Susi Watina Simanjuntak.
By: Sandi Suroyoco Sinambela
Aku mengenal Susi Watina Simanjuntak saat sudah
kuliah di Undip. Saat saya mengetahui
bahwa dia adalah anak sipoholon aku pura-pura anak sipoholon aja deh. Hahahaha
anak ‘Sandaran’. Kejadiannya ketemu di PAB NHKBP. Dia menceritakan tentang abangnya Hermanto
Simanjuntak dulunya sekolah di SMA N. 1 Siborong-borong. Kebetulan aja aku mengenal abangnya jadi kami
dapat cerita panjang lebar. Sebenarnya aku
mengenal abangnya karena dulu Hermanto sering
dia ajak saudara saya Suanro Sinambela mampir kerumah.
Sepertinya tingkah laku Susi Simanjuntak hampir
sama dengan Abangnya. Mereka sangat
pemalu. Sampai saat ini saya belum bisa
melupakan bang Hermanto yang tadinya sudah berada di halaman rumah kami. Sepertinya dia berniaat ingin berangkat bareng
ke sekolah bersama dengan abang saya Suanro. Ehh ternyata saat kakak ku keluar rumah, malah
dia jadi berbalik arah. Lucu rasanya
melihat itu. Saat itu saya berada di
samping rumah dan bang Hermanto tidak memperhatikannya. Sambil tertawa saya memanggil bang Suanro. Bang lihat temanmu! Bang Hermanto! tadi takut
sama kak betni! dia langsung kabur. Ai dia
do muse, lot ma songoni botih sahut abangku sambil tersenyum.
Memang bagus juga sih kalo cewek pemalu, akan
semakin feminim. Kalo dipikir-pikir Susi
sudah hampir sama dengan putri Solo ‘kemayu’.
Saya sering chating sama dia, first chat is “hai girl”. Dia jawab hay
boys. Selalu saja begitu. Biasanya nanya
posisi, udah gitu doang.
Aku pernah membaca kutipannya. Isinya sangat
jujur. Kutipan yang takkan pernah lupa dari pikirannya " Raih dahulu baju
Sarjana mu’’’’ baru raih
baju pengantin mu”. Kata-katanya
simpel tak ada yang rahasia disini. Dari
kata-kata ini aku dapat membaca bahwa sebenarnya dia adalah gadis yang simpel. Dia sangat sederhana. Dia berbicara apa adanya. Dia adalah gadis
yang jujur.
Meskipun dia adalah gadis yang pemalu saya tetap
mengambil sisi positifnya. Dia adalah
gadis yang pintar. Berjuang sekuat
tenaga untuk mendapatkan hasil yang terbaik diperkuliahannya. Saya harus akui
jempol untuk itu.
Saya menyorotnya karna mungkin ada sesuatu dibalik
semua ini. Saya ingin dia menjadi
dirinya sendiri. Dia bangkit dari apa
yang kurang saat ini. Dia mampu
memberikan pengaruh pada temannya. Saya sangat
menunggu nunggu dia memutus sifat malunya. Dia harus lebih berani berkomunikasi kepada
setiap orang yang menjadi patnernya. Dia
anak yang pintar, justru itu dia harus lebih komunikatif supaya yang dia
ketahui bisa teraktualisasikan dengan baik.
Semoga dengan tulisan singkat ini dapat memberi
kekuatan baru untk meningkatkan semangatmu meraih yang terbaik dalam hidupmu.
.... jangan pernah melupakan temanmu....
......karna itu adalah kebodohan terbesar dalam
hidupmu....
Maaf tulisan ini agak sedikit rancu
2 comments:
hai susi, aku dah perbaiki loh blognya
Post a Comment