Inseminasi buatan
Tahapan inseminasi buatan adalah suatu proses yang
dimulai dari pemeliharaan pejantan, penampungan semen, evaluasi semen, produksi
semen beku, ditribusi dan proses inseminasi. Proses inseminasi dilakukan
setelah ternak mengalami tanda-tanda birahi yang terlihat dengan ciri-ciri
vulva ternak bengkak, merah, dan hangat. Terdapat lendir bening yang keluar
dari vulva, ternak bertingkah laku seperti menaiki ternak lain, bersuara terus
(menguak), dan mengalami ereksi uterus. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Toelihere, (1981) yang menyatakan bahwa selama estrus, sapi betina menjadi
sangat tidak tenang, kurang napsu makan, dan kadang-kadang menguak dan
berkelana mencari hewan jantan. Ia mencoba menaiki sapi-sapi betina lain dan
akan diam berdiri pasrah bila dinaiki. Vulva sapi tersebut dapat membengkak,
memerah dan penuh dengan sekresi mucus transparan (terang tembus, seperti kaca)
yang menggantung dari vulva atau terlihat disekeliling pangkal ekor.
Tahapan yang
dilakukan dalam praktikum dengan materi inseminasi buatan adalah simulasi
inseminasi yaitu dimulai dari inseminator yang mendatangi peternak, inseminator
memastikan kondisi birahi ternak dengan memeriksa keadaan vulva, tingkah laku
ternak, lendir dan ereksi uterus. Tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan
alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan inseminasi. Mengeluarkan feses
yang ada didalam rectum. Semen beku yang hendak digunakan dithawing terlebih
dahulu menggunakan air dengan suhu 37o C selama 30 detik., menurut
Pratiwi et al., (2006) bahwa
waktu efektif untuk thawing pada semen beku
kurang dari 1menit (15‐30 detik) dengan menggunakan air ledeng yang suhunya berkisar antara 25‐30oC. Setelah
proses thawing selesai pasang straw yang berisi semen beku tersebut pada
insemination gun dan pasang plastic sheet. Lakukan palpasi dan mencari ujung
serviks. Masukkan insemination gun secara hati-hati dan melakukan penembakan
pada posisi masuk kedalam serviks. Mengeluarkan insemination gun dan tangan
secara pelan-pelan. Buang plastic sheet bekas dan plastic gloves yang telah
dipakai untuk menghindari penularan penyakit. Mencuci insemination gun yang
telah digunakan dan melakukan pencatatan pada kartu IB. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hunter, (1995) bahwa teknik inseminasi pada sapi, pipet inseminasi
dari gelas atau plastic sekali pakai atau pipa jerami diarahkan ke mulut
serviks dengan bantuan tangan lewat dinding rectum untuk mengangkat bagian
serviks, dan selanjutnya pipet dimasukkan kedalam saluran serviks pada
kebanyakan hewan, meskipun ini mungkin sulit dilakukan pada sapi dara.
Inseminate dengan demikian dapat ditumpahkan langsung kedalam uterus dengan
menekan secara perlahan spuit atau pistol inseminasi yang dipasang pipet namun
biasanya pipet itu ditarik secara perlahan selama prosedur itu sehingga
sedikitnya ada bagian inseminat yang tertumpahkan dalam lipatan serviks.
DAFTAR
PUSTAKA
Toelihere.
MR. 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.
Pratiwi. WC, Affandhy. L, dan Ratnawati, D. 2006. Pengaruh Lama Thawing terhadap Kualitas
Semen Beku Sapi Limousin dan Brahman. Animal Production
11 (1) 48‐52
No comments:
Post a Comment