1001 sahabat
By: Sandi Suroyoco
Sinambela
teman SD ku, SD negeri 2
Siborongborong. Entah kenapa wajah anak
yang satu ini masih merekat di pikiranku.
Dulunya dikelas dia adalah siswa yang paling kecil dan acap kali kami
panggil si ampudan (si bungsu). Dia sangat pemalu. Bersembunyi di belakang mamanya adalah
kebiasaan yang dilakukan saat melihat temannya.
Dipasar orang tuanya
mengoperasikan mesin penggiling beras, kopi dan lainnya. Tepat disamping pintu
pasar berdekatan dengan lapak para penjual jeruk dan di depannya ada penjual
ikan tawar. Saya sering memperhatikannya
tampa sepengetahuannya.
Sewaktu SD saya sering membantu namboru berjualan
jeruk. Dari lapak namboru kelihatan
jelas dia ikut membantu ibunya. Jika saya lewat pasti dia malu dan tersenyum. Dia bukanlah anak yang pintar, anak ini
biasa-biasa saja. Meski tak juara dia
sangat tekun dengan yang namanya tugas rumah.
Lain dengan tingkah saya waktu SD. SD aku hampir terbilang jari
mengerjakan tugas.
Setelah lulus SD dia melanjutkan SMP di
Bogor. Itu sebabnya kontak kami dengan
dia hilang sama dengan Febri Manalu.
Kitika saya membuka FB entah kenapa tumbuh niat
untuk mencari teman teman SD. Memang lucu rasanya mengingat mereka. Berkali kali saya mengetik nama elnopita sari
dengan harapan ketemu dengan orang yang tepat. “Eh malah salah orang”
Iseng-iseng
membuka grup SD ternata nama elnopita ada disana. Saya meng-add dia. Berselang astu menit dia langsung comfirm. Aku berpikir bahwa dia masih ingat aku. Kemudian dia tanya di wall. “siapa yah?” pertama sih merasa aneh aja,
masa aku kenal dia tapi dia ga kenal sama sekali. Aku balas saya Sandi Suroyoco Sinambela teman
SD kamu. Dia balas ohh,,, sorry yah aku
lupa. Parah kamu El, masa ga ingat temannya lumbando waktu SD loh. Dia tetap tidak ingat.
Aku membaca profilnya. Dia sedang dijakarta trus
aku tanyain dijakarta dimana. eh
ternyata dia di Pasar Minggu. Waktu itu saya lagi libur kuliah dari
Semarang ke Depok. Ketepatan ajah Depok
dengan Pasar Mingu dekat. Saya berniat
mengunjungi dia. Sudah berencana agar
gereja bareng ama dia, namun gagal.
Saya hanya berpikir bahwa mungkin ga saatnya kami
bertemu. Dikesempatan lain pasti ada
waktu yang tepat.
Cerita bertemunya
alumni SD siborong-borong di Jakarta pasti akan tercapai.,,,
No comments:
Post a Comment