Tuesday, 7 May 2013

1001 sahabat “Kristina mandasari Sianturi”. Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela


1001 sahabat “Kristina mandasari Sianturi”.
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela


Apa yang kuacuhkan di depanku dahulu ternyata menjadi dibelakang menuntun sebuah persahabatan yang tak terputuskan rantainya, mengapa aku mengingatnya? Pastinya karna dia pernah aku coba pahami dan memberikan kesan.  Bertahanlah sebagai seorang sahabat karna kita akan menciptakan hal yang baru buat desa kecil yang kumuh itu.

Pertama kali mulai menulis tentang dia agak berat rasanya.  Saya sebenarnya kurang tau banyak tentang dia, akan tetapi saya mencoba menampilkan keberadaan ku saat satu SMA dengannya.
Dia adalah orang yang cuek.   pasti!!! dan sudah jelas,,, terpampang nyata.

Segala jenis pertanyaan pasti dijawab-nya dengan jawaban super-super simpel.  Hal ini kadang membuat jengkel. Termasuk saya sendiri.  Satu pertanyaan, dua pertanyaan, bahkan seterusnya itu bagaikan skak dalam permainan catur.   Sebenarnya sungguh memalukan bagi seorang pria jika dijawab terus menerus tampa ada sambungan kata demi kata.

Dia tinggal dikomplek terminal, sama dengan saya. 

Sewaktu SMA saya sering jalan bareng dengan dia ke sekolah.   Biasanya kalau gak ada teman tak kala dia naik angkot, namun jika dia ada teman untuk jalan kaki dia tetap jalan kaki.

Disetiap sisi, pastinya ada kelebihan dan kekurangan.  Dia memiliki talenta yang sangat bagus, jiwa seninya lumayan tinggi.  Dia pintar bernyanyi.  Suaranya harus diakui jempol.  Kalau soal vokal group, dia tidak pernah kelewatan.  Kemampuannya ternyata dicampur adukkan dengan ke tegasan.  jika dia tidak merasa nyaman dengan satu timnya, tak kala kata-kata yang simpel dan menyakitkan terkadang memanah hati teman-temannya. Kalau sudah seperti ini tidak ada yang bisa ngomong. 

Saya pernah satu tim dengannya dalam perlombaan vokal group se-Tapanuli utara.  Dia akan terlihat lebih tegas daripada yang lainnya.  Memang karna dia punya besik yang kuat.  “Pastinya yang tau banyak akan melakukan hal yang banyak pula”

Ternyata dibalik jiwa seninya ada keunggulan lain yakni mata pelajaran  matematika gak usah ditanya itu sarapan santapannya.  Dalam dirinya sepertinya sudah mengalir darah seni dan darah menghitung.  Saya sih maklum jikalau dia pintar matematika.  Dia terlahir di daerah terminal jadi ya mungkin saja dia sudah selangkah didepan menghitung duit misalnya “hitungan parrengge-rengge

Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya dalam hati.  Jiwa seninya tinggi tapi entah kenapa dia terlihat kasar kalau ngomong.  Apa mungkin karena lingkungannya?  Yahh, mungkin saja sihhhh.

Paling dia gak suka kalau dikatain pendek.  Eh tahe dongan on sameter kotor,,,, hahahahahaha. kalau aku didepannya pasti sudah dijambak oleh dia.

Kritis dan kritis adalah kekuatan nya,,,,,,,

Sudah tiga tahun tidak bertemu dengannya, saya yakin dan percaya dia memiliki perubahan yang lebih baik dari yang terakhir kali aku bertemu dengannya.  Aku menerima bisik-bisikan itu dari hati yang paling dalam.  Dan pesan yang saya sampaikan adalah berkaryalah buat sahabat-sahabatmu dengan, dengan keterampilan yang kau punya. 

Salam damai dari seorang yang dulunya terlihat biasa-biasa padahal adalah seorang jelmaan pemerhati yang tidak pandang bulu.   “ocoi,,, (Sandi Suroyoco Sinambela)”

Pelajaran hidup yang bisa saya ambil darinya adalah sebuah ketenangan menghadapi masalah. Ekspresi deg-dekan tidak akan pernah keluar dari ekspresinya... biasama! pasti itu yang keluar dari kejadian yang menegangkan itu.

No comments: