Saat
di Seminar Ketahanan Pangan Dan Pakan Nasional.
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela
Awalnya semangat 45 saat mengikuti sebuah seminar
nasional Ketahanan Pangan Dan Pakan Nasional. Duduk manis dengan wajah senyum
dan ternyata lama-lama wajah saya menjadi buram.
Saat melihat daftar pembicara seminar nasional “Ketahanan
Pangan dan Pankan Nasional” awalnya saya
sudah tidak bersemangat. Saya seorang
anak peternakan, mengapa yang menerangkan hal pertanian dan peternakan terhadap
saya adalah seorang dokter hewan. pastinya saya sudah sangat mindar.
Beliau termasuk sangat ahli dalam presentasi. Staf
ahli mentri pertanian Dr. Prabowo Puspatiyo
sebutannya. Yang saya tangkap dari
setiap lantunan perkataannya hanyalah rasa nasionalisme saja. Saya merasa sakit hati saat beliau masih
menggambarkan suatu keterikatan sistematik oleh jabatannya.
Saat itu saya sudah mengerti mengapa beliau masih
sangat tertutup? Mungkin beliau merasa
ikut gagal dengan rencana swasembada pangan.
Alasan saya mengatakan demikian karena
Indonesia selalu saja digembor-gemborkan dengan kenaikan ekonomi 6 - 7%, akan
tetapi itu hanya dalam sektor telekomunikasi dan industri minyak.
Marilah kita membaca kembali kebikakan pemerinta
Swasembada daging 2014 saya yakin hati anak peternakan akan terbakar. Tiga kali aja kita membacanya pasti mata akan
memerah dan akan berkaca-kaca.
Anak pertanian dan peternakan harus tau imformasi
ini. Dinaiknya ekonomi itu ternyata
malah terjadi penurunan diranah pertanian dan peternakan. Hati saya miris.
Bukankah keadaan ini adalah sebuah tragedi memiskinkan
orang miskin? Mari kita hitung
para pengusaha di Indonesia dengan jari kita
pasti masih cukup. Namun
hitunglah berapa petani di Indonesia....
mengapa malah mereka yang terpuruk? Lalu saya menyimpulkan kesejangan saat ini sudah merajalela.
Kita seorang yang akan dikatakan Ahli dalam bidang
pertanian dan peternakan apa tanggapan kita?
Mengubah paradigma? Kita jangan menjadi bungkam...
Mengapa
kita tidak berpikir memperbaiki paradigma saja?
Kalau kita mengubah, bukankah kita malah harus memulai dari nol lagi?
Lalu kapan tercapainya kalau setiap saat diubah?
Inspirasi
yang saya dapatkan dari hati yang galau saat itu adalah:
1. Mampukah
Indonesia membuat BUMN yang berbasis PETERNAKAN?
2. Apakah
Indonesia punya kapal kandang yang sebetulnya sangat dibutuhkan untuk
pendistribusian ternak dari daerah yang lumayan jauh?
3.
Mampukah pemerintah yang berada
didirjen Peternakan merekrut 80% pegawainya sarjana peternakan saja? “kalau dasarnya sudah salah bagaimana
kebijakannya bisa benar?” jangan
menunggangi sapi untuk menangkap sapi, tetapi tunggangilah kuda untuk
menangkapnya.
Apa anak peternakan tidak mampu masuk ke ranah
pemerintah? Makanya KKNS seharunya
dihapuskan terlebih dahulu.....
Terimakasih atas pemaparan oleh bapak staf ahli
mentri Petanian yang ternyata menyadarkan saya dengan keburukan diriku di ranah
PETERNAKAN,,
Seorang Sandi Akan bisa masuk keranah itu....
Salam hangat dari pemuda yang belajar peduli
masyarakat
“Peduli
Diri sendiri seharusnya peduli masyarakat jua”
No comments:
Post a Comment