BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keasaman darah atau pH darah menggambarkan konsentrasi ion hidrogen yang menentukan keasaman atau kebasaan relatif dari larutan. pH 7,0 menggambarkan keadaan netral, tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa. Larutan dengan pH 1 – 6,5 adalah larutan asam pH untuk larutan basa berkisar antara 7,2 – 14,0, semakin besar angka maka darah bersifat basa. Pada kondisi normal pH darah sedikit alkali yaitu antara 7,35 dan 7,45. pH darah di pertahankan dalam batas-batas yang relatif sempit oleh adanya buffer kimia, terutama natrium bikarbonat. Bikarbonat yang terdapat di dalam darah sebagai hasil metabolisme juga dipergunakan untuk menetralisir keasaman darah. Dalam kondisi sakit maka bikarbonat menurun sehingga menimbulkan keadaan asam dalam darah atau asidosis.
1. 2. Tujuan
Praktikum Fisiologi Ternak bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui prinsip dan cara-cara pengukuran pH darah. Dapat membandingkan pH darah hewan pada kondisi tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. pH Darah
Keasaman (pH) darah menggambarkan konsentrasi ion hydrogen, yang menentukan keasaman atau kebasaan relative dari larutan. Dalam air destilasi, ion hydrogen (H+) yang bersifat asam setara dengan ion hidroksil (OH-) yang bersifat basa, pHnya 7 yang menggambarkan keadaan netral. Dalam keadaan normal pH terletak diantara 7,35 – 7,45 sedikit berada di daerah yang basanya netral. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keasaman darah, diantaranya adalah pengeluaran karbondioksida (gas asam) melalui paru – paru. Jadi hiperventilasi dengan cara membuang banyak karbondioksida dapat menyebabkan alkalosis (pH darah abnormal) sementara di dalam darah (Frandson, 1992). Buffer kimia (penyangga) terutama natrium bikarbonat yang dapat mempertahankan pH darah dalam suatu batas – batas yang relative sempit. Buffer bereaksi dengan asam kuat atau basa kuat hingga menghasilkan garam netral dan asam atau basa lemah. Darah selalu bersifat alkalik. Kadar alkaliknya tergantung dari konsentrasi ion-hidrogen dan hal ini sering dinyatakan sebagai pH. pH sebesar 7 berarti larutan tersebut dalam keadaan netral. pH antara 1-7 berarti larutan tersebut dalam keadaan asam. pH antara 7-14 berarti larutan tersebut dalam keadaan basa. pH normal akan dipertahankan. Karena kalau sedikit berubah ke arah asam ataupun ke arah basa akan mempengaruhi kehidupan. Sehingga usaha mempertahankan tingkat alkali yang konstan dalam darah adalah sangat penting (Pearce, 1997).
pH darah unggas normal adalah 7,2 sampai 7,3. pH semakin tinggi akan lebih bersifat basa. Perubahan pH pada darah terjadi karena adanya ganguan metabolisme berupa perubahan konsentrasi bikarbonat dari hewan tersebut. Darah sebagaimana mestinya memiliki fungsi untuk transport gas seperti oksigen (O2) dan karbondioksida (William, 1985). darah memiliki banyak fungsi yaitu diantaranya sebagai transportasi zat-zat makanan ke jaringan tubuh, transportasi oksigen ke jaringan tubuh, transportasi sisa-sisa metabolisme ke ginjal dapat dibuang, transportasi hormon-hormon dari kelenjar endokrin, pengaturan keseimbangan air dalam jaringan tubuh, berperan dalam sistem buffer, berperan dalam hal pengendalian tubuh dan berfungsi mempertahankan diri dari partikel asing yang masuk dalam tubuh (Harlod, 1979).
Penyangga adalah campuran dari asam lemak dan garm basanya. Istilah penyangga menjelaskan substansi kimia yang mengurangi perubahan pH dalam larutan yang disebabkan penambahan asam ataupun basa (Frandson, 1992). Empat sistem penyangga utama dari tubuh yang membantu memelihara pH agar tetap konstan adalah pertama bikarbonat merupakan penyangga yang paling banyak secara kuantitatif dan bekerja pada EFC. Kedua fosfat merupakan penyangga yang paling penting dalam sel darah merah dan sel tubulus ginjal. H+ yang diekskresikan ke dalam kemih, disangga dengan fosfat (dikenal sebagai asam yang dapat dititrasi). Ketiga hemoglobin yang tereduksi mempunyai afinitas kuat dengan H+, maka kebanyakan ion-ion ini menjadi terikat dengan hemoglobin dan keempat protein paling banyak terdapat pada sel jaringan dan juga bekerja pada plasma (Reviany dan Hartini, 1989).
BAB III
METODELOGI
Praktikum Dasar Fisiologi Ternak tentang tingkat keasaman darah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2011 pukul 14.00 – 16.00 WIB di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro, Semarang.
4.1 Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum mengukur tingkat keasaman darah yaitu darah hewan percobaan, dalam hal ini adalah serum darah burung puyuh. Sedangkan alat yang digunakan yaitu pH indicator.
4.2 Metode
Metode yang digunakan dalam praktkum ini pertama mecelupkan pH indikator kedalam sample serum darah selama 5 menit, mengangkat dan mengeringkan dengan angin, membandingkan dengan warna standart, membaca warna pH yang didapat dan membuat bahasan dari hasil pengukuran pH tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Mengukur Tingkat Keasaman
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Pengukuran Tingkat Keasaman Darah
Jenis Darah PH Darah
Darah Unggas 8
Sumber : Data Primer Praktikum Fisiologi Ternak, 2011.
Berdasarkan hasil praktikum bahwa pH yang diperoleh adalah 8, ini menunjukan bahwa darah yang diuji bersifat basa karena memiliki pH diatas netral. Seperti pernyataan William (1985) bahwa pH darah unggas normal adalah 7,2 sampai 7,3. Hal ini menunjukan bahwa sampel yang diuji memiliki pH darah yang lebih tinggi atau lebih bersifat basa. Perubahan pH pada darah terjadi karena adanya ganguan metabolisme berupa perubahan konsentrasi bikarbonat dari hewan tersebut. Darah sebagaimana mestinya memiliki fungsi untuk transport gas seperti oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Hal ini sesuai pendapat Harlod (1979) darah memiliki banyak fungsi yaitu diantaranya sebagai transportasi zat-zat makanan ke jaringan tubuh, transportasi oksigen ke jaringan tubuh, transportasi sisa-sisa metabolisme ke ginjal dapat dibuang, transportasi hormon-hormon dari kelenjar endokrin, pengaturan keseimbangan air dalam jaringan tubuh, berperan dalam sistem buffer, berperan dalam hal pengendalian tubuh dan berfungsi mempertahankan diri dari partikel asing yang masuk dalam tubuh.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasakan praktikum status darah dengan materi mengukur tingkat keasaman darah diperoleh pH sebesar 8. Hal ini menunjukkan bahwa pH darah ayam bersifat basa dan sesuai tingkat keasaman darah unggas yakni 7,2 - 7,3.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keasaman darah, diantaranya adalah pengeluaran karbondioksida melalui paru–paru. Jadi hiperventilasi dengan cara membuang banyak karbondioksida dapat menyebabkan alkalosis (pH darah abnormal). Buffer kimia (penyangga) terutama natrium bikarbonat yang dapat mempertahankan pH darah dalam suatu batas – batas yang relative sempit. Buffer bereaksi dengan asam kuat atau basa kuat hingga menghasilkan garam netral dan asam atau basa lemah.
5.2. Saran
Praktikan harus mempunyai ketelitian dan kesabaran dalam mencocokkan warna sampel dengan warna pada indikator universal agar mendapatkan pH yang sesuai dengan pH normal pada unggas khususnya burung puyuh.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.
Harlod, A. H. 1979. Review of Physiological Chemistry. Diterjemahkan oleh Martin Muliawan. Buku Kedokteran E. G. C, Jakarta.
Pearce, Everlin. 1989. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Gramedia. Jakarta
Reviany Widjayakusuma dan Sri HartiniSjahfri Sikar. 1986. Fisiologi Hewan. Jilid 1. Institut Pertanian Bogor.
William, A. 1985. Patro Fisiologi. Edisi Ke-7. Jilid 11. Terjemahan, Jakarta.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK
Disusun Oleh :
Nama : Sandi Suroyoco Sinambela
NIM : 23010110110031
Kelompok : IVE
Asisten : Swesti Ari
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011