Monday, 7 July 2014

Prof. Sumarsono Belajar Untuk Jujur, anti korupsi waktu


1001 sahabat  Prof. Sumarsono Belajar Untuk Jujur
Oleh: Sandi Suroyoco Sinambela

9 desember 2013.  Semangat dari salah seorang sahabatku patah arang. 

Absennya tahan dulu! Akeh sing ora tekko.   Di dalam hati aku senyum mengingat kasus Titip Absen dulu, aku pernah membuat surat perjanjian kepada pak Cahya 2 kalimat 1000 kali salinan. Gateli po ora?

Kala itu prof Warsono semangat 45 mengisi kuliah miskipun alat yang dibutuhkan tidak ada, sehingga dia harus bercerita dan bersuara lantang dari depan.  Tidak sampai satu jam beliau mengakhiri perkuliahan itu.  Kemudian beliau meminta absen.  

Tak diduga, dan tak disangka ternyata beliau merepotkan dirinya untuk membaca absen. 

Wajah teman saya sudah merah lantas dapatkan nasip apes.

Dipanggil satu persatu nama mahasiswa, dan ternyata ada beberapa mahasiswa yang tidak menyahut beliau saat memanggil, artinya ada relawan yang bersedia berkorban... saya senyum, itu hal yang lumrah dan yang sering terjadi dikalangan mahasiswa apalagi angkatan tua.

Karena ada beberapa orang yang tidak menyahut pangilan, prof warsono tersenyum dan memberi nasehat kepada kami.

Saya tidak akan mengusut siapa yang menjadi relawan.  Tapi selagi ada waktu yang tersisa bertobatlah. Dengan wajah tersenyum semuanya juga menjadi tersenyum karna mungkin pernah menjadi relawan buat temannya.

Bukankah ada kesempatan 25% untuk bolos? Memang mahasiswa juga manusiawi tapi belajarlah untuk jujur.

“pendidikan itu lebih penting menghasilkan KEJUJURAN dari pada menghasilkan PRESTASI  meskipun suara itu pelan tapi mampu menyentak pikiran ku.

Saya membuat pernyataan dalam hati.  Dosen bisa berhasil mengajari kami tentang ilmu, tetapi berbicara kejujuran adalah ajaran dari lingkungan dan dari hati yang bersangkutan.  Terimakasih sudah memberi sedikit pengaruh pada kami agar bersifat jujur.

Ternyata sekarang hari Anti Korupsi nasional.....

Kami memperjuangkan kesetia kawanan, dan beliau memperjuangkan kejujuran.  Dengan perkataan beliau yang bijak sana, tidak ada friksi yang terjadi.

No comments: