Mengingat
kembali kata-kata bang Piter
By: Sandi Suroyoco
sinambela
Kata-kata ini berulang-ulang saya dengar dari
perbincangan kami. Tidak akan pernah
lupa, bang Piter mengatakan itu kepada saya. Tidak lama setelah saya
menginjakkan kaki di Semarang beliau memang sudah mengatakan kata yang
sederhana itu berulang kali kepada saya.
Ternyata sudah dua tahun saya masih punya tugas yang sangat banyak dari
kata-kata itu. Ya. Tidak terpengaruh dari bergulirnya waktu, jadilah pelaku firman dan
bukan hanya pendengar karna pada hakikatnya iman tampa perbuatan adalah mati ‘ujarnya.
Beliau pernah bercerita kepadaku’ seorang ibu yang
sangat baik di suatu komplek. Ibu itu
tidak pernah lupa memberikan sesuatu yang dia miliki kepada tetangganya tak
terkecuali makanan yang dia punya. Dia membeli
sayur, maka nantinya dia membagibagikannya, dia membeli goreng dan dia juga
membagi-bagikannya, dan masih banyak kebaikan yang lainnya. Tak heran bahwa dia sangat disenangi oleh
tetangganya. Namun satu hal yang tidak
ia belum berikan kepada tetangganya itu.
Dia tidak menyampaikan firman yang telah dia ketahui dan dia dapatkan
dari orang lain. Tidak pernah memberi tahu apa yang dia lakukan dan yang
didapatkan dari firman tersebut. Dan tiba waktunya telah habis didunia si ibu
itu berada di surga.
Ketika dia dibawa berjalan-jalan keliling neraka
dia melihat seluruh tetangganya menjerit. Penuh gertakan gigi. Datu pertanyaan yang terlontar kepadanya. Engkau
sungguh baik tetapi Mengapa yang satu ini
tidak engkau beritau kepadaku. Tidak tau perasaan bersalah yang sebesar apa
yang di embannya. Namun itu adalah
sebuah cerita yang mendorong kita melakukan firman yang kita dengarkan
Cerita tentang seorang ibu itu mengingatkan aku
dengan pentingnya melakukan firman Nya.
Tiba tiba diam sejenak dengan melihat sebuah
kotak. Kali ini saya diingatkan dari bungkus kosong sebuah rokok. ‘Talk less
do more’ seusai membaca ini saya langsung teringat amanah bang Piter. Berbicara sedikit berbuat banyak. Relasinya adalah tindakan harus lebih
banyak. Meskipun makna sebenarnya dari
bungkus rokok itu adalah merokok banyak, namun saya menyikapinya positif.
Ternyata objek apapun dapat kita gunakan sebagai
penguat iman kita. Karna kejadian
itu. Saya hati saya semangat 45 untuk
membuka alkitap dan mencari nats yang mendukung dengan hal ini.
Tidak lama kemudian saya mendapatkan nats yang saya cari-cari. Yakobus 1: 16-27, berusaha membaca dengan
memahaminya. Saya mendapat garis-garis
besar dari topik tulisan ini. Yakobus mengingatkan
kita agar memperhatikan orang dilingkungan kita. Segi ekonomi, penyakit,
penderitaan anak-anak dan perempuan, orang-orang yang menderita, dan yang
paling penting adalah pengabaran firman Nya. Itulah gambaran tindakan yang harus kita
lakukan setelah kita mendengarkan firmsn.
Setelah berapa kali membuat suatu kesimpulan,
dihati saya tersirat bahwa saya harus menjaadi seorang pelaku firman, dan bukan
hanya pendengar ataupun yang hanya memberitakannya saja.
Semoga kata yang berulang kali saya dengarkan atau
bahkan sangat sering saya lihat ini dapat menjadi kekuatan baru untuk melakukan firman
Tuhan.
,,,Trimakasih bang piter,,,
1 comment:
cemunguth san!
Post a Comment