Saturday 26 July 2014

Teknologi Bioreproduksi "Inseminasi Buatan"


Inseminasi buatan
Tahapan inseminasi buatan adalah suatu proses yang dimulai dari pemeliharaan pejantan, penampungan semen, evaluasi semen, produksi semen beku, ditribusi dan proses inseminasi. Proses inseminasi dilakukan setelah ternak mengalami tanda-tanda birahi yang terlihat dengan ciri-ciri vulva ternak bengkak, merah, dan hangat. Terdapat lendir bening yang keluar dari vulva, ternak bertingkah laku seperti menaiki ternak lain, bersuara terus (menguak), dan mengalami ereksi uterus. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Toelihere, (1981) yang menyatakan bahwa selama estrus, sapi betina menjadi sangat tidak tenang, kurang napsu makan, dan kadang-kadang menguak dan berkelana mencari hewan jantan. Ia mencoba menaiki sapi-sapi betina lain dan akan diam berdiri pasrah bila dinaiki. Vulva sapi tersebut dapat membengkak, memerah dan penuh dengan sekresi mucus transparan (terang tembus, seperti kaca) yang menggantung dari vulva atau terlihat disekeliling pangkal ekor.
 Tahapan yang dilakukan dalam praktikum dengan materi inseminasi buatan adalah simulasi inseminasi yaitu dimulai dari inseminator yang mendatangi peternak, inseminator memastikan kondisi birahi ternak dengan memeriksa keadaan vulva, tingkah laku ternak, lendir dan ereksi uterus. Tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan inseminasi. Mengeluarkan feses yang ada didalam rectum. Semen beku yang hendak digunakan dithawing terlebih dahulu menggunakan air dengan suhu 37o C selama 30 detik., menurut Pratiwi et al., (2006) bahwa waktu efektif untuk thawing pada semen beku  kurang dari 1menit (1530 detik) dengan menggunakan air ledeng yang suhunya berkisar antara 2530oC. Setelah proses thawing selesai pasang straw yang berisi semen beku tersebut pada insemination gun dan pasang plastic sheet. Lakukan palpasi dan mencari ujung serviks. Masukkan insemination gun secara hati-hati dan melakukan penembakan pada posisi masuk kedalam serviks. Mengeluarkan insemination gun dan tangan secara pelan-pelan. Buang plastic sheet bekas dan plastic gloves yang telah dipakai untuk menghindari penularan penyakit. Mencuci insemination gun yang telah digunakan dan melakukan pencatatan pada kartu IB. Hal ini sesuai dengan pendapat Hunter, (1995) bahwa teknik inseminasi pada sapi, pipet inseminasi dari gelas atau plastic sekali pakai atau pipa jerami diarahkan ke mulut serviks dengan bantuan tangan lewat dinding rectum untuk mengangkat bagian serviks, dan selanjutnya pipet dimasukkan kedalam saluran serviks pada kebanyakan hewan, meskipun ini mungkin sulit dilakukan pada sapi dara. Inseminate dengan demikian dapat ditumpahkan langsung kedalam uterus dengan menekan secara perlahan spuit atau pistol inseminasi yang dipasang pipet namun biasanya pipet itu ditarik secara perlahan selama prosedur itu sehingga sedikitnya ada bagian inseminat yang tertumpahkan dalam lipatan serviks.

DAFTAR PUSTAKA
Toelihere. MR. 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.  
Pratiwi. WC, Affandhy. L, dan Ratnawati, D. 2006. Pengaruh Lama Thawing terhadap Kualitas Semen Beku Sapi Limousin dan Brahman. Animal Production 11 (1) 4852

No comments: