Malaysia
klaim tortor dan gondang sembilan
Oleh: Sandi Suroyoco
Sinambela.
Sungguh memalukan sikap
malaysia yang mengklaim tor-tor dari batak toba, dan gondang sembilan dari Mandailing.
Budaya ini sudah lama ada sejak kemunculan orang batak di Sumatra tepatnya dari
Samosir, Pusuk Buhit. Gondang sembilansudah
ada sejak 500 tahun lalu di Mandailing. Kog malaysia sangat nekat yah! atau memang karna
serakah? Oh gitu, ga pernah lihat orang batak marah berarti. Mmmmm kita
patutnya sangat kecewa.
Setelah
sengketa perbatasan pantasnya Indonesia harus belajar menghadapi tetangga yang
usil ini. Indonesia harus bertindak tegas, diplomasi seperti main
kucing-kucingan aja bagi mereka. Lalu sebagai bangsa yang dulunya terpandang,
apa yang harus kita perbuat? Kita ini adalah guru mereka, dulu banyak tenaga
pengajar yang dikerahkan ke mereka, tapi rasanya kog malah meraja lela? Sudah dikasi
hati minta jantung, sudah dikasi jantung, malah mau nginjak.
Perkataan pak Ruhut itu benar juga Indonesia harus
memberikan sock terapi. Orang batak
akan sangat terpukul dengan mendengar kabar ini. Tak terbayangkan lagi jika
budaya ini hilang maka orang batak akan hilang juga. Jangan bertindak gegabah
lagi indonesiaku, sebab jika warga langsung yang turun tangan maka akan memakan
korban. Terlebih lagi jiwa keras batak akan mudah muncul, tiang di bayar tiang
artinya bisa saja kami nekat karna kami sudah dicuri! mana harga diri yang
selama ini menjadi gambaran kami? Budaya batak diambil! sama dengan mengambil orang
batak itu sendiri.
Menyikapi tindakan konyol malaysia ini saya
sebagai orang batak yang cinta dengan budaya batak siap mempertahankan budaya
ini meski darah harus tumpah. Karna budaya itu hilang berarti aku hilang. Kita
harus paham satu hal, kemanapun orang batak dia selalu membawa budaya. Budaya
itu menempel keras pada dirinya, lalu malaysia ingin memisahkan?
Bagai mana ketegasan dari pemerintah? Satu kali kau sakiti hati ini sudah ku
maafkan dua kali kau sakiti hati ini juga ku maafkan. Ketiga kali Indonesia
ngapain yah? Pemerintah salah langkah, kalau
terpancing bisa-bisa tahun kedua
Sumatra Utara berdarah. Belajar dari kesalahan kalau tidak Indonesia yang akan
merasa bersalah karena ketidak tegasannya.
Penulis adalah mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro
Semarang, pecinta budaya batak
Hp: 081263545630
No comments:
Post a Comment