MILK
FEVER
NAMA :
SANDI SUROYOCO SINAMBELA
Milk
fever adalah penyakit yang terjadi akibat ketidakmampuan seekor sapi
ataupun kambing beradaptasi terhadap perubahan konsentrasi kalsium di
dalam tubuhnya. Kalsium adalah makromineral yang sangat penting di
dalam tubuh. Kalsium berperan dalam proses pembentukan tulang,
kontraksi otot, pembekuan darah dan lain-lain. Bila seekor sapi
kehilangan kalsium akibat proses pemerahan, maka kalsium darah harus
segera tergantikan. Ketidakmampuan sapi menanggapi kebutuhan tersebut
menyebabkan konsentrasi kalsium darahnya turun dan menyebabkan
gangguan peran fungsi kalsium termasuk kontraksi otot. Gejala klinis
dari milk fever adalah anoreksia, turunnya suhu tubuh, leher melipat
dan pupil tidak bereaksi terhadap cahaya. Milk fever meningkatkan
risiko terjadi mastitis pada sapi perah. Penderita milk fever akan
mengalami kesulitan mengalami kontraksi otot, termasuk juga otot-otot
lubang puting.
Milk
fever terjadi pada ternak kambing dan sapi. Sapi yang sering
terserang milk fever adalah sapi perah terutama pada umur diatas 5
yahun.
Milk
fever terjadi karena beberapa faktor yaitu predisposisi dan etiologi.
Faktor predisposisi meliputi bertambah tua ternak tersebut > 5 th
: 20%, herediter, produksi susu yang terlalu tinggi, nafsu makan
ternak yang semakin lama semakin berkurang. faktor etiologi
menjelaskan bahwa adanya gangguan sistim syaraf, alergi, gangguan
neuromuskuler, penyakit turunan, penyakit infeksi, dan defisiensi
mineral dan vitamin dalam pakan seperti Ca, P, vit A, vitamin D.
Pada umumnya sapi penderita mempunyai konsentrasi kalsium darah
kurang dari 7 mg/dl. Implikasi menurunnya peran fungsi kalsium
mempunyai dampak yang luas terhadap sistem kekebalan dan
penyakit-penyakit lain pada sapi periode periparturien.
Cara
penanggulangannya adalah dengan cara pengobatan dan
pencegahan.Pengobatan dilakukan dengan cara menyuntikan preparat Ca
(boroglukonat calcicus) : 50 -100 ml pada kambing. Sapi : 10 kali
(separo secara iv dan separo secara sc). Pencegahan pada saat 30 hr
menjelang kelahiran : Ca diturunkan, setelah melahirkan Ca
ditingkatkan pemberian. Hal-hal yg perlu diperhatikan adalah turunnya
Ca sampai kadar 3 – 7 mg/dl, turunnya P sampai 1 mg/dl (normal : 5
– 6mg/dl), pemberian Ca yang berlebihan sepanjang masa bunting,
hormon tyrocalcitonin dari kel. tyroid mjd tidak aktif, penyerapan Ca
di sel-sel usus menurun, hormon parathormon dari kel. Tyroid
meningkat, gangguan absorbsi Ca, gangguan 1,25 (OH)2 vitamin D,
hormon estrogen dan kel adrenal absorbsi Ca turun, mobilisasi Ca dr
tulang meningkat.
selamat membaca dan hendaknya mendapat pengetahuan yang lebih??? gam sa hamnida, arigato, thankyou so much.
No comments:
Post a Comment