SANDI S
SINAMBELA.
Sand = pasir
Apakah nama adalah bagian dari gambaran perilaku?
Mungkin
saja! Ini adalah cerita nyata dari
hidupku. Diawal-awal saya mengira bahwa
nama saya (sandi) adalah sebuah nama umum yang diberikan orangtua kepadaku, atau sebut
saja nama pasaran yang beredar banyak di muka bumi ini.
Semester lima saya merasakan ada yang aneh muncul bagi perilaku saya.
“Pengambilan keputusan sangat susah untuk saya
lakukan”.
Saya terpikirkan dengan arti sebuah nama yang saya tuliskan diblog. Ketika itu saya hanya mengartikan nama kedua
saya yakni SUROYOCO (pemimpin yang gesit, lincah, dan tepat waktu). Saya berpikir kenapa saya tidak mengartikan
nama pertama? Saya termenung dan
menememukan yang saya cari.
Sand adalah
pasir. Pasir dapat dengan mudah terbawa
air dan mudah terbawa angin.
Itu bukan? Apakah
pendiskripsian objek pasir adalah hal yang negatif pada perilaku manusia? Bukankah pasir adalah objek yang mudah
terombang-ambingkan? Saya flasback
kehidupan saya memang benar adanya. Lalu
bagai mana tanya hati. Saya sempat
berpikiran negatif dan mulai tidak percaya diri.
Hanya selang
beberapa menit pertanyaan datang lagi.
Bukankah pasih ada kelebihannya? Pikirku, masa saya
seperti air di daun talas?
Memang tidak
akan baik adanya jika bangunan di bangun diatas pasir, tetapi bukankah bangunan
itu terbentuk karena pasir? Dengan
pertanyaan ini pemikiran saya kembali lagi positif.
Harus ada semen,
harus ada batu, harus ada besi, harus ada kawat, dan harus ada kayu. Pasir dapat
berdiri kokoh bukan!
Maka untuk itulah seorang sandi harus berada dan bersama-sama orang
bersifat semen, bersifat batu, dan lainnya.
Jika seorang sandi ingin berdiri kokoh maka sandi harus bisa bergaul.
No comments:
Post a Comment