LAPORAN PRAKTIKUM
EKONOMI PERUSAHAAN
PETERNAKAN
PT. E DAN E FARM KECAMATAN MIJEN
KELOMPOK 2
Zulkifli 23010110110012
Sandi Suroyoco Sinambela 23010110110031
Vina 23010110120032
Wihardi 23010110130191
Rahmat Anggi s
PROGRAM STUDI S-1
PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN
PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
PT. E dan E bergerak dalam bidang usaha ternak ayam
petelur. Dalam menjalankan usaha
perusahaan membutuhkan dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari
piutang. Melakukan bisnis setiap
perusahaan selalu memerlukan aktiva riil (real assets), baik yang berwujud seperti mesin, kantor, pabrik, kendaraan maupun yang tidak
berwujud seperti keahlian teknis, merek dagang dan hak paten.
Prinsip manajemen
perusahaaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun dalam menggunakan dana
harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas. Dengan demikian pembelanjaan perusahaan atau
manajemen keuanagan tidak lain adalah manajemen untuk fungsi-fungsi
pemebelanjaan. Dalam pengertian manajemen terkandung fungsi-fungsi perncanaan,
dan pengendalian yang baik dalam menggunakan maupun dalam pemenuhan
kebutuhan dana khususnya dalam perusahaan peternakan.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengkaji
berbagai aspek kegiatan usaha ekonomi peternakan yang merupakan faktor yang
perlu dicermati dalam perencanaan usaha dan evaluasi usaha serta mahasiswa dapat menyusun
perencanaan dan kelayakan proyek usaha di bidang pertenakan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Teknis Usaha Peternakan
2.1.1. Ayam petelur
Ayam petelur adalah
ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam
hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup
banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari
wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. (Aziz, 2007). Arah seleksi ditujukan
pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan
dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai
spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam
broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur.
Selain itu, seleksi juga diarahkan pada
warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam
petelur cokelat (Rasyaf, 2003).
2.1.2. Perkandangan
Kandang adalah lingkungan kecil tempat
ayam hidup dan berproduksi, oleh karena itu dibutuhkan kandang yang nyaman dan
berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta hasil produksi yang maksimal (Abidin,
2003). Kandang yang nyaman dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Apabila kandang lebih dari
satu dengan umur yang sama maka kumpulan kandang tersebut disebut satu flock.
Kumpulan seluruh kelompok yang
memenuhi suatu aturan sanitasi dan tata laksana peternakan disebut perkandangan
Perkandangan, ruang staff, gudang, mess dengan segala fasilitas
yang ada merupakan satu peternakan (Rasyaf, 2003).
2.1.3. Pakan
Pakan
yang diberikan pada ayam juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian,
sebab pakan yang kurang memenuhi standart mutu sebagai pakan ayam yang
baik, dapat juga menjadi salah satu sebab ayam sakit, untuk itu agar dicapai
efisiensi dan produktivitas yang optimal maka perlu adanya koordinasi
antara pakan, pemeliharaan kesehatan dan program pengelolaan usaha (Irawan,
1995). Pemberian pakan harus diberikan
setiap hari sesuai dengan kebutuhan ayam, baik secara kuantitatif maupun
kualitasnya. Pemberian pakan yang salah
dapat memicu stres dan defisiensi salah satu nutrisi sehingga ayam banyak
menemui masalah Ayam membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya
bernafas, peredaran darah dan bergerak yang disebut kebutuhan hidup pokok
selain itu unsur gizi dibutuhkan untuk produksi telur (Rasyaf, 2003).
2.1.4. Kesehatan
Penyakit
dalam pengertian umum dapat dinyatakan sebagai penyimpangan dari kondisi normal
dari seekor hewan, penyakit juga dapat dikatakan sebagai perubahan kondisi
normal dari seekor hewan yang disebabkan oleh jasad hidup. Bentuk pengobatan
terpenting adalah pencegahan (preventif), yaitu suatu tindakan untuk
melindungi individu terhadap serangan penyakit (Akoso, 1998). Pencegahan penyakit merupakan cara yang paling baik dan
murah dibandingkan pengobatan, pencegahan penyakit merupakan bagian dari tata
laksana peternakan yang harus dilaksanakan oleh setiap peternak (Lubis dan
Paimin, 2001).
Tindakan
pencegahan penyakit sering diabaikan peternak sehingga terjadilah penyakit.
Tindakan pencegahan penyakit bertujuan menyelamatkan ayam dari gangguan
penyakit (Rasyaf , 2003). Penyakit
adalah salah satu kendala dalam usaha peternakan sehingga sangat penting untuk
diperhatikan. Penyebab penyakit dalam
suatu usaha peternakan merupakan penyebab kegagalan seluruh usaha peternakan
(Akoso, 1998).
2.2 Analisis Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu
mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan
masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Sigit, 1982). Tujuan
utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan
perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan
keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan
sebelumya
atau tidak (Kasmir, 2008).
2.2.1. Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang
dan jasa. Biaya berbeda dengan beban, beban yaitu pengrbanan yang diperlukan
atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue
pada periode yang berjalan (Case dan Fair, 2007). Dalam
akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumberdaya yang dihitung
dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga kerja,
produk,
peralatan, dan barang
lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya (wikipedia.com).
2.2.1.1.Biaya
tetap, Biaya tetap adalah biaya
yang tidak berubah dengan adanya output perusahaan, dalam jangka pendek
perusahaan tidak bisa menghindarinya atau mengubahnya meskipun produksinya nol
(Case dan Fair, 2007). Biaya yang jumlah
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan
tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan perubahan
volume kegiatan (Juanda dan Cahyono,
2005).
2.2.1.2.Biaya variabel, Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara
biaya aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya
berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume
kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel (Case dan Fair, 2007). Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah
secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar
volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah
volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.
2. Pada biaya
variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya
semakin konstan (Juanda dan
Cahyono, 2005).
2.2.2. Penerimaan
Penerimaan adalah harga dikali kuantitas output
yang diputuskan kan diproduksi dijual oleh suatu perusahaan (Case dan Fair,
2007). Macam-macam penerimaan yaitu diantaranya adalah total penerimaan,
penerimaan rata-rata dan penerimaan marginal (Mulyadi, 2011).
2.2.3 Pendapatan
Pendapatan adalah
jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari
penjualan produk dan/atau jasa. Bagi investor, pendapatan kurang penting
dibanding keuntungan,
merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran (Juanda dan Cahyono, 2005). Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari
produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan
juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke
publik melalui saham
untuk menarik investor
(Wikipedia.com).
2.2.4. Neraca
keuangan
Neraca merupakan ringkasan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara
garis besarnya saja dan tidak mendetail. Neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva / harta, kewajiban / modal, modal perusahaan / ekuitas pada saat tertentu (Kasmir, 2008). Neraca keuangan bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan
perusahaan pada periode waktu tertentu, pada umumnya pada akhir tahun anggaran
(Rangkuti, 1998).
2.2.5. Laporan laba-rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah
pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi
dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
2008).
Unsur-unsur
laporan laba rugi biasanya terdiri dari:
- Pendapatan dari penjualan
- Dikurangi Beban pokok penjualan
- Laba/rugi kotor
- Dikurangi Beban usaha
- Laba/rugi usaha
- Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
- Laba/rugi sebelum pajak
- Dikurangi Beban pajak
- Laba/rugi bersih (Case dan Fair, 2007).
2.2.6. Analisis ratio keuangan
Analisis Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka
yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun
beberapa periode (Kasmir, 2008). Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah
ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa
lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di
masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam
laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan
kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu
perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah
cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang
dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan
dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur,
analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.(Case dan Fair, 2007).
2.2.6.1 Ratio
likuiditas, Ratio likuiditas atau
Rasio Modal Kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Ratio Likuiditas berfungsi untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat ditagih. atau untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban
kepada pihak luar perusahaan/likuiditas badan usaha maupun dalam perusahaan/likuiditas peusahaan (Kasmir, 2008). Rasio likuiditas bertujuan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio adalah rasio antara harta lancar
dengan hutang lancar
Current
ratio =
x 100 %
Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh
perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang
diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya (Rangkuti, 1998).
2.2.6.2 Ratio solvabilitas, Ratio solvabilitas merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dibiayai dengan utang. Ratio solvabilitas digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2008). Solvabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan
menggunakan seluruh aset
yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan
mengalami kepailitan. Kemampuan operasi
perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan (Mulyadi, 2011).
2.2.6.3 Ratio rentabilitas, Rasio ini adalah ukuran untuk mengetahui efektivitas manajemen dalam mengelola
perusahaannya (Rangkuti, 2005). Ratio
rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan . Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manejemen suatu perusahaan. Cara pengukuran rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan
penjualan bersih (Kasmir, 2008).
2.2.7. Return
on investment
Return on Investment adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha
berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan (Juanda dan Cahyono, 2005).
ROI
=
x 100%
Penggunaan Return on Investment mempunyai tujuan
untuk mengetahui prestasi perusahaan sekaligus prestasi manajer dan untuk mengetahui hasil kinerja apakah kinerja keuangan perusahaan
dinyatakan baik atau sebaliknya
(Mulyadi, 2011).
2.2.8. Payback
period
Payback Periode adalah suatu periode yang perlukan untuk
dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan procced atau
aliran kas netto atau net cash flows (Juanda dan
Cahyono, 2005) Dengan demikian payback periode dari
suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dan yang
tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Proyek
dikatakan menguntungkan apabila periode payback lebih pendek dari yang
diisyaratkan (Mulyadi,2011).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi
Pelaksanaan Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah di PT. E dan E FARM
Kecamatan Mijen. Praktikum Pengamatan Perusahaan Peternakan Ayam Petelur
dilaksanakan pada hari senin, tanggal 15 Oktober 2012.
3.2 Metode Praktikum
Metode
Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah dengan cara obervasi atau
pengamatan secara langsung dilapangan dan wawancara dengan pemilik dan para
karyawan perusahaan.
Data
yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan
melakukan wawancara langsung dengan responden yaitu tenaga ahli dan pekerja,
lapangan. Data sekunder diperoleh dari catatan PT. E dan E FARM. Data sekunder
antara lain data penjualan telur dan kotoran, pengeluaran untuk ternak, data
investasi dan pembelian peralatan, dana data mengenai finansial perusahaan.
3.3 Metode Analisis Data
Metode
analisis data yaitu secara deskriptif dengan menggambarkan keadaan yang ada
dilapangan lalu membandingkan dengan pustaka. Data yang diperoleh dikelompokkan
pada jenis dan kategorinya kemudian dibahas dengan membandingkan dengan pustaka
yang ada.
Data primer dan sekunder yang telah terkumpul kemudian direkap dan diolah untuk
mengetahui jumlah harta, hutang dan modal serta penerimaan, biaya
dan pendapatan selanjutnya dimuat dalam neraca keuangan dan laporan rugi laba.
Melalui neraca keuangan dan laporan rugi laba tersebut kemudian akan dihitung
nilai rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabiltas, Return on Investment dan Payback
Period.
1.
Ratio Likuiditas
Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang
Lancar
- Ratio
Solvabilitas
Solvabilitas = Total Aktiva
/ Total Utang
3.
Ratio
Rentabilitas
Rentabilitas Ekonomis / RE
= ( EBIT / TOTAL ASET) x 100 %
Rentabilitas Modal
Sendiri / RMS = (EAT / MS) x 100 %
- Return on Investment
ROI =
x 100 %
Kriteria :
ROI < tingkat bunga bank = usaha tidak layak dilakuka karena tidak mampu menghasilkan keuntungan.
ROI > tingkat bunga bank =
usaha layak untuk dilakukan karena mampu menghasilkan keuntungan
5.
Payback Period
PP =
x 1 tahun
Kriteria :
PP > jangka waktu yang ditetapkan = usaha tidak layak
beropersi karena pengembalian investasi lebih lama dari jangka waktu yang
ditetapkan.
PP < jangka waktu yang ditetapkan = usaha layak beropersi
karena pengembalian investasi lebih cepat dari jangka waktu yang ditetapkan.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Teknis Usaha Peternakan
4.2. Analisis Laporan Keuangan
Analisis
laporan keuangan disini bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan PT. E dan E
Farm saat ini. Setelah dilakukan analisis laporan keuangan maka akan terlihat
apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau
tidak.
4.2.1. Biaya
Biaya
adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang dan jasa.
Biaya berbeda dengan beban, beban yaitu pengrbanan yang diperlukan atau
dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada
periode yang berjalan (Case dan Fair, 2007). Biaya yang
dikeluarkan oleh PT Tosari Jaya Farm terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
4.2.1.1. Biaya tetap, terdiri dari biaya tenaga kerja. Biaya tenaga
kerja sembilan orang dibayar Rp. 600.000 setiap bulannya. Biaya penyusutan kandang, peralatan kandang dan
pajak bumi dan bangunan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel
1. Penghitungan Total Biaya Tetap Per Periode (12 bulan)
Jenis Biaya
|
Jumlah (Rp)
|
Biaya tenaga kerja (9 orang)
|
72.000.000
|
Penyusutan Peralatan kandang
|
2.000.000
|
Penyusutan kandang
|
4.000.000
|
Pajak Bumi dan bangunan
|
28.400.000
|
Total biaya tetap
|
106.400.000
|
Sumber: Data primer praktikum Ekonomi Perusahaan
Peternakan, 2012.
4.2.1.2. Biaya variabel, terdiri dari biaya untuk pembelian bakalan,
biaya pakan, biaya obat obatan, biaya
listrik dan biaya pemasaran dimana jumlah totalnya berubah sebanding dengan
kegiatan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Case dan Fair (2007) bahwa biaya variabel yaitu biaya
yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan,
semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya
variabel. Rincian biaya variabel dari PT E
dan E Farm yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Penghitungan Total Biaya Variabel Per
Periode (12 bulan)
Jenis Biaya
|
Jumlah (Rp)
|
|
Biaya Variabel
|
||
Pembelian bakalan
|
43.200.000
|
|
Pakan pullet
|
504.868.000
|
|
Pakan Ayam Produktif
|
1.023.022.000
|
|
Biaya
obat – obatan
|
24.000.000
|
|
Biaya
listrik
|
14.400.000
|
|
Biaya
pemasaran
|
36.000.000
|
|
Total biaya variabel
|
1.645.490.000
|
|
Sumber: Data primer praktikum Ekonomi Perusahaan
Peternakan, 2012.
Berdasarkan
data tersebut, didapatkan total biaya produksi yaitu sebesar Rp. 1.645.490.000 yang
diperoleh dari penjumlahan total biaya tetap dan total biaya variabel.
4.2.2. Penerimaan
Penerimaan PT. E dan E Farm didapatkan dari penjualan produksi telur,
kotoran dan ayam afkir. Penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang
diputuskan kan diproduksi dijual oleh suatu perusahaan (Case dan Fair, 2007).
Produksi telur yang dihasilkan saat ini yaitu
sebanyak 378 kg setiap hari dengan asumsi produksi 70% - 90%. Harga diambil dari bulan Oktober 2012 yaitu
sebesar Rp. 14000 per kg, maka penerimaan yang didapatkan dari hasil menjual
telur yaitu Rp. 1.905.120.000 selama satu tahun. Kotoran dilimpahkan langsung
kepada karyawan, maka penghasilan penjualan kotoran langsung menjadi milik
karyawan. Ayam yang sudah tidak produktif saat itu kosong. Maka didapatkan penerimaan sebesar Rp. 1.905.120.000 dalam
periode 1 tahun.
4.2.3. Pendapatan
Pendapatan dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya
produksi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Juanda dan Cahyono (2005) bahwa pendapatan
adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan
dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan
kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima
setelah dikurangi pengeluaran.
Berdasarkan perhitungan didapatkan pendapatan PT E dan
E yaitu sebesar Rp. 153.230.000 dalam
periode tahun ini.
4.2.4. Neraca
Keuangan
Neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva / harta, kewajiban / modal, modal perusahaan / ekuitas pada saat tertentu (Kasmir, 2008). Neraca keuangan PT Tosari Jaya
Farm adalah sebagai berikut:
Tabel
5. Neraca Keuangan
Jumlah (Rp)
|
|
Aktiva lancar
|
|
|
1.000.000.000
|
|
598.660.000
|
|
153.230.000
|
Total
aktiva lancar
|
1.751.890.000
|
Aktiva tetap
|
153.230.000
|
Akumulasi penyusutan
|
- (6.000.000)
|
Total
aktiva tetap
|
147.230.000
|
Total
aktiva
|
1.805.120.000
|
Utang lancar
|
|
Total Utang lancar
|
315.200.000
|
Ekuitas
|
|
- Modal setor
|
744.960.000
|
Total
ekuitas
|
744.960.000
|
Total
pasiva
|
1.805.120.000
|
Sumber: Data Primer
Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.
4.4.5. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah
pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi
dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
2008). Jenis-jenis penerimaan, biaya yang dikeluarkan
dan pengurangan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan
dilaporkan dalam laporan laba rugi. Laporan laba rugi PT E dan E Farm dapat dilihat
dalam tabel laporan laba rugi.
Tabel
6. Laporan laba rugi
Komponen laporan laba rugi
|
Jumlah (Rp)
|
Total penjualan
|
1.905.120.000
|
Total biaya produksi
|
1.717.890.000
|
Laba
kotor
|
187.630.000
|
Penyusutan
|
6.000.000
|
EBIT
|
181.630.000
|
EBT
|
181.630.000
|
Pajak
|
28.400.000
|
EAT
|
153.230.000
|
Sumber: Data Primer
Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.
Total penjualan yang lebih besar dari pada total biaya
menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan laba. Laba kotor yang didapat PT. E dan E Farm adalah sebesar Rp. 187.630.000. Laba kotor
selanjutnya dikurangi biaya penyusutan bangunan dan peralatan sehingga
didapatkan nilai Earning Before Interest
and Tax sebesar Rp 153.230.000.
Perusahaan yang sebagian
pembiayaannya dibiayai oleh modal sendiri aba kotor yang
sudah dikurangi penyusutan tidak dikurangi dengan bunga.
Total EBT perusahaan adalah sebesar Rp 181.630.000.
Bagian terakhir yang harus dilaporkan
dalam laporan laba rugi adalah pajak. Pajak (Tax) harus dibayar oleh perusahaan kepada negara, sehingga akan
mengurangi jumlah total pendapatan dan disebut Earning After Interest and Tax (EAT). Jumlah EAT PT. E dan E Farm adalah
sebesar Rp 153.230.000.
4.2.6. Analisis ratio keuangan
Analisis Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan
dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan atau antar
komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa
periode (Kasmir, 2008). Analisis
ratio keuangan ini dibagi menjadi 3 yaitu, ratio likuiditas, ratio solvabilitas
dan ratio rentabilitas.
4.2.6.1.
Ratio likuiditas, berfungsi mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang
pada saat ditagih (Kasmir, 2008). Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas menunjukkan bahwa
perusahaan berada dalam kondisi sangat likuid, digambarkan dengan angka current ratio sebesar 556 %. Angka tersebut
menjelaskan bahwa setiap 1 rupiah hutang jangka pendek yang sudah jatuh tempo
dapat ditanggung oleh 5,56 rupiah aktiva lancar perusahaan.
4.2.6.2.
Ratio solvabilitas, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2008). Ratio
solvabilitas dapat dihitung dengan menghitung debt ratio. Berdasarkan perhitungan, nilai debt t ratio PT E dan E
Farm adalah sebesar 17,4%. Nilai ratio tersebut menunjukkan bahwa 17,4% pendanaan perusahaan
dibiayai oleh hutang. Artinya setiap Rp 100,00 pendanaan perusahaan, Rp 17,4 dibiayai oleh hutang
dan sisanya Rp 83 disediakan oleh pemilik
perusahaan. Nilai ratio yang tinggi menunjukkan
peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam
membayar semua kewajibannya (Darsono, 2005).
4.2.6.3.
Ratio rentabilitas, merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan . Rasio ini
juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manejemen suatu perusahaan (Kasmir, 2008). Berdasarkan hasilperhitungan
diperoleh ratio rentabilitas sebesar 24,4 % yang didapatkan dari persentase
hasil bagi dari EBIT dan Ekuilitas.
2.2.7. Return
on investment
Return on Investment adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha
berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan (Juanda dan Cahyono, 2005). ROI
didapatkan dari hasil perhitungan EAT dibagi Investasi. Berdasarkan perhitungan,
ROI dari PT E dan E Farm adalah sebesar 30,3% yang memiliki arti setiap 1
rupiah investasi menghasilkan EAT 3,03 rupiah.
2.2.8. Payback
period
Payback Periode adalah suatu periode yang perlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan procced atau aliran
kas netto atau net cash flows (Juanda dan
Cahyono, 2005). Berdasarkan perhitungan, payback
period dari PT E dan E Farm adalah sebesar 2,6 yang berarti pengembalian
investasi didapat setelah perusahaan berproduksi selama 2,6 tahun.
KESIMPULAN
PT.
E dan E Farm merupakan perusahaan peternakan yang bergerak dibidang ayam
petelur. Perusahaan ini mengalami
keuntungan dimana semua biaya yang
dikeluarkan tertutupi oleh penerimaan yang dihasilkan. Modal yang modal
didapatkan dari modal sendiri yaitu dari pemilik PT. E dan E Farm sendiri. Maka perusahan ini layak dipertahankan dan
dikembangkan melalui inovasi yang baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Aziz, D. 2007. Mengenal
Ayam Petelur. CV. Sinar Cemerlang Abadi, Jakarta
Abidin,
Z. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Petelur. Agromedia, Jakarta
Akoso, B.T. 1998. Kesehatan
Unggas: Panduan bagi Petugas Teknis. Penyuluh dan Peternak. Kanisius, Yogyakarta
Irawan, A. 1995. Menanggulangi Berbagai
Penyakit Ayam. CV. Aneka, Solo
Lubis, A.M. dan F.B. Paimin. 2001. 8 Kiat Mencegah Penurunan Produksi Telur Ayam. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Petelur.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Juanda, D. dan Cahyono, B. 2005. Wijen, Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Kansius, Yogyakarta
Case, K.E. dan Fair, R.C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi 8 Jilid 1.
Erlangga, Jakarta
Rangkuti, F. 1998. Analisis Swot Teknik
Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kasmir.
2008. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta
Mulyadi, Y. 2011. Wartawarga.gunadarma.ac.id. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 pukul 10.17 WIB.
Wikipedia.com.
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 pukul 10.45 WIB
No comments:
Post a Comment