1001 sahabat “Kristina
mandasari Sianturi”.
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela
Apa yang kuacuhkan
di depanku dahulu ternyata menjadi dibelakang menuntun sebuah persahabatan yang
tak terputuskan rantainya, mengapa aku mengingatnya? Pastinya karna dia pernah aku
coba pahami dan memberikan kesan.
Bertahanlah sebagai seorang sahabat karna kita akan menciptakan hal yang
baru buat desa kecil yang kumuh itu.
Pertama kali
mulai menulis tentang dia agak berat rasanya.
Saya sebenarnya kurang tau banyak tentang dia, akan tetapi saya mencoba menampilkan
keberadaan ku saat satu SMA dengannya.
Dia adalah orang yang cuek. pasti!!! dan sudah jelas,,, terpampang
nyata.
Segala jenis
pertanyaan pasti dijawab-nya dengan jawaban super-super simpel. Hal ini kadang membuat jengkel. Termasuk saya
sendiri. Satu pertanyaan, dua
pertanyaan, bahkan seterusnya itu bagaikan skak dalam permainan catur. Sebenarnya sungguh memalukan bagi seorang
pria jika dijawab terus menerus tampa ada sambungan kata demi kata.
Dia tinggal dikomplek terminal,
sama dengan saya.
Sewaktu SMA saya
sering jalan bareng dengan dia ke sekolah. Biasanya
kalau gak ada teman tak kala dia naik angkot, namun jika dia ada teman untuk
jalan kaki dia tetap jalan kaki.
Disetiap sisi,
pastinya ada kelebihan dan kekurangan.
Dia memiliki talenta yang sangat bagus, jiwa seninya lumayan
tinggi. Dia pintar bernyanyi. Suaranya harus diakui jempol. Kalau soal vokal group, dia tidak pernah kelewatan. Kemampuannya ternyata dicampur adukkan dengan
ke tegasan. jika dia tidak merasa nyaman
dengan satu timnya, tak kala kata-kata yang simpel dan menyakitkan terkadang memanah
hati teman-temannya. Kalau sudah seperti ini tidak ada yang bisa ngomong.
Saya pernah
satu tim dengannya dalam perlombaan vokal group se-Tapanuli utara. Dia akan terlihat lebih tegas daripada yang
lainnya. Memang karna dia punya besik
yang kuat. “Pastinya yang tau banyak akan melakukan hal yang banyak pula”
Ternyata
dibalik jiwa seninya ada keunggulan lain yakni mata pelajaran matematika gak usah ditanya itu sarapan santapannya. Dalam dirinya sepertinya sudah mengalir darah
seni dan darah menghitung. Saya sih
maklum jikalau dia pintar matematika.
Dia terlahir di daerah terminal jadi ya mungkin saja dia sudah selangkah
didepan menghitung duit misalnya “hitungan
parrengge-rengge”
Sampai
sekarang saya masih bertanya-tanya dalam hati.
Jiwa seninya tinggi tapi entah kenapa dia terlihat kasar kalau
ngomong. Apa mungkin karena
lingkungannya? Yahh, mungkin saja
sihhhh.
Paling dia gak
suka kalau dikatain pendek. Eh tahe dongan on sameter kotor,,,,
hahahahahaha. kalau aku didepannya pasti sudah dijambak oleh dia.
Kritis dan kritis adalah kekuatan
nya,,,,,,,
Sudah tiga
tahun tidak bertemu dengannya, saya yakin dan percaya dia memiliki perubahan
yang lebih baik dari yang terakhir kali aku bertemu dengannya. Aku menerima bisik-bisikan itu dari hati yang
paling dalam. Dan pesan yang saya
sampaikan adalah berkaryalah buat sahabat-sahabatmu dengan, dengan keterampilan
yang kau punya.
Salam damai dari seorang yang dulunya
terlihat biasa-biasa padahal adalah seorang jelmaan pemerhati yang tidak
pandang bulu. “ocoi,,, (Sandi
Suroyoco Sinambela)”
Pelajaran
hidup yang bisa saya ambil darinya adalah sebuah ketenangan menghadapi masalah.
Ekspresi deg-dekan tidak akan pernah
keluar dari ekspresinya... biasama! pasti itu yang keluar dari kejadian yang
menegangkan itu.