1001
sahabat Giovany “sinderella yang kehilangan sepatu kaca”.
Oleh:
Sandi Suroyoco Sinambela.
Giovany
sudah lama saya kenal, semester satu kami satu kelas. Dia adalah anak yang periang, segala kondisi hatinya pasti terlihat
dimimiknya. Ya! Namanya aja sudah vanny, sepertinya Tuhan sudah menciptakannya untuk nama
itu. Bukan karena dia handal berceloteh,
tapi memang karena dia sudah punya karisma yang sudah tergaris di telapak
tangannya.
Masalah percaya diri? Hahahahahaha, gak usah ditanya lagi, dia
jagonya. Body tidak menutupi percaya
dirinya. Aku sebut itu sebagai orang yang selalu bersyukur pada yang maha
kuasa.
Itulah
seorang giovany! “ dewasa pacaran itu
tak merasa disakiti meski dihianati”
Tulisan ini terinspirasi padanya saat
ada acara MaMi (malam mingguan) asisten tepat di depan lab Potong. Kala itu
gerimis kecil memercik.
Tampa
ada sedikitpun intervensi dari orang lain.
Tulisan ini murni saya tulis karena datang dari hati. Saya melihatnya akur dengan pacarnya yang
dulu sebut saja mantannya. “Ari Prima”
Asisten berdatangan satu persatu dengan
pakaian polos dengan wajah yang biasa.
Tiba-tiba giovany mencuri seluruh perhatian teman yang lainnya. “TB (tampi beda)” dia sangat rapi dan
bersemangat, memakai rok dengan wajah yang berseri-seri. Senyumnya manis dan centil menatap teman yang
lainnya. Ini adalah hal yang wajar jika
dilakukan di tempat parti.
Dari penampilan itu aku melihat kata
yang mengikutinya ” I’m here, look at me!
kicauuuu” aku sempat menghayal
bahwa dia sedang memakai gaun layaknya seperti sinderella yang ada pada dongeng
itu.
Gerak geriknya seolah bercerita. Aku
tidak tau sama sekali dengan apa yang terjadi pada dirinya. Seiring berjalannya
acara tersendak dan mulai mengerti maksudnya.....
Disebuah
acara dua orang yang dulunya adalah pasangan yang serasi tiba-tiba harus menjadi
dua orang insan yang saling menjaga jarak dan saling menutupi kesedihan
hati. Dipanggung kecil yang basah yang
tak beratap, Ari
Prima menyanyikan sebuah lagu dari ungu, lirik itu saya tau arah dan tujuannya: ... kalau saja waktu itu kutak jumpa dengannya
,,, maafkan aku tlah menduakan cintamu, berat rasa hatiku tinggalkan
dirinya......
Sinderella yang kehilangan
sepatu kaca, sepertinya terkunyah hatinya. Giovani
yang sudah berdandan dengan tampilan yang tidak biasa, aku melihatnya seolah
kehilangan peniti yang merajut dewasanya. Saat lagu itu terlantun mulai dia terlihat
kebingungan.
Pada akhirnya saya salut padanya,
ternyata dia adalah wanita yang sabar dan wanita yang dewasa. Gerimis yang terpercik perlahan itu ternyata
mampu meredam hatinya yang terselip bara kecil, dia masih mampu mengontrol
dirinya dan itulah yang kusebut sebagai wanita yang dewasa!
Pelajaran
hidup yang saya dapat dari kejadian itu adalah terkadang cinta itu bisa
berperang secara frontal dan jika kita adalah orang yang dewasa maka kita akan
mampu mengontrol diri
No comments:
Post a Comment