1001
sahabat “Pelajaran Hidup dari seorang Dosen “Daud Samsudewa”.
Oleh:
Sandi Suroyoco Sinambela.
Beliau adalah dosen
UNDIP jurusan Peternakan dan Pertaniaan.
Gelar yang disandangnya sekarang adalah gelar Doktor dari Filipina. Prestasinya sangat luar biasa. Beliau terlihat sangat polos. Yang
pasti low PROFILE high knowledge! Itu yang saya lihat.
Sudah lama saya ingin
menuliskan cerita ini. Tetapi saat
inilah waktu yang tetap.
Pertama kalinya saya
melirik beliau saat mengajukan proposal permohonan dana.
Tampa sepengetahuan nya
saya belajar dar kepemimpinan dari Beliau.
Mengapa saya langsung
blak-blakan mengatakan beliau pemimpin?
Yakni karena beliau dapat mempengaruhi perilaku saya kearah yang lebih
baik, bukan hanya saya yang lainnya juga aku yakin akan mencapai jutaan orang
seumur hidupnya. Daya juangnya tidak
akan pernah saya ragukan lagi.
Pak Daud Samsudewa adalah salah satu pemimpin yang akan selalu sebuah
contoh dalam hidupku. Saya merasakan betapa banyaknya pengaruh yang beliau
lakukan. Beliau cekatan, jalan dengan
cepat, sangat ramah, dan selalu memberikan motivasi untuk selalu berjuang.
Aku ingat bahwa saat
kami ret-reat PAB di Sala Tiga. Setelah
selesai makan dia langsung bergegas memberesi tempat makan. Beliau langsung spontanitas mencuci
piring. Saat itu aku hanya terdiam
kebingungan, saat itu saya masih asik makan. Saya memperhatikan beliau sudah sibuk mencuci
piring, “hati saya tersentak”. Saya
berpikir, beliau adalah seorang dosen, saya mahasiswa, apa
yang dapat saya lakukan? Saya mencoba
untuk membantu tapi dengan sigap beliau langsung menyelesaikan pekerjaan itu.
Saya berpikir lagi apa
yang harus saya perbuat?
Saya tidak melepaskan
piring dan gelas yang telah selesai saya pakai, karena saya enggan beliau akan
menyucinya juga.
Secara spontanitas saya
ternyata diberikan pelajaran. “inilah
arti melayani” itu yang saya pikir dan pikir lagi berulang-ulang. Bukan karena gelar, jabatan atau apapun
itu. Yang pasti saya harus melayani
sebaik baiknya. Bukan supaya indah
dilihat mata orang lain.
Pandangan saya terhadap
pak Daud ternyata benar adanya. Dia
betul-betul akan menjadi seorang pemimpin besar. Respon-nya terhadap sesama sangat tinggi, itu
ternyata bisa mengarahkan arah pandang saya agar beliau menjadi salah satu
panutan. Saat bertemu dengan siapapun
beliau sangat welcome, tua,muda tidak masalah baginya. Senyum yang lebar dan sopan adalah sinyal
yang saya terima.
Saat saya sudah kenal
betul dengan beliau yang ada dihati adalah saya akan belajar dari kehidupannya!
Saya tidak salah pilih dengan metode jiplak
ini. saya bukan semata-mata ingin meniru
hanya karna alasan yang kaku. Beliau
adalah hamba Tuhan yang setia. Saya merasakan
sinyal rohani yang sering dikirimkannya.
Beliau berjalan sangat
sigap dan tidak pernah berjalan pelan.
Sampai sekarang saya masih meniru gaya jalan ini. ya memang karena saya
terinspirasi bahwa gerakan yang cepat adalah pencapaian tujuan yang cepat
pula. Terkadang saya lupa, tetapi saat
saya ingat maka saya akan melakukannya lagi.
Saya tidak akan pernah
berhenti melihat yang baru dari beliau.
Sebab jika saya belajar dari keberhasilannya dan saya juga belajar dari
kegagalanku sendiri, maka saya akan semakin bijak lagi.
Pelajaran
hidup yang saya dapat dari beliau adalah bahwa Pemimpin itu seharusnya
melayani, ramah, menerima siapapun, dan
bukan malah menjadi arogan setelah mendapat gelar ataupun jabatan. Semoga setelah saya mendeskripsikan beliau
saya menjadi lebih termotivasi dengan daya juang beliau.
3 comments:
Sangat menginspirasi ya cerita ini (y) saya juga salah satu pengagum beliau. Masukan saja dalam diksi dan konsistensi penulisan. Seperti kata aku atau saya yang digunakan. Kemudian konsistensi kata ganti orang ke-3. Ada 'dia' dan 'beliau' padahal merujuk ke subjek yang sama. Terimakasih. Salam semangat.
http://itsaboutamelie.blogspot.com
setuju sama koreksi dr amel
ya,,,,, saya sangat setuju... terimakasih atas masukannya... tulisan bukan sebuah lukisan,,, tulisan mungkin saja bisa diedit bahkan ribuan kali... saya akan tampilkan penulisan yang lebih baik lagi
Post a Comment