1001
sahabat livi, wulan Simanjuntak
By :
Sandi Suroyoco Sinambela
LIVI, sebut saja dia
WULAN LIVIANA,,,,,,
Tatapan mata lucu, kumis tipis rambut tebal brewokan. Lucu, lucu,
lucu...... senyuman manis membuat segalanya hancur, hati sirna.
Suara atau perkataan mu
membuatku bersemangat lagi menjalani hari-hari di daerah yang suntuk kusam ini.
Semangat-semangat untuk setiap kegiatanmu. Semoga memberi dampak bagi
setiap orang yang sama, seperti yang sama kurasakan dalam 4 hari ini.
Terimakasih, hanya itu yang ku sampaikan untuk setiap bantuan.
Aku mengasihimu....sangat mengasihimu seperti Yesus begitu mengasihimu.
Sekejab saja surat cinta ini di goreskannya untuk OC Bungaran Davit. Apa karna
tugas? Mmmm gak tau dehhhhh........Senyum
senyam saya mengetiknya. Diawal pemberangkatan Livi sangat bersemangat gambaran
LKM masih belum ada di benatnya. Semangat 45 adalah bagian dari gerak-geriknya.
Hari pertama dia masih sering menyapa saya.
Akan tetapi karena saya harus menjadi OC yang taunya hanya untik prepare
kegiatan maka saya harus menjauh dari pandangan mereka.
Sebenarnya setiap jabatan memiliki aturan yang ketat yang harus di
jalankan. Bukan hanya pemimpin saja di
ikat dan dijerat sama aturan. OC tidak boleh terlihat kompak pada pemimpin.
Jika kita lihat pada kenyataannya kalau dalam pemeriantahan saling mengandalkan
kekompakan maka disitulah terjadi kongkalikong.
Kita menyebutnya dengan sebutan Nepostisme.
Tidak hanya Livi saja yang jengkel dan kesal, atau bahkan menyesal ikut
LKM. Dulunya kami juga demikian. Setelah
kami perlahan memikirkan itu. Berpikir luas tentang kepemimpinan. Acara LKM itu
adalah cerita atau teori yang terjadi pada kepemimpinan yang terjadi pada suatu
negara.
Semoga Livi mengambil hikmahnya. Terinspirasi dari acara ini. Jika kita bukan pemimpin negara lalu bagai
mana kita memberi pengaruh yang besar bagi negara kita ini. Kita ingin
movement? Kita harus menjadi pemimpin.
Segelintir sesaknya pada LKM adalah
bagian dari realita sesaknya kepemimpinan yang sebenarnya.
No comments:
Post a Comment