Peran Enzim dan Pakan Aditif dalam Pakan pada
Pertumbuhan dan
Performa Broiler
oleh: Sandi Suroyoco Sinambela
Ayam pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat
sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Ayam
broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam
yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging
ayam, dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka
banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan di berbagai
wilayah Indonesia .
Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal
ternak.
Berbagai eksperimen telah dilakukan
untuk melakukan percobaan terhadap broiler. Eksperimen-eksperimen yang
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas karkas daging ayam broiler,
pertumbuhan maupun performa ayam broiler. Pertumbuhan dan performa dari ayam
broiler sebagian besar dipengaruhi oleh pakan yang diberikan kepada broiler. Pakan aditif yang diberikan pada ayam
broiler juga berpengaruh terhadap performa broiler.
Lima
eksperimen pada jurnal membahas tentang penggunaan enzim dan pakan aditif pada
pakan ayam broiler. Penggunaan enzim dan pakan aditif juga berpengaruh pada
pertumbuhan dan performa ayam broiler.
Enzim
merupakan katalis biologis yang membantu menjalankan proses-proses yang penting
dalam makhluk hidup. Kehadiran enzim secara alami dan diproduksi secara anaerob
maupun aerob dari biakan bakteri atau fungi. Enzim telah digunakan selama 50
tahun terakhir, tetapi penggunaannya dalam pakan menerima banyak perhatian pada
20 terakhir.
Penggunaan
enzim eksogen dalam pakan non-ruminan dapat menyediakan nutrisi yang sudah
memiliki komponen-komponen penting yang dapat menambah kecernaan pakan dan
mengurangi kontaminasi dari lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas pakan.
Enzim dalam jumlah yang kecil mempercepat reaksi-reaksi kimia yang berguna bagi
pertumbuhan ayam broiler.
Banyak
eksperimen menunjukkan bahwa penggunaan enzim menjadi sangat efektif saat
ditambahkan pada pakan unggas yang mengandung jumlah Non-Starch Polysaccharides
(NSP atau zat tepung non polisakarada) seperti jelai barley sorghum, gandum (wheat),
kacang polong (peas and lupins). Sorghum
lebih konsisten dan lebih tinggi energinya dibanding dengan gandum.
Pemberian
sereal biji-bijian tidak terlalu baik pada pertumbuhan, mengurangi efisensi
organ pencernaan, menambah aktivitas mikroba berbahaya yang ada di usus,
kotoran yang lengket, miskinnya rasio konversi pakan dan menurunkan kualitas
dari karkas ayam broiler. Efek negatif seperti itu biasanya dihubungkan dengan
adanya Non-Starch Polysaccharides (NSP atau zat tepung non polisakarada) pada
sereal biji-bijian seperti gandum dan jagung. Enzim dapat mengatasi masalah ini
dengan menambah kecernaan dan mengurangi jumlah ekskreta pada broiler. Dengan
demikian enzim tidak hanya mengubah penampilan dari unggas tetapi juga membantu
mengurangi polusi lingkungan dengan mengurangi ekskreta dan kelembaban.
Walaupun
banyak penelitian yang dipublikasikan tentang penggunaan enzim pada industi
unggas, hal itu masih tidak jelas hingga saat ini bagamana enzim dapat tetap
efektif dalam menambah pemanfaatan pakan di masa mendatang.
Penggunaan
enzim memungkinkan untuk menambah nilai nutrisi pada pakan broiler dan
memfasilitasi mikroba dalam usus unggas untuk tumbuh. Enzim pencernaan secara
khusus menghidrolisis komponen pakan dan bergabung seperti hidrolase. Perbedaan
bentuk dan tipe enzim telah digunakan pada variasi pakan utama unggas untuk
mengubah pemanfaatannya dan akhirnya menjaga kesehatan dan produksi ayam
broiler. Penggunaan satu atau campuran enzim pada pakan bergantung pada
kualitas dan kesesuaian enzim ini dengan kesehatan dan produksi unggas.
Pemberian
enzim tidak terlalu signifikan hasilnya pad umur 21 hari. Efek dari enzim akan
terlihat saat unggas berumur 42 hari. Sesuai dengan perkembangan umur dari
unggas, kemampuan pencernaannya pun juga bertambah dan terjadi peningkatan
mikrobia dimana efek dari enzim eksogen yang tampak lebih jelas dan ikut
mengatur seluruh kegiatan mikroflora.
Rata-rata
pertumbuhan akan menurun secara signifikan dengan penambahan enzim pada level
yang berbeda. Ketika konsumsi pakan tertinggi dengan konsentrasi enzim terendah
dan konsentrasi enzim ditambah, maka konsumsi akan menurun secara signifikan.
Perlakuan enzim pada pakan (barley) dapat mengurangi panjang relatif dari duodenum, jejenum,
dan ileum. NSP dapat menambah daya viskositas saluran digesti dan mencegah
sentuhan efektif antara enzim dan substratnya.
Enzim dapat
membantu menambah penggunaan biji-bijian dalam pakan. Penggunaan enzim
eksogenus juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas daging ayam. Enzim
eksogenus (xilanase dan betaglukanase) dapat meningkatkan
performa konsumsi broiler pada pakan gandum, apalagi selama masa pertumbuhan.
Enzim ini diberikan sekitar 200mg/kg. Suplementasi
0,20 % enzim Phylazim dalam ransum yang menggunakan 30 % dedak padi dapat meningkatkan
pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum broiler umur 2 – 6 minggu. Penggunaan 30 % dedak padi
tanpa tambahan enzim Phylazim dalam ransum broiler umur 2–6 minggu ternyata
menurunkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum jika dibandingkan dengan kontrol
(ransum dengan 15 % dedak padi).
REFERENSI
Candrawati1 D. P. M. A, N. M. Witariadi I. G. N. G. Bidura, dan M. Dewantari. 2006. Pengaruh
Suplementasi Enzim Phylazim Dalam Ransum Yang Menggunakan 30 % Dedak Padi
Terhadap Penampilan Broiler. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas
Peternakan, Universitas Udayana. Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan,
Universitas Udayana, Denpasar.
Wenk. C . 2000. Recent advances in animal feed additives such
as metabolic modifiers, anti microbial agent, probiotics, enzymes and higly
available mineral. Institute of Animal
Sciences, Nutrition Biology, ETH Zurich, Swizeland. 1: 86-95
Allen, C.M., Bedford, M.R. &
McCracken, K.J., 1995. A synergistic response to enzyme and antibiotic
supplementation of wheat-based diets for broilers. In: Proc. 10th Eur.
Symp. on Poult. Nutr., 15-19 Oct. 1995, Antalya, Turkey. pp. 369-370.
Lim, H. S., H. Namkung, J. S. Um, K. R. Kang, B. S.
Kim, and I. K. Paik. 2001. The
Effects of Phytase Supplementation on The Performance
of Broiler Chickens Fed Diets with Different Levels of Non-Phytase Phosphorus.
Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14 (2) : 250 – 257
Simbaya, J., B. A. Slominski, W. Guenter, A. Morgan
and L. D. Cambell. 1996. The
Effects of Protease and carbohydrase on The Nutritive
Value of Canola Meal for Poultry : In Vitro and In Vivo Studies. Anim. Feed.
Sci. Technoll. 61 : 219 – 234.
No comments:
Post a Comment