BREAK OUT INFERTIL.
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela.
Permasalahan yang
terjadi di Hatchery salah satunya adalah INFERTIL, karena semakin tinggi
infertil maka SC akan semakin turun. Terkadang
hatchery MAN langsung salah kaprah
mengambil keputusan bahwa yang patut disalahkan untuk INFERTIL tinggi adalah
FARM breeding. Sehingga langkah yang
tepat dilakukan adalah melakukan pemecahan telur INFERTIL yang sering disebut
dengan BREAK OUT INFERTIL.
Ketika INFERTIL
terseleksi di TRANSFER dan dilakukan recording maka pihak hatchery baiknya
melakukan analisa INFERTIL. Kenapa demikian? Karna yang diduga sebagai INFERTIL
saat transper ternyata 40-50% bukanlah infertil melainkan embrio yang tidak
jadi berkembang (early death).
Kita dapat
klasifikasikan saat break out;
- Pure Infertil
- Kematian embrio 24 jam masa inkubasi
- Kematian embrio 48 jam masa inkubasi
- Blood Ring
- Black eye
BERIKUT PENYAJIAN DATA
Dari data ini kita dapat gambaran bahwa 50-60 % adalah pure infertil, kematian embrio 24-48 jam 32-35 % blood ring 2-3% dan black eye 7-16 %. sangat penting sekali diketahui bahwa "pihak Hatchery harus segera berkoordinasi dengan pihak farm dengan hasil data ini.
Pertama “Pihak farm harus segera
melakukan check pejantan setiap flok. Kemungkinan
rasio pejantan dan betina kurang optimal atau dugaan lainnya pejantan mengalami
penyakit.
Kedua “ Pihak hatchery memiiki
tugas menekan angka death 24-48 jam, blood ring dan black eye. Apa bila
Hatchery man mampu menekan inferti dengan improvisasi temperatur, kelembaban, sanitasi
dan teknis lainnya.
No comments:
Post a Comment