapi itu hanya dalam sektor telekomunikasi dan industri minyak.

Marilah kita membaca kembali kebikakan pemerinta Swasembada daging 2014 saya yakin hati anak peternakan akan terbakar.  Tiga kali aja kita membacanya pasti mata akan memerah dan akan berkaca-kaca.

Anak pertanian dan peternakan harus tau imformasi ini.  Dinaiknya ekonomi itu ternyata malah terjadi penurunan diranah pertanian dan peternakan. Hati saya miris.

Bukankah keadaan ini adalah sebuah tragedi memiskinkan orang miskin?  Mari kita hitung para pengusaha di Indonesia dengan jari kita  pasti masih cukup.  Namun hitunglah berapa petani di Indonesia....  mengapa malah mereka yang terpuruk?  Lalu saya menyimpulkan kesejangan saat ini sudah merajalela.

Kita seorang yang akan dikatakan Ahli dalam bidang pertanian dan peternakan apa tanggapan kita? 

Mengubah paradigma?  Kita jangan menjadi bungkam...
Mengapa kita tidak berpikir memperbaiki paradigma saja?  Kalau kita mengubah, bukankah kita malah harus memulai dari nol lagi? Lalu kapan tercapainya kalau setiap saat diubah?


Inspirasi yang saya dapatkan dari hati yang galau saat itu adalah:

1.      Mampukah Indonesia membuat BUMN yang berbasis PETERNAKAN?

2.      Apakah Indonesia punya kapal kandang yang sebetulnya sangat dibutuhkan untuk pendistribusian ternak dari daerah yang lumayan jauh?

3.      Mampukah pemerintah yang berada didirjen Peternakan merekrut 80% pegawainya sarjana peternakan saja? “kalau dasarnya sudah salah bagaimana kebijakannya bisa benar?”  jangan menunggangi sapi untuk menangkap sapi, tetapi tunggangilah kuda untuk menangkapnya.

Apa anak peternakan tidak mampu masuk ke ranah pemerintah?  Makanya KKNS seharunya dihapuskan terlebih dahulu.....

Terimakasih atas pemaparan oleh bapak staf ahli mentri Petanian yang ternyata menyadarkan saya dengan keburukan diriku di ranah PETERNAKAN,,

Seorang Sandi Akan bisa masuk keranah itu....
Salam hangat dari pemuda yang belajar peduli masyarakat

“Peduli Diri sendiri seharusnya peduli masyarakat jua”

Monday, 11 March 2013

Koruptor oleh: Sandi Suroyoco Sinambela


Koruptor
oleh: Sandi Suroyoco Sinambela

Laksana hidup diatas batu karang runcing
Harga dirinya terus ditantang
Yang pasti dia tidak berpikir berhutang
Tetapi suasana hati yang merentang
Meregang dengan tekanan yang menerjang
Bukan uang jawabannya
Tapi karna kepenuhan hati
Sebuah integritas dan komitmen
Menyelesaikan tampa sedikitpun konflik
Untuk mengasihi diri
Optimisme menjadi dangkal
Setelah malah menyangkal
Kancah perang panjang melawan hati
Jangan katakan tidak untuk jawaban impian hati
Apa untungnya memiliki seluruh dunia
Tapi nyawa akan menghilang
Tampa tempat yang terbilang jelas
Pikiran yang logis mulai menantang
Ada saja kisah yang akan diceritakan untuk masa mendatang
Pasti  ingin kembali mengisi kekosongan hati
Apa ini hanya sebatas ambisi pribadi
Menguji tindakan dengan melihat hasil
Termotivasi lagi
dengan melakukan lebih lagi
dari apa yang mereka
telah bagi.
untuk jiwa yang bimbang dan yang sedang merasa sunyi.
Meskipun telah berkali kali
Melakukan kesalahan
Mencuri dan mengkebiri hak kami
Yang memperkuat jerat tali di leher
Berkali-kali lepas dan mengulangi lagi
Masih menunggu berputar haluan hati
Mengabdi tampa ada kepentingan pribadi
Tenang saja pelaku korupsi, kami akan mengerti,
Kami yang bersedia membuka tali

Tapi sekali lagi! Itu sama aja dengan bunuh diri.
Bahkan sampai cucumupun akan kami benci

Friday, 1 March 2013

peduli mahasiswa" sebatas uang kuliah" saya mendapat imformasi dari anak ITB


peduli mahasiswa" sebatas uang kuliah" saya mendapat imformasi dari anak ITB
oleh: sandi suroyoco sinambela


mas asad pernah menugaskan saya untuk menelusuri tarif tunggal, hal itu bukan yang mudah bagi SENAT yang kecil seperti saya. saya mencoba mencari imformasi dari undip tapi tak kunjung ada.  lalu saya akhirnya mendapat imformasi dari anak ITB, setelah saya mendapat imformasinya, hati saya menjadi sangat ragu dengan biaya perkuliahan,

siapa lagi yang nantinya kuliah? itu dipikiran saya.

 saya menghimbau teman teman .peternakan agar mencari kejelasan yang pasti tentang hal ini,    plissss!

masih banyak adek2 kita nantinya yang ingin kuliah dengan dana yang minim, bahkan anak sekalipun atau cucu kita nantinya.

ini penjelasan anak ITB tersebut,,,

Info untuk setiap anak negeri.

“Rekan-rekan,
Saya membaca kegundahan teman-teman di thread berjudul "Kuliah di ITB Rp. 10 juta per semester". Sesuai dengan apa yang telah di paparkan oleh pak Prof. Kadarsah dan Ibu Marlia Singgih di Hang Lekiu minggu lalu, berikut ini adalah informasi yang lebih lengkap tentang biaya kuliah di ITB :
- Mulai tahun 2013 tidak ada lagi biaya pendidikan di muka ( yang dulu besarnya
Rp. 55 juta). Biaya ini di nol kan.
- Biaya kuliah per semester besarnya adalah Rp. 0 sampai Rp. 10 juta, tergantung
pada keadaan ekonomi keluarga. Tujuannya agar tidak ada orang yang tidak
bisa kuliah di ITB karena masalah ekonomi keluarga.
- 20 % kursi mahasiswa baru disediakan untuk mahasiswa yang berasal dari ekonomi lemah. Mereka mendapat beasiswa bidik misi. Jadi selain biaya kuliah per semester nya Rp 0. mereka juga mendapatkan beasiswa biaya hidup.
- lalu yang 80% mahasiswa baru lainnya, biaya kuliah nya ada yang di disubsidi 0 %,
25 %, 50 % dan 75 %. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, hanya sekitar 20 %
saja yang membayar penuh ( subsidinya 0%)
Melalui e-mail ini saya mengajak semua alumni untuk mengkomunikasik­an soal
biaya kuliah ini dengan lengkap kepada masyarakat luas, agar tidak timbul persepsi
bahwa ITB hanya untuk orang kaya. ITB UNTUK SEMUA.
Salam hangat penuh semangat,
Betti Alisjahbana"


setelah anda membaca! apa tanggapan anda sebagai mahasiswa.
apa action plan anda? 
anda berdiam diri?  gak jaman.

PEDULI HIDUP PEDULI SESAMA,,,,,