Monday, 28 July 2014

Peran Enzim dan Pakan Aditif dalam Pakan pada Pertumbuhan dan Performa Broiler


Peran Enzim dan Pakan Aditif dalam Pakan pada
Pertumbuhan dan Performa Broiler
oleh: Sandi Suroyoco Sinambela
         
Ayam pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam, dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan di berbagai wilayah Indonesia. Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak.

Berbagai eksperimen telah dilakukan untuk melakukan percobaan terhadap broiler. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas karkas daging ayam broiler, pertumbuhan maupun performa ayam broiler. Pertumbuhan dan performa dari ayam broiler sebagian besar dipengaruhi oleh pakan yang diberikan kepada broiler. Pakan aditif yang diberikan pada ayam broiler juga berpengaruh terhadap performa broiler.

Lima eksperimen pada jurnal membahas tentang penggunaan enzim dan pakan aditif pada pakan ayam broiler. Penggunaan enzim dan pakan aditif juga berpengaruh pada pertumbuhan dan performa ayam broiler.
Enzim merupakan katalis biologis yang membantu menjalankan proses-proses yang penting dalam makhluk hidup. Kehadiran enzim secara alami dan diproduksi secara anaerob maupun aerob dari biakan bakteri atau fungi. Enzim telah digunakan selama 50 tahun terakhir, tetapi penggunaannya dalam pakan menerima banyak perhatian pada 20 terakhir.

Penggunaan enzim eksogen dalam pakan non-ruminan dapat menyediakan nutrisi yang sudah memiliki komponen-komponen penting yang dapat menambah kecernaan pakan dan mengurangi kontaminasi dari lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas pakan. Enzim dalam jumlah yang kecil mempercepat reaksi-reaksi kimia yang berguna bagi pertumbuhan ayam broiler.

Banyak eksperimen menunjukkan bahwa penggunaan enzim menjadi sangat efektif saat ditambahkan pada pakan unggas yang mengandung jumlah Non-Starch Polysaccharides (NSP atau zat tepung non polisakarada) seperti jelai barley sorghum, gandum (wheat), kacang polong (peas and lupins). Sorghum lebih konsisten dan lebih tinggi energinya dibanding dengan gandum.

Pemberian sereal biji-bijian tidak terlalu baik pada pertumbuhan, mengurangi efisensi organ pencernaan, menambah aktivitas mikroba berbahaya yang ada di usus, kotoran yang lengket, miskinnya rasio konversi pakan dan menurunkan kualitas dari karkas ayam broiler. Efek negatif seperti itu biasanya dihubungkan dengan adanya Non-Starch Polysaccharides (NSP atau zat tepung non polisakarada) pada sereal biji-bijian seperti gandum dan jagung. Enzim dapat mengatasi masalah ini dengan menambah kecernaan dan mengurangi jumlah ekskreta pada broiler. Dengan demikian enzim tidak hanya mengubah penampilan dari unggas tetapi juga membantu mengurangi polusi lingkungan dengan mengurangi ekskreta dan kelembaban.

Walaupun banyak penelitian yang dipublikasikan tentang penggunaan enzim pada industi unggas, hal itu masih tidak jelas hingga saat ini bagamana enzim dapat tetap efektif dalam menambah pemanfaatan pakan di masa mendatang.

Penggunaan enzim memungkinkan untuk menambah nilai nutrisi pada pakan broiler dan memfasilitasi mikroba dalam usus unggas untuk tumbuh. Enzim pencernaan secara khusus menghidrolisis komponen pakan dan bergabung seperti hidrolase. Perbedaan bentuk dan tipe enzim telah digunakan pada variasi pakan utama unggas untuk mengubah pemanfaatannya dan akhirnya menjaga kesehatan dan produksi ayam broiler. Penggunaan satu atau campuran enzim pada pakan bergantung pada kualitas dan kesesuaian enzim ini dengan kesehatan dan produksi unggas.

Pemberian enzim tidak terlalu signifikan hasilnya pad umur 21 hari. Efek dari enzim akan terlihat saat unggas berumur 42 hari. Sesuai dengan perkembangan umur dari unggas, kemampuan pencernaannya pun juga bertambah dan terjadi peningkatan mikrobia dimana efek dari enzim eksogen yang tampak lebih jelas dan ikut mengatur seluruh kegiatan mikroflora.

Rata-rata pertumbuhan akan menurun secara signifikan dengan penambahan enzim pada level yang berbeda. Ketika konsumsi pakan tertinggi dengan konsentrasi enzim terendah dan konsentrasi enzim ditambah, maka konsumsi akan menurun secara signifikan.

Perlakuan enzim pada pakan (barley) dapat mengurangi panjang relatif dari duodenum, jejenum, dan ileum. NSP dapat menambah daya viskositas saluran digesti dan mencegah sentuhan efektif antara enzim dan substratnya.

Enzim dapat membantu menambah penggunaan biji-bijian dalam pakan. Penggunaan enzim eksogenus juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas daging ayam. Enzim eksogenus (xilanase dan betaglukanase)  dapat meningkatkan performa konsumsi broiler pada pakan gandum, apalagi selama masa pertumbuhan. Enzim ini diberikan sekitar 200mg/kg. Suplementasi 0,20 % enzim Phylazim dalam ransum yang menggunakan 30 % dedak padi dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum broiler umur 2 – 6 minggu. Penggunaan 30 % dedak padi tanpa tambahan enzim Phylazim dalam ransum broiler umur 2–6 minggu ternyata menurunkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum jika dibandingkan dengan kontrol (ransum dengan 15 % dedak padi).




REFERENSI
Candrawati1 D. P. M. A, N. M. Witariadi I. G. N. G. Bidura, dan M. Dewantari. 2006. Pengaruh Suplementasi Enzim Phylazim Dalam Ransum Yang Menggunakan 30 % Dedak Padi Terhadap Penampilan Broiler.  Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana. Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.
Wenk. C . 2000.  Recent advances in animal feed additives such as metabolic modifiers, anti microbial agent, probiotics, enzymes and higly available mineral. Institute of Animal  Sciences, Nutrition Biology, ETH Zurich, Swizeland. 1: 86-95
Allen, C.M., Bedford, M.R. & McCracken, K.J., 1995. A synergistic response to enzyme and antibiotic supplementation of wheat-based diets for broilers. In: Proc. 10th Eur. Symp. on Poult. Nutr., 15-19 Oct. 1995, Antalya, Turkey. pp. 369-370.
Lim, H. S., H. Namkung, J. S. Um, K. R. Kang, B. S. Kim, and I. K. Paik. 2001. The
Effects of Phytase Supplementation on The Performance of Broiler Chickens Fed Diets with Different Levels of Non-Phytase Phosphorus. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14 (2) : 250 – 257
Simbaya, J., B. A. Slominski, W. Guenter, A. Morgan and L. D. Cambell. 1996. The
Effects of Protease and carbohydrase on The Nutritive Value of Canola Meal for Poultry : In Vitro and In Vivo Studies. Anim. Feed. Sci. Technoll. 61 : 219 – 234.

No comments: